Volubit.id —Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia USDT, kembali membuat gebrakan. Kali ini lewat peluncuran proyek blockchain anyar bernama Stable yang juga didukung oleh bursa kripto Bitfinex. Uniknya, jaringan Layer 1 (L1) ini tidak menggunakan koin native-nya sebagai bahan bakar transaksi (gas fee), melainkan langsung memakai USDT0, versi omnichain USDT.
Penggunaan USDT sebagai token gas ini menjadi salah satu terobosan baru di jagat kripto yang disebut sebagai upaya untuk mengurangi ketidakpastian biaya dan risiko nilai tukar yang kerap jadi penghambat adopsi institusional.
Stable mengklaim sebagai “stablechain” pertama yang benar-benar didesain dari awal untuk memaksimalkan potensi stablecoin. Tim pengembang menjanjikan pengalaman transaksi yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih ramah pengguna dibanding blockchain konvensional.
Very very very excited to see the impact that USDT(0) gas fees will have on the development of @stable ecosystem.@USDT0_to will be powering Stable as its canonical USDT (and native gas fee token). Higher. https://t.co/3RueONDG6J
— zerolore (@zerolore) July 1, 2025
Dokumen resmi proyek ini menyebutkan bahwa Stable akan memiliki finalisasi blok di bawah satu detik, kompatibilitas penuh dengan Ethereum Virtual Machine (EVM), serta integrasi dengan token USDT0 berbasis LayerZero yang memungkinkan transaksi tanpa gas fee sama sekali.
Dalam ekosistem blockchain saat ini, mayoritas pengguna harus membayar biaya transaksi dalam token native dari jaringan yang digunakan. Di Ethereum, misalnya, pengguna membayar dengan ETH; Solana dengan SOL, BNB Chain via BNB, dan seterusnya.
Persoalannya, nilai koin tersebut sangat fluktuatif yang membuat biaya transaksi menjadi tidak menentu jika dikonversi ke mata uang fiat. Ketidakpastian ini dianggap sebagai risiko besar bagi perusahaan besar dan institusi keuangan yang membutuhkan prediktabilitas dalam pengelolaan biaya operasional.
Stable menawarkan alternatif. Dengan menjadikan USDT) sebagai gas fee, biaya transaksi bisa lebih stabil karena nilainya tidak berubah-ubah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Proyek ini juga menjanjikan fitur-fitur yang dirancang khusus untuk kebutuhan institusi, seperti alokasi blockspace yang dijamin, pemrosesan transaksi dalam batch, serta sistem transfer yang menjaga privasi namun tetap sesuai dengan regulasi.
Selain itu, akan dilengkapi pula dengan wallet digital Stable yang akan mendukung login sosial serta integrasi kartu debit/kredit.
Roadmap proyek ini terbagi dalam tiga fase. Fase pertama yang sudah diumumkan menekankan pada peluncuran dasar jaringan dan fitur-fitur awal. Fase kedua akan membawa teknologi eksekusi paralel untuk meningkatkan throughput transaksi, sementara fase ketiga akan berfokus pada pengembangan alat untuk para developer dan optimalisasi konsensus.
Kehadiran Stable sendiri menambah semarak narasi stablecoin summer yang belakangan ramai dipergunjingkan di jagat kripto. Stablecoin summer sendiri merujuk pada amsa bulan madu bagi proyek-proyek stablecoin kripto yang mulai banyak diadopsi di dunia nyata. Stable sendiri didukung penuh oleh USDT0 dan Bitfinex, yang sebelumnya juga memimpin pendanaan proyek stablechain lainnya, Plasma Finance, senilai $3,5 juta.
Langkah Tether meluncurkan Stable bisa menjadi strategi memperkuat cengkeramannya di kancah stablecoin, terlebih di tengah momentum pembahasan regulasi stablecoin lewat rancangan beleid GENIUS Act di AS. Tether lewat USDT-nya saat ini masih terus mendominasi pasar stablecoin dengan total suplai beredar mencapai $157,7 miliar berdasarkan data terkini.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang