5 Fakta Debat Listing Fee Binance vs Coinbase yang Panas di Twitter

Volubit.id — Jagat kripto tengah dihebohkan oleh perdebatan terbuka antara dua raksasa bursa kripto dunia: Binance dan Coinbase. Semuanya bermula dari satu cuitan yang menyeret topik lama namun sensitif: biaya listing. Isu ini seperti rahasia umum yang jarang dibuka di ruang publik. Namun kali ini, tudingan soal “mahalnya biaya listing” di Binance, yang berujung pada adu argumen dengan eksekutif Coinbase, menjadikannya tontonan publik paling panas di Twitter pekan ini.

Drama ini tidak hanya menyingkap sisi gelap bisnis di balik bursa kripto, tapi juga memperlihatkan perbedaan filosofi dua kubu besar: Binance dengan pendekatan pragmatis-berbasis bisnis, dan Coinbase dengan idealisme “membangun sesuatu yang bermakna”. Dalam sekejap, perdebatan itu meluas ke seluruh komunitas kripto. Dari developer proyek hingga bursa lain seperti Hyperliquid, MEXC dan Kraken ikut menimpali. Semuanya bicara tentang satu hal yang sama: seberapa mahal harga sebuah mimpi untuk bisa terdaftar di bursa besar?

1. Berawal dari Limitless

Pada 14 Oktober, bos proyek pasar prediksi kripto Limitless, CJ Hetherington, menuduh Binance menawarkan skema listing yang penuh syarat. Ia membocorkan rincian penawaran listing yang disebut datang dari pihak Binance: mulai dari 1% airdrop di hari pertama, 3% tambahan enam bulan kemudian, 1% untuk “marketing” di bawah kendali Binance, hingga deposit keamanan senilai $2 juta dalam BNB untuk listing di pasar spot. Ada pula kewajiban menyediakan 100% likuiditas di PancakeSwap senilai lebih dari $1 juta dolar, serta $250 ribu sebagai jaminan keamanan.

Sebagai pembanding, Hetherington menyebut Coinbase hanya meminta mereka “membangun sesuatu yang bermakna di Base.” Cuitan itu sontak meledak. Komunitas kripto menuduh Binance menjadikan listing sebagai ladang pungli terselubung, sementara Coinbase dipuji karena idealismenya. Eksekutif Coinbase Jesse Pollak bahkan menulis bahwa “listing seharusnya gratis di exchange.” CJ juga mengunggah tweet akunnya diblok eks bos Binance Changpeng Zhao alias CZ beberapa saat kemudian.

2. CZ Binance Serang Balik

Sehari kemudian, CZ membalas dengan gaya khasnya yang tajam namun santai. “Orag ini benar-benar sedang mencari perhatian. Tapi betapa menyedihkannya, saya bahkan tidak tahu siapa dia sampai dia memposting gambar palsu yang mengatakan saya memblokirnya,” tulis CZ menimpali tweet CJ. Ia mengaku tidak tahu siapa CJ sebelumnya dan menuduhnya mencari sensasi dengan memalsukan tangkapan layar bahwa Twitternya diblok. Ia kemudian mengeluarkan untaian panjang tentang filosofi listing fee. Menurutnya, proyek yang kuat tak perlu membayar untuk bisa masuk bursa.

“Kalau proyekmu kuat, exchange akan berlomba untuk melisting tokenmu,” katanya. Menurut CZ, tidak semua biaya listing harus dipandang buruk. Ia menjelaskan bahwa ada tiga model umum: bursa yang melisting semua token (namun berisiko banyak scam), bursa kecil yang mengandalkan listing fee sebagai sumber pendapatan, dan model kombinasi seperti Binance yang meminta airdrop atau deposit untuk melindungi pengguna dari proyek gagal. “Ini bukan hitam putih. Semua tergantung model bisnis masing-masing,” ujarnya.

3. Hyperliquid dan Bursa Lain Ikutan

Pernyataan CZ langsung mengundang reaksi dari berbagai bursa. Hyperliquid menulis di akun resminya bahwa mereka tidak punya biaya listing sama sekali. “Di Hyperliquid, tidak ada biaya listing, tidak ada penjaga gerbang,” tulis Hyperliquid. Mereka menyebut bahwa siapa pun bisa meluncurkan aset di jaringan mereka dengan hanya membayar gas fee, tanpa izin atau biaya tambahan. Kraken, bursa lama asal AS, ikut menyindir dengan menyebut mereka sudah lama listing token BNB, rival utama Coinbase.

Sedangkan MEXC, memilih nada moderat. Pihak bursa mengaku memang memungut biaya listing, tapi kecil dan biasanya digunakan untuk promosi proyek. “Tidak ada model yang benar atau salah,” kata Eksekutif MEXC, Cecilia Hsueh. “Yang penting proyek bisa memilih bursa yang paling cocok dengan mereka.”

4. Listing di Coinbase Tidak Sepenuhnya Gratis

Kerangka narasi yang mengesankan Coinbase tidak memungut biaya listing mendapat bantahan. Ada yang menyatakan bahwa Coinbase tetap memungut biaya secara tidak langsung, seperti kewajiban menyimpan sebagian token di Coinbase Custody. Pernyataan itu juga menyebut tim Coinbase tetap melakukan proses seleksi ketat lantaran menurutnya sekitar 90% proyek yang mengajukan listing di Coinbase ditolak. Pernyataan ini menampar narasi “siapapun bisa listing di Coinbase” yang digaungkan Jesse Pollak.

5. Coinbase Bakal Listing BNB

Ironisnya, di tengah panasnya perdebatan, Coinbase justru mengumumkan bahwa mereka akan memasukkan BNB ke dalam daftar roadmap listing mereka. Pengumuman itu datang hanya beberapa hari setelah debat soal listing fee pecah. Coinbase Markets menyebut bahwa perdagangan BNB akan dimulai setelah dukungan infrastruktur dan market-making siap. Langkah ini dianggap sebagai “strategi simbolik” yang menegaskan bahwa perang opini tak bisa menghapus fakta bahwa bisnis tetaplah bisnis.

Sementara itu, core contributor proyek Virtuals Protocol membantah tudingan bahwa Binance memungut biaya listing dari mereka. Bisa jadi konteks tersebut menjadi alasan mengapa VIRTUAL belum dilisting di Coinbase walaupun merupakan proyek native jatingan Base.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *