Volubit.id — Bursa kripto terbesar di Amerika Serikat (AS), Coinbase, dilaporkan akan segera masuk ke dalam indeks S&P 500, salah satu barometer utama pasar saham global. Posisi Coinbase di indeks bergengsi itu akan menggantikan Discover Financial Services, perusahaan jasa keuangan yang belakangan performanya menurun.
Informasi ini pertama kali dilaporkan CNBC pada 12 Mei 2025, dan langsung direspons pasar dengan lonjakan harga saham Coinbase (COIN) sebesar 8% dalam perdagangan setelah jam bursa.
Congratulations @Brian_Armstrong on $COIN being added to the S&P 500 Index. A major milestone for Coinbase and for Bitcoin.
— Michael Saylor (@saylor) May 12, 2025
Indeks S&P 500 sendiri memuat 500 perusahaan publik terkemuka di AS dan menjadi tolok ukur penting bagi investor institusi, manajer aset, hingga dana pensiun.
Dimuatnya Coinbase ke dalam indeks ini bukan hanya prestasi korporat, tapi juga pertanda perubahan zaman. Dunia kripto, yang dulu dianggap liar dan tak stabil, kini pelan-pelan diterima sebagai bagian dari arsitektur keuangan formal.
Untuk bisa masuk S&P 500, sebuah perusahaan harus menunjukkan profitabilitas yang konsisten, bukan hanya untung dalam satu kuartal, namun juga mencatatkan laba kumulatif dalam empat kuartal terakhir. Secara statistik, Coinbase memenuhi syarat itu.
Pada laporan keuangan kuartal pertama tahun 2025, perusahaan mencatat laba bersih sebesar $527 juta, meski pendapatan mereka sedikit menurun dari $2,3 miliar pada kuartal sebelumnya menjadi $2 miliar.
Sumber pendapatan utama, yakni transaksi perdagangan kripto, mengalami penurunan 19% menjadi $1,2 miliar seiring turunnya volume perdagangan sebesar 10%. Namun, perusahaan tetap mampu mencetak laba berkat efisiensi operasional dan ekspansi ke lini bisnis lain.
Coinbase pertama kali melantai di bursa Nasdaq pada 14 April 2021 lewat mekanisme direct listing. Saat itu, nilai kapitalisasi pasarnya sempat melonjak hingga $85 miliar sebelum turun ke posisi saat ini di kisaran $53 miliar.
Dengan statusnya sebagai satu-satunya perusahaan murni kripto terbesar yang tercatat di bursa saham, langkah Coinbase menembus S&P 500 menjadi simbol legitimasi industri kripto yang selama ini bergulat dengan stigma, regulasi ketat, dan volatilitas pasar.
Insepsi Coinbase ke indeks papan atas ini terjadi di tengah angin regulasi yang lebih bersahabat sejak pemerintahan Donald Trump kembali berkuasa awal tahun ini. Rival-rival Coinbase seperti Gemini, Kraken, dan Bullish juga dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk mengikuti jejaknya menjadi perusahaan publik.
Ekspansi Coinbase juga kian agresif. Awal bulan ini, mereka mengumumkan akuisisi bursa derivatif kripto Deribit senilai $2,9 miliar. Aksi korporasi ini jadi langkah strategis untuk memperkuat posisi mereka di pasar derivatif kripto yang kini mencakup volume lebih besar dibanding pasar spot.
Tidak berhenti di sana, Coinbase juga merapatkan barisan dengan PayPal dalam kemitraan baru yang diumumkan akhir April lalu. Keduanya sepakat menghapus biaya transaksi untuk stablecoin milik PayPal, PYUSD, demi mendorong adopsi lebih luas. Lewat kemitraan ini, pengguna dapat memperdagangkan dan menukarkan PYUSD tanpa biaya serta menukarnya langsung dengan dolar AS.
Di jajaran S&P 500, perusahaan-perusahaan seperti Visa, PayPal, dan Block memang sudah lebih dulu terjun ke layanan kripto. Namun, kehadiran Coinbase yang seluruh lini bisnisnya bertumpu pada ekosistem kripto menjadi penanda bahwa aset kripto kini bukan lagi permainan pinggiran, melainkan mulai diterima sebagai bagian dari infrastruktur finansial global.
Sementara itu, MicroStrategy, perusahaan yang dikenal menyimpan Bitcoin dalam jumlah besar, masih belum masuk S&P 500 karena kapitalisasi pasarnya terlalu kecil.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang