Volubit.id — Dunia kripto selalu punya cara baru untuk membuat orang berhenti sejenak dan berpikir. Ketika semua orang bicara soal transparansi blockchain, muncul sebuah konsep yang justru bermain di wilayah sebaliknya: privasi.
Konsep itu dikenal sebagai dark pool, semacam ruang senyap tempat para pemain besar melakukan transaksi tanpa mengundang perhatian. Di sinilah jutaan dolar bisa berpindah tangan, tanpa satu pun orang tahu sebelum semuanya selesai.
Bagi mereka yang terbiasa melihat pasar kripto seperti panggung terbuka dengan order book transparan dan pergerakan harga yang bisa dilacak detik demi detik, dark pool terdengar seperti paradoks. Tapi justru di situlah peran pentingnya. Ia dirancang bukan untuk menyembunyikan kejahatan, melainkan untuk menghindari kegaduhan pasar.
Karena di dunia kripto yang begitu sensitif terhadap volume, satu transaksi jumbo bisa memicu efek domino yang menggoyang harga.
Pengertian Dark Pool dalam Kripto
Secara sederhana, dark pool adalah platform perdagangan privat yang memungkinkan transaksi besar dilakukan secara diam-diam, tanpa tercatat di order book publik hingga selesai. Meski baru dikenal luas di kripto, akar konsep ini berasal dari dunia keuangan tradisional.
Di Wall Street, dark pool muncul sejak awal 1980-an sebagai solusi bagi institusi besar seperti manajer investasi untuk mengeksekusi perdagangan dalam jumlah masif tanpa mengguncang harga pasar.
Dalam kripto, fungsi dark pool kurang lebih sama. Hanya saja, teknologi blockchain memungkinkan pendekatan yang lebih canggih: dari penggunaan smart contract, zero knowledge proof (ZKP), hingga multi-party computation (MPC). Semua diarahkan pada satu tujuan: membuat transaksi besar menjadi sunyi dan tak terdeteksi sebelum waktunya. Ini menciptakan ruang alternatif di mana perdagangan bisa berlangsung efisien, bebas dari front-running atau manipulasi pasar.
Bagaimana Cara Kerja Dark Pool dalam Kripto?
Dark pool kripto umumnya dibangun di atas sistem otomatis dan bersifat non-kustodial. Pengguna tidak menitipkan dana ke pihak ketiga, tetapi tetap memegang kendali penuh atas aset mereka melalui dompet pribadi. Proses pencocokan transaksi bisa terjadi secara onchain atau offchain, tergantung desain protokolnya. Tapi satu benang merah yang menyatukan semuanya: privasi adalah prioritas utama.
Sebagian dark pool menggunakan teknologi ZKP untuk menyembunyikan informasi transaksi tanpa mengorbankan validitasnya. Sementara itu, platform lain mengadopsi metode MPC untuk memungkinkan pihak-pihak yang berbeda bertransaksi secara terenkripsi, bahkan tanpa mengetahui data satu sama lain. Hasil akhirnya adalah sistem perdagangan yang kedap informasi, bebas slippage, dan nyaris mustahil untuk dianalisis secara publik.
Tetapi karakteristik ini juga menimbulkan dilema. Di satu sisi, dark pool menjaga stabilitas pasar dan melindungi pemain besar dari volatilitas yang tidak perlu. Di sisi lain, transparansi yang menjadi nilai luhur blockchain harus dikompromikan. Untuk investor ritel, ini bisa membuat pergerakan harga terasa membingungkan karena ada transaksi besar yang tersembunyi di balik layar.
Perbedaan Dark Pool dan OTC
Walaupun sama-sama beroperasi di luar bursa publik, dark pool tidak boleh disamakan dengan over the counter (OTC ). OTC adalah transaksi yang dilakukan langsung antara dua pihak, biasanya melalui perantara seperti broker atau trading desk. Prosesnya cenderung manual, dengan ruang negosiasi yang luas dan kesepakatan harga yang bisa disesuaikan.
Sementara itu, dark pool lebih bersifat otomatis dan terintegrasi. Platform dark pool biasanya sudah memiliki algoritma pencocokan pesanan dan sistem privasi yang canggih. Transaksi di dark pool juga bisa lebih cepat dan efisien, dengan skala institusional yang mampu menangani perdagangan dalam jumlah besar sekaligus.
Jika OTC seperti negosiasi antara dua orang di ruang tertutup, dark pool lebih seperti pasar diam-diam di balik dinding kaca yang buram. Transaksi tetap terjadi, tapi tak ada yang tahu siapa melakukan apa sampai semuanya selesai.
Contoh Proyek Dark Pool di Kripto
Di tengah dinamika yang semakin sensitif terhadap lonjakan dan penurunan harga, ruang gelap seperti dark pool justru dibutuhkan. Dark pool mungkin masih terdengar asing bagi sebagian pelaku kripto, tapi perannya semakin besar dalam menjaga stabilitas pasar di tengah volume transaksi yang kian masif.
Sudah ada beberapa proyek yang menggunakanskema dark pool dalam protokol transaksi mereka, dan bukan tak mungkin akan ada lebih banyak lagi seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kebutuhan akan privasi.
1. Railgun
Railgun adalah salah satu proyek dark pool berbasis smart contract yang mengedepankan privasi tingkat tinggi. Diperkenalkan pada 2021, Railgun memanfaatkan teknologi ZKP untuk menciptakan sistem transaksi tersembunyi di berbagai blockchain seperti Ethereum, Polygon, BNB Chain, dan Arbitrum.
Dengan Railgun, pengguna bisa menyembunyikan token ERC-20 dan NFT mereka ke dalam alamat privat yang disebut zk address. Begitu aset “terlindungi”, saldo dan transaksi pengguna jadi terenkripsi sepenuhnya. Railgun tidak memerlukan kustodian, alias pengguna tetap pegang kendali penuh atas asetnya.
2. Renegade
Renegade hadir sebagai dark pool onchain berbasis teknologi MPC dan beroperasi di jaringan Arbitrum. Fokus utama proyek ini adalah menyajikan perdagangan antar pengguna dengan harga rata-rata pasar, tanpa slippage, tanpa risiko front-running, dan tentu saja dengan privasi penuh.
Yang menarik, Renegade memanfaatkan harga midpoint dari Binance untuk mencocokkan transaksi langsung antar pengguna. Artinya, pembeli dan penjual bisa bertransaksi besar tanpa menggerakkan harga pasar. Semua terjadi secara diam-diam, langsung antara dua pihak, tanpa ada aktor ketiga yang melihat celah untuk menyusup. Bagi institusi, ini menjadi jalan tol untuk likuiditas cepat dan tenang.
3. Silhouette
Silhouette adalah proyek baru yang dibangun di atas jaringan Hyperliquid. Meski masih dalam tahap pengembangan, konsep yang ditawarkan cukup menjanjikan. Silhouette ingin menggabungkan kecepatan dan kedalaman likuiditas Hyperliquid dengan lapisan privasi tambahan lewat sistem hidden trade matching.
Silhouette tidak mengharuskan pengguna memakai wallet khusus. Platform ini dirancang agar mudah digunakan, tanpa mengorbankan performa dan privasi. Meski belum ada tanggal peluncuran resmi, Silhouette menjadi contoh bagaimana inovasi privasi bisa berjalan beriringan dengan kenyamanan pengguna.
4. Penumbra
Penumbra membawa konsep dark pool ke level struktural. Alih-alih menjadi aplikasi di atas blockchain, ia membangun ekosistemnya sendiri di bawah payung Cosmos. Semua hal di Penumbra—dari mulai dari transaksi, staking, governance, hingga pencocokan perdagangan—dilakukan dalam kondisi anonim total/
DEX-nya menggunakan sistem batch auction untuk mengeksekusi pesanan secara bersamaan, sehingga tidak memberi celah untuk front running. Ini membuat Penumbra menjadi alternatif ideal bagi trader dan institusi yang ingin keamanan privasi tanpa kompromi terhadap efisiensi dan keadilan harga.


