9 Jenis Scam Kripto yang Paling Banyak Makan Korban dan Tips Menghindarinya

Volubit.id — Industri kripto yang kompleks dan masih berkembang banyak menjadi sasaran para pelaku scam atau penipuan. Penjahat-penjahat ini memanfaatkan sifat dasar blockchain yang anonim dan kurangnya pengetahuan korban akan teknologi tersebut untuk melancarkan aksi pencurian aset kripto.

Platform keamanan blockchain CertiK melaporkan, di paruh pertama 2024, lebih dari $1,1 miliar atau sekitar Rp17,8 triliun aset kripto lenyap akibat scam dan peretasan.

Phishing menjadi aksi penipuan yang paling banyak terjadi. CertiK mengungkapkan, ada 150 kasus phishing dalam periode ini dengan kerugian sebesar $497,7 juta (Rp8 miliar).

Ada dua skema penipuan yang umum terjadi di industri ini. Pertama, pelaku penipuan mencoba memperoleh informasi terkait wallet digital korban untuk menguras isinya. Kedua, pelaku mencoba mempengaruhi korban untuk melakukan transfer kripto.

Salah satu cara menghindari scam kripto adalah dengan mengetahui dan mengidentifikasi modusnya agar tak terjerumus. Berikut ini 9 jenis scam kripto yang paling banyak terjadi dan paling banyak makan korban.

1. ICO Palsu

Initial Coin Offering (ICO) sebenarnya bertujuan untuk mengumpulkan dana sebelum merilis proyek mata uang kripto baru. Dana yang dihasilkan akan digunakan untuk mendukung pengembangan jaringan.

Namun ada juga pengembang yang pura-pura meluncurkan ICO, tapi tanpa ditunjang oleh teknologi atau infrastruktur apapun. Biasanya pelaku menjanjikan keuntungan selangit dari token abal-abalnya demi menarik minat calon investor.

Penipu juga akan membuat situs ICO palsu dan menyebar iklan palsu. Mereka kemudian meminta investor untuk menyetor sejumlah uang kripto ke wallet mereka tanpa ada timbal balik token.

Agar terhindar dari penipuan ini, baca Whitepaper proyek dan pastikan blockchain serta roadmap di dalamnya jelas, seperti whitepaper Bitcoin atau Ethereum. Jika whitepaper suatu proyek terlihat seperti buku promosi, maka bisa jadi proyek di dalamnya merupakan scam.

2. Rug Pull

Rug pull terjadi saat pelaku meluncurkan proyek token atau NFT baru dan mencoba meraup banyak uang dari proyek tersebut. Biasanya setelah token diluncurkan, pelaku akan melakukan skema pumping atau menaikkan harga token untuk menarik investor.

Setelah dana yang terkumpul cukup besar, pelaku akan menarik semua dana yang masuk secara tiba-tiba sampai harga token menjadi tak bernilai. Para pelaku akan langsung menghilang, meninggalkan proyek, dan membawa kabur uang investor.

Hindari rug pull dengan mengidentifikasi tim pengembang yang tercantum di dalam whitepaper. Biasanya pengembang asli akan membuka ruang diskusi dengan pengguna di forum, seperti Discord atau Slack.

3. Skema Ponzi

Dilaporkan Britannica, skema ponzi cukup populer dalam sektor keuangan sebagai aksi penipuan investasi yang menawarkan keuntungan tinggi hingga tak masuk akal.

Skema ponzi bekerja dengan cara memberikan keuntungan kepada investor lama dari uang investasi yang didapat dari investor baru. Biasanya untuk menjerat investor baru, pelaku penipuan akan mengiming-imingi reward Bitcoin atau token berharga lainnya.

Tidak ada proyek apapun yang dilibatkan dalam investasi ini. Skema ini hanya berputar seperti lingkaran setan yang tak ada habisnya karena tak ada investasi yang dilakukan kecuali menargetkan investor baru.

Hindari skema ponzi dengan tidak langsung percaya kepada seseorang atau entitas yang menjanjikan investasi dengan imbal hasil yang tinggi dan tanpa risiko.

4. Phishing

Aksi phishing biasanya mengincar private key, serangkaian huruf dan angka yang berfungsi sebagai password, yang diperlukan untuk mengakses kripto di wallet korban.

