Volubit.id โ Perusahaan manajer aset digital asal Amerika Serikat (AS), Grayscale Investments memberikan outlook bullish terhadap Bitcoin (BTC) di 2026 mendatang. Dalam outlook terbarunya, Grayscale menilai 2026 berpotensi menjadi tahun penting bagi pasar kripto global. Bitcoin diperkirakan akan mencetak rekor harga tertinggi baru atau all time high (ATH) pada paruh pertama 2026.
Outlook bullish ini didasarkan pada beberapa alasan, terutama faktor perubahan struktural yang dinilai makin matang dalam bentuk dorongan makroekonomi terhadap aset lindung nilai alternatif dan kejelasan regulasi yang makin terangkhususnya di AS. Dua faktor ini diyakini akan menarik arus modal baru, memperluas adopsi kripto di kalangan investor institusional dan wealth management, sekaligus mengintegrasikan blockchain publik ke dalam infrastruktur keuangan arus utama.
2026 may be the year digital assets enter their institutional era.
Grayscale believes macro tailwinds and regulatory clarity will drive demand for scarce assets like $BTC & $ETH. ๐งต๐https://t.co/ReaqqGksni
โ Grayscale (@Grayscale) December 15, 2025
Dalam kacamata Grayscale, 2026 juga akan menandai berakhirnya teori klasik siklus empat tahunan kripto. Selama lebih dari satu dekade, pasar kripto kerap dibaca mengikuti pola berulang yang terkait dengan peristiwa halving Bitcoin yang terjadi setiap empat tahun. Dalam tiga siklus sebelumnya, puncak harga Bitcoin biasanya muncul sekitar satu hingga satu setengah tahun setelah halving.
Tetapi siklus kali ini dinilai berbeda. Halving terakhir terjadi pada April 2024, dan pasar bullish telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Alih-alih memasuki fase lesu, Grayscale justru melihat valuasi kripto masih memiliki ruang untuk naik, dengan Bitcoin berpeluang melampaui rekor harga sebelumnya pada 2026.
Dorongan makroekonomi yang jadi salah satu argumen utama Grayscale bertumpu pada ketidakpastian masa depan mata uang fiat. Rasio utang federal AS terhadap produk domestik bruto (PDB) yang telah mencapai kisaran 100% pada 2025 ini diproyeksikan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. Beban fiskal yang membesar ini mempersempit ruang kebijakan, meningkatkan risiko pembiayaan defisit melalui ekspansi moneter, dan pada akhirnya menekan kepercayaan terhadap stabilitas nilai dolar.
Di tengah beban utang publik yang tinggi dan risiko inflasi jangka panjang, aset dengan suplai terbatas kembali dilirik sebagai penyimpan nilai alternatif. BTC dan Ether (ETH) diposisikan sebagai komoditas digital langka yang menawarkan transparansi dan kepastian pasokan. Masalah utang pemerintah AS kian memicu keraguan terhadap kredibilitas inflasi rendah dalam jangka panjang.
Grayscale juga menyoroti momen simbolik pada Maret 2026. Pada bulan itu, Bitcoin ke-20 juta diperkirakan akan ditambang. Di saat kepercayaan terhadap kebijakan moneter konvensional kerap goyah, kepastian matematis semacam ini dinilai menjadi daya tarik utama aset kripto.
Di sisi regulasi, Grayscale menilai arah kebijakan AS telah berbalik mendukung. Setelah lama diliputi gugatan dan ketidakpastian, industri kripto mulai memperoleh kepastian hukum. Melunaknya SEC membuka jalan bagi ETP kripto, disusul peluncuran ETP spot Bitcoin dan Ether, serta regulasi stablecoin. Pada 2026, regulasi pasar kripto bipartisan diperkirakan kian mengokohkan integrasi blockchain dengan keuangan tradisional.
Implikasinya adalah masuknya modal institusional secara bertahap namun berkelanjutan. Grayscale melihat ETP spot sebagai pintu utama arus dana baru ke ekosistem kripto. Sejak diluncurkan pada Januari 2024, ETP kripto global telah mencatat arus masuk bersih puluhan miliar dolar. Meski demikian, porsi kripto dalam portofolio wealth management AS masih sangat kecil, bahkan belum menyentuh 1%.

Seiring gelombang platform investasi baru yang akan memasukkan kripto ke dalam model portofolio, Grayscale memperkirakan alokasi ini akan meningkat signifikan sepanjang 2026. Contoh adopsi awal oleh institusi besar seperti pengelola dana universitas Harvard Management Company dan sovereign wealth fund Mubadala dari ABu Dhabi disebut akan diikuti oleh pemain lain.
Lebih jauh, Grayscale juga menilai beberapa narasi yang mauju sepanjang 2025 seperti kiamat kripto akibat komputer kuantum masih terlalu dibesar-besarkan. Menurut mereka, riset dan kesiapan menuju kriptografi pascakuantum terus berkembang, tetapi ancaman nyata terhadap keamanan jaringan blockchain belum bersifat mendesak. Sementara itu, isu potensi keruntuhan struktural akibat perusahaan digital asset treasuries (DAT) dinilai belum menjadi faktor penentu pergerakan pasar kripto tahun depan.


