Volubit.id — Coinbase kembali memasuki pasar penjualan token kripto dengan meluncurkan sebuah platform teregulasi untuk penawaran token perdana (primary token offerings). Langkah ini menjadi tonggak penting bagi investor ritel di Amerika Serikat (AS) yang untuk pertama kalinya sejak 2018 akan kembali mendapatkan akses terhadap penjualan perdana aset kripto di bawah pengawasan regulasi yang jelas.
Peluncuran ini juga menandai kembalinya Coinbase ke ranah Initial Coin Offering (ICO), sektor yang sempat booming pada 2017–2018 namun kemudian meredup akibat tekanan regulasi dan kejatuhan pasar.
Platform baru tersebut dibuat untuk menghadirkan transparansi, struktur, dan kepatuhan dalam proses penggalangan dana berbasis kripto. Coinbase berencana mengadakan sekitar satu penjualan token setiap bulan, dimulai dengan proyek Monad, sebuah blockchain Layer-1 yang berfokus pada skalabilitas dan efisiensi transaksi.
Announcing the MON public sale: the first ever token sale on Coinbase
The sale starts on November 17th and will be accessible in over 80 countries, including the U.S. 🇺🇸
More details belowpic.twitter.com/lOs7fv11kF
— Monad (mainnet arc) (@monad) November 10, 2025
ICO Monad
Penjualan token Monad (MON) dijadwalkan berlangsung pada 17–22 November. Pengguna yang memenuhi syarat dapat mengajukan permintaan pembelian selama periode satu minggu.
Setelah periode tersebut berakhir, algoritma alokasi Coinbase akan memproses pesanan dengan memprioritaskan pembeli kecil terlebih dahulu, kemudian secara bertahap mengakomodasi pembelian dalam jumlah besar untuk memastikan partisipasi yang merata.
Coinbase menyatakan, pengguna yang langsung menjual token mereka setelah perolehan akan menghadapi pengurangan alokasi dalam penjualan mendatang. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menekan aktivitas spekulatif jangka pendek (dumping).
Semua transaksi di platform ini akan menggunakan USD Coin (USDC), stablecoin yang didukung dolar AS dan diterbitkan oleh Circle. Investor diwajibkan memiliki akun Coinbase yang telah diverifikasi dan memenuhi standar kepatuhan (compliance) platform.
Untuk menjaga stabilitas harga dan mencegah manipulasi pasar, proyek yang meluncur melalui platform Coinbase akan dikenakan masa penguncian (lockup period) selama enam bulan.
Selama periode tersebut, pendiri maupun pihak terkait tidak diperkenankan menjual token mereka di pasar sekunder atau melalui transaksi over-the-counter (OTC) tanpa persetujuan dan pengungkapan publik dari Coinbase.
Partisipasi tidak dikenakan biaya bagi pembeli. Namun, penerbit token akan membayar biaya berdasarkan jumlah USDC yang terkumpul, di luar biaya listing yang berlaku.
Penjualan token Monad akan melepas 7,5% dari total suplai token, dengan target penggalangan dana sekitar $187,5 juta pada valuasi perusahaan senilai $2,5 miliar.
Kekhawatiran atas Struktur Distribusi Token Monad
Kendati peluncuran platform baru ini disambut positif sebagai upaya memperkenalkan mekanisme penjualan token yang lebih transparan, struktur distribusi token Monad menimbulkan perdebatan di kalangan analis dan komunitas kripto.
Data yang beredar menunjukkan, tim pendiri Monad menguasai sekitar 27% dari total suplai token, sementara investor venture capital memegang sekitar 20%. Hanya 7,5% dari token yang tersedia untuk penjualan publik, sementara 38,5% sisanya dialokasikan untuk pengembangan ekosistem dan kemitraan.
https://x.com/coinmamba/status/1987920188801728632
Model distribusi semacam ini menimbulkan kekhawatiran terhadap tingkat desentralisasi dan pemerataan kepemilikan. Proporsi kepemilikan yang besar di tangan pihak internal dianggap berpotensi menciptakan struktur tata kelola yang timpang karena keputusan strategis dapat didominasi oleh sekelompok kecil pemegang saham besar.
Beberapa analis juga menyoroti risiko dilusi terhadap investor ritel akibat besarnya porsi token yang disisihkan untuk ekosistem. Meskipun dana tersebut dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan jaringan dan mendukung kemitraan strategis, alokasi besar untuk dana ekosistem dapat melemahkan posisi investor publik, terutama dalam sistem tata kelola yang berbasis kepemilikan token.
Menghidupkan Kembali Semangat ICO
Coinbase menegaskan keterlibatannya sebagai perantara teregulasi akan menghadirkan lapisan kredibilitas dan pengawasan tambahan terhadap proses penjualan token.
Namun, para pengamat menilai kehadiran exchange sebesar Coinbase tidak serta-merta mampu mengatasi ketimpangan struktural dalam desain token proyek-proyek yang mereka fasilitasi.
Peluncuran platform ini mengingatkan publik pada ledakan ICO 2017–2018, ketika proyek-proyek blockchain secara agresif menggalang dana melalui penjualan token langsung kepada publik.
Pada masa puncaknya, penjualan token global berhasil mengumpulkan $13,7 miliar hanya dalam paruh pertama 2018, lebih dari dua kali lipat dari total tahun sebelumnya.
Namun, euforia tersebut dengan cepat menarik perhatian regulator. Pada 2017, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS menyatakan beberapa token dapat dikategorikan sebagai sekuritas apabila memenuhi kriteria “kontrak investasi” berdasarkan uji Howey (Howey Test).
Tahun berikutnya, firma audit Ernst & Young menemukan 86% dari lebih dari 140 ICO besar yang dianalisis diperdagangkan di bawah harga peluncurannya, sementara hampir sepertiganya kehilangan hampir seluruh nilainya.
Gelombang pengawasan regulasi, kerugian investor besar-besaran, dan kejatuhan pasar kripto akhirnya mengakhiri era ICO klasik pada akhir 2018.
Kini, dengan pendekatan baru yang menekankan kepatuhan, distribusi algoritmik, dan perlindungan investor, Coinbase berupaya menghidupkan kembali konsep penjualan token publik dengan cara yang lebih terstruktur dan kredibel.
Meski demikian, isu pemerataan kepemilikan dan dominasi pihak dalam masih menjadi tantangan utama yang membayangi upaya tersebut.


