Volubit.id — Diskusi teknis dan akademis seputar blockchain terus berkembang dan masih terus diproduksi seiring berjalannya waktu. Jika konsensus purba ihwal blockchain jamaknya dipahami dalam kerangka satu kesatuan arsitektur yang tak terpisahkan, belakangan muncul pemahaman anyar bahwa blockchain terdiri dari sejumlah komponen yang saling terhubung namun dapat dipreteli, terutama dalam konteks fungsi utamanya sebagai buku besar akuntansi. Cakrawala anyar inilah yang mendorong kemunculan narasi blockchain modular, sebagai alternatif pelampauan blockchain monolitik.
Dalam kerangka modularis, blockchain publik terdiri dari empat lapisan utama atau layer, yakni execution layer, settlement layer, consensus layer, dan data availability (DA) layer. Empat elemen layer pada blockchain ini adalah mekanisme penting yang menopang seluruh sistem blockchain, terutama dalam memproses dan menyimpan transaksi. Setiap elemen ini memiliki fungsi tersendiri yang memastikan bahwa data transaksi tidak hanya dapat diakses, tetapi juga valid dan tidak dapat diubah oleh pihak mana pun.
Sistem blockchain ibarat sebuah mesin yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan untuk menghasilkan satu hasil yang utuh. Jika satu elemen saja mengalami gangguan atau tidak bekerja dengan semestinya, maka seluruh transaksi di dalam jaringan dapat terganggu.
Keempat lapisan ini juga berfungsi sebagai sistem kontrol dan verifikasi yang mengamankan transaksi dan memastikannya tetap tak berubah setelah tercatat. Rangkaian proses di empat lapisan inilah yang membedakan blockchain dari sistem keuangan tradisional, karena tidak ada satu pun pihak yang bisa mengubah atau memanipulasi transaksi.
Cara kerja sederhananya, execution mengeksekusi instruksi transaksi; settlement memastikan transaksi dicatat secara final; consensus memverifikasi validitasnya; dan data availability menjamin data tersedia dan dapat diakses semua pihak yang memerlukan. Dengan kombinasi ini, blockchain dapat menawarkan transparansi sekaligus keamanan tingkat tinggi.
Setiap elemen memainkan peran yang berbeda namun krusial. Layaknya roda gigi di dalam sebuah mesin, setiap elemen ini perlu bekerja secara sinkron untuk menciptakan sistem yang kuat dan terpercaya. Jika salah satu saja tidak berjalan dengan benar, keandalan sistem secara keseluruhan bisa terganggu.
Untuk pemahaman yang lebih utuh, ada ilustrasi sederhana bagaimana mekanisme keempat layer ini bekerja secara kronologis dalam kasus nyata. Misalnya, Bombom melakukan swap 1 ETH dengan DAI via Uniswap di blockchain Ethereum. Bagaimana setiap lapisan blockchain memproses perintah transaksi Bombom?
1. Execution: Komando Transaksi
Begitu Bombom memulai transaksi di Uniswap, sistem langsung mencatat instruksi dasar: menukar 1 ETH miliknya dengan sejumlah DAI sesuai harga yang berlaku. Uniswap bekerja dengan smart contract yang menjalankan instruksi berdasarkan aturan yang telah disepakati.
Di sinilah lapisan execution mengambil peran. Smart contract di Uniswap mulai menjalankan logika dasar transaksi ini, memastikan bahwa Bombom memiliki cukup saldo ETH di wallet, kemudian menghitung berapa jumlah DAI yang akan diterima. Persis seperti kasir toko yang memeriksa barang di keranjang pembeli, execution layer memproses instruksi awal transaksi ini tanpa ada campur tangan pihak ketiga.
2. Settlement: Penyelesaian Transaksi
Setelah instruksi dasar diperintahkan, settlement layer memastikan bahwa transaksi ini bersifat final dan tidak bisa diubah lagi. Kasir smart contract yang tadi bekerja pada lapisan execution kini akan memindahkan 1 ETH milik Bombom ke liquidity pool Uniswap, sekaligus mentransfer DAI yang setara ke wallet Bombom.
Proses ini dapat diibaratkan seperti kasir toko yang menyelesaikan pencatatan dan memastikan pembelian sudah tuntas dan tidak bisa dibatalkan. Begitu 1 ETH Bombom dipindahkan, transaksi ini resmi selesai. Baik Bombom maupun Uniswap tidak bisa lagi membatalkan atau mengubahnya.
3. Consensus: Kesepakatan di Jaringan
Setelah settlement selesai, transaksi Bombom masih harus melalui consensus layer untuk diverifikasi. Di blockchain Proof of Stake (PoS) Ethereum, konsensus dijaga oleh validator. Para validator ini bekerja sama untuk memeriksa apakah transaksi Bombom sah: apakah saldo Bombom memang cukup, apakah transaksi sesuai dengan aturan, dan apakah instruksi swap dieksekusi dengan benar.
Sistem ini ibarat toko besar yang setiap catatan transaksinya diverifikasi oleh tim pengawas internal. Semua validator ini harus mencapai kesepakatan bahwa transaksi Bombom telah diproses sesuai aturan, sebelum kemudian dicatat secara permanen dalam blockchain. Setelah konsensus tercapai, transaksi Bombom mendapat cap “sah” dari jaringan Ethereum.
4. Data Availability: Penyimpanan Data untuk Publik
Setelah transaksi Bombom disetujui, DA layer memastikan bahwa informasi transaksi ini tersedia dan dapat diakses oleh semua orang. Di blockchain Ethereum, setiap transaksi tersimpan dalam blok yang ditambahkan ke rantai utama, yang dapat diakses publik melalui berbagai block explorer.
Proses ini bagaikan papan pengumuman digital yang dibuat toko untuk pembelian barang oleh Bombom. Artinya, transaksi Bombom akan tercatat secara permanen, memungkinkan siapa pun untuk melihatnya tanpa bisa mengubah atau menghapus data tersebut. Informasi ini akan tersedia secara terbuka di jaringan Ethereum, menjadikan blockchain sebagai catatan publik yang tidak bisa direkayasa.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang