Volubit.id — Pekan lalu, ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran memicu aksi jual besar-besaran di pasar. Harga Bitcoin sempat anjlok tajam, dari $106.000 menjadi $99.000.
Namun, penurunan tersebut tertahan di kisaran $98.300. Level penting ini merupakan level Short-Term Holder (STH) cost basis atau level rata-rata para investor jangka pendek membeli Bitcoin.
Pasar yang dipengaruhi oleh berita geopolitik ini masih menghadapi risiko penurunan lebih lanjut. Namun, kesepakatan gencatan senjata yang difasilitasi oleh Amerika Serikat antara kedua negara membantu meredakan ketegangan dan memulihkan kepercayaan pasar. Harga Bitcoin pun kembali pulih ke $107.000.
Platform analitik on-chain Glassnode dalam laporan terbarunya yang dirilis 1 Juli 2025, mengungkapkan, kemampuan pasar untuk bertahan di atas level STH cost basis di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini menjadi sinyal positif, yang menunjukkan kekuatan beli (bullish) masih dominan.

Dengan harga Bitcoin yang nyaris menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa/all-time high (ATH), Glassnode mengungkapkan, metrik Market Capitalization (Kapitalisasi Pasar) dan Realized Capitalization (Kapitalisasi Terealisasi) mengalami pertumbuhan signifikan dalam siklus pasar saat ini.
Market Cap adalah nilai seluruh koin yang beredar berdasarkan harga pasar saat ini. Sementara Realized Cap adalah nilai seluruh koin berdasarkan harga terakhir saat dipindahkan.
Market Cap melonjak dari titik terendah $304 miliar menjadi $2,13 triliun, sedangkan Realized Cap naik dari $400 miliar menjadi $955 miliar. Angka-angka ini menunjukkan besarnya arus modal yang masuk ke Bitcoin.

Jika Market Cap dianggap sebagai nilai saat ini dari seluruh pasokan Bitcoin yang beredar, dan Realized Cap dianggap sebagai nilai yang benar-benar tersimpan atau disimpan dalam BTC berdasarkan harga pembelian terakhir, maka selisih antara keduanya menunjukkan keuntungan (atau kerugian) yang belum direalisasikan oleh para investor.
Saat ini, total keuntungan yang belum direalisasikan diperkirakan mencapai $1,2 triliun. Angka ini menyoroti besarnya apresiasi nilai yang telah dinikmati oleh para investor Bitcoin. Namun, di sisi lain, ini juga menunjukkan potensi tekanan jual yang bisa muncul jika sentimen pasar tiba-tiba berubah.

Metrik Market Value to Realized Value (MVRV) memberikan perspektif alternatif terhadap profitabilitas investor. MVRV dihitung dengan membandingkan Market Cap dengan Realized Cap sehingga menghasilkan rasioyang menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian di atas kertas yang dimiliki rata-rata investor.
Saat ini, keuntungan rata-rata yang belum direalisasikan per investor berada di angka +125%, yang menunjukkan sebagian besar pemegang Bitcoin sedang berada dalam posisi untung yang signifikan.
Namun, angka ini masih lebih rendah dibandingkan profitabilitas +180% yang tercatat pada Maret 2024 saat harga menyentuh rekor $73.000, maupun saat pasar pertama kali menembus $100.000 pada Desember 2024.

Menurut Glassnode, keuntungan yang direalisasikan atau tekanan jual masih relatif rendah dalam beberapa pekan terakhir, bahkan ketika harga Bitcoin sekarang sudah sangat dekat dengan ATH.
Saat ini, hanya sekitar $872 juta keuntungan per hari yang dikunci melalui transaksi. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan periode sebelumnya, yakni $2,8 miliar saat harga mencapai $73.000, dan $3,2 miliar saat BTC menyentuh $107.000.

Penurunan tekanan jual semakin jelas terlihat dengan melihat jumlah total Bitcoin yang dimiliki oleh kelompok Long-Term Holder (LTH) atau investor yang menyimpan koinnya selama lebih dari 155 hari. Saat ini, jumlah tersebut telah mencapai rekor tertinggi baru sebanyak 14,7 juta BTC.
Angka ini menegaskan, perilaku HODLing masih menjadi strategi utama di kalangan investor. Arus akumulasi dan pematangan aset jauh lebih besar dibandingkan tekanan distribusi (penjualan), yang menunjukkan pasar didominasi oleh kepercayaan jangka panjang.



