1. Diserang Komunitas
Para pemain menilai tim berulang kali menggemborkan update besar yang ternyata jauh dari ekspektasi. Rangkaian pengumuman itu memicu harapan palsu dan mendorong pemain menambah modal untuk belanja kartu yang berujung loss. im dianggap tidak pernah mendengarkan komunitas. Fitur yang dibangun tak sesuai kebutuhan pemain, sementara janji tim termasuk soal TGE dianggap berubah-ubah dan akhirnya dibatalkan. Tuduhan paling tajam menyebutkan hubungan tim dengan komunitas dibangun di atas kebohongan: mulai dari arah pengembangan, kondisi runway, hingga alasan di balik setiap perubahan besar. Investor proyek juga mengaku tak pernah menerima update, laporan perkembangan, atau gambaran arah produk—sebuah sinyal buruk meski hal seperti ini tidak asing di dunia kripto.
https://x.com/aibra/status/1988801352277913614
2. Umumkan Tidak TGE
Tim Fantasy dikabarkan membatalkan rencana TGE untuk token FAN. Keputusan yang langsung memicu gelombang kemarahan di komunitas. Selama hampir dua tahun, pemain dan investor merasa digiring oleh berbagai isyarat, teaser, dan pernyataan samar yang menimbulkan ekspektasi bahwa TGE akan menjadi jalan keluar bagi kerugian besar dan penurunan nilai aset mereka. Tim beralasan Fantasy Top saat ini berada dalam net loss, kurang diminati dan tidak memiliki produk market fit (PMF) yang kuat, sehingga peluncuran token tidak perlu karena malah bisa menjadi sarana exit bagi founder untuk mengekstraksi profit. Langkah ini dikecam lantaran seharusnya tim tidak meluncurkan sistem poin jika tidak akan meluncurkan token.
3. Dirumorkan Shutdown
Kabar shutdown Fantasy sebenarnya muncul bukan karena ada pengumuman resmi, melainkan karena kondisi proyek yang membuat komunitas menyimpulkan sendiri bahwa game ini sudah mati secara alami. Hingga akhir 2025, tim tidak pernah mengeluarkan pernyataan penutupan. Namun tanda-tandanya dianggap sangat jelas: aktivitas trading merosot tajam, revenue harian tidak lagi menutupi biaya, prize pool terus diperkecil, mode baru tidak berhasil menarik pemain, dan komunikasi dari tim nyaris hilang sejak Agustus. tim menyebut langkah itu dilakukan untuk memperpanjang runway menjadi sekitar 7–12 bulan.
Currently a 35% chance that Fantasy Top caves to the backlash, and reverses its decision to shut down their main product and not TGE in the next 2 weekshttps://t.co/PDZREvk2b6 pic.twitter.com/4rjg0c8Kb4
— Context (@context) November 13, 2025
4. Cuan $15 Juta
Fantasy diperkirakan mengumpulkan $15 juta hingga $21 juta setara sekitar 6300 ETH dari penjualan kartu, biaya pasar, dan turnamen selama fase Blast. Pendapatan besar itu tidak membuat produk berkelanjutan. Setelah dua pekan pertama yang meledak, ekonomi game langsung merugi dan bergantung pada treasury sehingga memunculkan kritik bahwa dana besar itu tidak kembali pada inti produk.
5. Sudah Pindah ke Base
Pada Juli 2025 Fantasy Top memindahkan operasional dari Blast ke Base. Tim menilai Base menawarkan biaya rendah, pengguna aktif, dan ekosistem SocialFi yang cocok dengan model Fantasy. Namun migrasi itu tidak menghadirkan traksi baru. Perpindahan tersebut menjadi pukulan bagi Blast karena Fantasy menyumbang sebagian besar pendapatan aplikasinya dan menandai keluarnya proyek besar dari jaringan itu.