Pelaku bekerja dengan mengirimkan email secara acak ke calon korban. Email tersebut berisi link yang tersambung dengan situs khusus yang mengharuskan korban untuk memasukkan private keys.

Setelah pelaku mendapatkan informasi private keys korban, mereka langsung menyedot semua dana yang ada di dalam wallet target.

Situs yang meminta private keys dipastikan merupakan scam karena private keys didesain untuk disimpan oleh pemilik wallet sendiri.

5. Romance Scam/Pig Buthering Scam atau Social Engineering Scam

Dilansir dari techtarget, modus penipuan ini menjerat korban dengan cara manipulasi psikologis. Pelaku romance scam biasanya mencari korban melalui situs kencan lalu mengajak korban untuk menjalin hubungan.

Pelaku akan berusaha mendapatkan kepercayaan korban dan upaya ini biasanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Korban yang terpedaya akan secara sukarela menyerahkan kepemilikan kripto mereka kepada pelaku.

Setelah berhasil melancarkan aksinya, pelaku akan menghilang meninggalkan korban.

Modus ini tidak hanya menyasar teman kencan, tetapi juga rekan bisnis, yang biasanya disebut juga dengan pig buthering scam atau social engineering scam.

Cinta memang buta, tapi jangan sampai menggerakkan otak untuk melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri. Jangan mudah terpedaya oleh orang lain, sekalipun orang tersebut menyatakan rela mati demi Anda.

6. Address Poisoning Scam

Address poisoning scam adalah aksi penipuan kripto dengan cara membuat alamat wallet palsu yang mirip dengan alamat wallet korban. Para pelaku berharap korban akan melakukan salah transfer, alih-alih ke alamat wallet yang dimaksud, justru masuk ke alamat wallet palsu yang sudah dibuat pelaku.

Untuk mengecoh korban, pelaku akan melakukan transfer kripto dalam jumlah kecil kepada korban dengan alamat palsu tersebut. Alamat asli dengan alamat palsu kemudian akan menyatu di riwayat transaksi sehingga kemungkinan korban untuk salah menyalin alamat dan salah transfer semakin besar.

Pelaku memanfaatkan kebiasaan trader-trader kripto saat hendak mentransfer, yang biasanya hanya melihat alamat wallet dari beberapa karakter awal dan akhirnya. Inilah mengapa proses transaksi kripto harus dilakukan dengan hati-hati karena kripto yang salah kirim ke wallet lain tidak akan kembali.

7. Giveaway Scam

Ada banyak unggahan scam di media sosial yang menjanjikan giveaway Bitcoin. Beberapa penipu bahkan menggunakan akun selebriti palsu untuk mempromosikan giveaway tersebut dan menarik korban.

Namun, saat korban mengeklik link giveaway yang tersedia, mereka akan masuk ke situs palsu yang mengharuskan verifikasi untuk bisa menerima bitcoin. Dalam proses verifikasi, korban diminta melakukan transfer kripto untuk membuktikan akun mereka merupakan akun asli.

Sayangnya, mereka yang mentransfer akan kehilangan dana tanpa mendapatkan giveaway apapun. Selalu ingat untuk tidak tergiur kripto gratis, termasuk dari akun selebritis terkenal.

8. Man In the Middle Attack

Saat pengguna login akun dengan menggunakan jaringan yang lemah seperti WiFi publik, semua data pribadi yang sensitif bisa dicuri pelaku kejahatan lewat serangan man in the middle. Data yang bisa diambil termasuk private keys yang bisa mengakses aset kripto di dalam wallet.

Hindari scam ini dengan tidak menggunakan sembarang WiFi dan hanya memakai jaringan pribadi.

9. Skema Pump and Dump

Pelaku penipuan biasanya mencoba memanipulasi (pump) harga sebuah token bernilai rendah dengan berbagai cara, salah satunya membeli token tersebut dalam jumlah besar. Setelah harga naik, penipu akan langsung menjual (dump) semua tokennya ke pasar.

Kenaikan jumlah pasokan bisa menyebabkan harga token turun drastis. Pelaku berhasil mendulang untung, investor lain gigit jari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *