Meta Siapkan Rp1.152 Triliun Bangun Infrastruktur AI di 2025

Volubit.id — Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, bersiap menggelontorkan dana besar untuk memperkuat infrastruktur kecerdasan buatann (AI). Dalam laporan keuangan kuartal kedua yang dirilis Rabu, 30 Juli 2025 lalu, Meta mengungkapkan rencananya untuk menaikkan lebih dari dua kali lipat anggaran pembangunan infrastruktur AI, seperti pusat data dan server, pada 2025.

“Kami memperkirakan belanja modal (capital expenditures) pada 2025, termasuk pembayaran utama untuk sewa pembiayaan, akan berada di kisaran $66 miliar hingga $72 miliar, sekitar $30 miliar lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Meta, dikutip TechCruch.

Angka tersebut menunjukkan lonjakan belanja yang agresif, dan Meta mengatakan tren ini akan berlanjut hingga 2026. Perusahaan tersebut menyatakan, mereka akan terus meningkatkan investasi guna mempercepat ketersediaan kapasitas yang dibutuhkan untuk pengembangan AI dan operasional bisnisnya.

“Kami percaya, memiliki infrastruktur AI terbaik akan menjadi kunci untuk membangun model AI dan pengalaman produk terbaik. Karena itu, kami akan meningkatkan investasi kami secara signifikan di tahun 2026,” ujar Chief Financial Officer Meta, Susan Li.

Li juga menambahkan, sebagian besar investasi AI ini akan dibiayai secara internal. Namun, Meta sedang menjajaki peluang kerja sama dengan mitra keuangan untuk membangun pusat data secara bersama-sama.

“Kami belum memiliki transaksi final yang bisa diumumkan saat ini, tapi kami yakin akan ada model kemitraan yang memungkinkan pendanaan eksternal besar untuk proyek pusat data berskala besar, yang tetap memberi kami fleksibilitas jika kebutuhan infrastruktur berubah ke depannya,” jelas Li.

Meta saat ini tengah mengembangkan dua pusat data AI raksasa yang mereka sebut “titan clusters.” Pertama adalah Prometheus di negara bagian Ohio, yang diperkirakan menjadi salah satu pusat data AI pertama di dunia dengan daya komputasi 1 gigawatt saat mulai beroperasi pada 2026.

Lalu ada Hyperion di Louisiana, yang disebut-sebut oleh CEO Meta Mark Zuckerberg akan memiliki luas setara Manhattan dan dapat ditingkatkan hingga 5 gigawatt dalam beberapa tahun.

Selain dua proyek itu, Meta juga menggarap beberapa pusat data AI besar lainnya yang belum diumumkan secara resmi.

Namun, pembangunan pusat data raksasa ini bukannya tanpa dampak. Proyek Meta di Newton County, Georgia, misalnya, telah menyebabkan pasokan air bersih di beberapa rumah warga setempat menjadi kering.

Dalam laporan keuangan yang sama, Meta juga mencatat, biaya kompensasi karyawan akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan terbesar kedua. Perusahaan diperkirakan akan menghabiskan jutaan hingga miliaran dolar untuk merekrut insinyur dan peneliti AI bergabung dengan unit bisnis barunya, Superintelligence Labs.

Sebelum laporan keuangan dirilis, Mark Zuckerberg telah memaparkan visinya tentang “personal superintelligence”, gagasan bahwa AI seharusnya membantu setiap individu menjalani kehidupan terbaik mereka, terutama melalui perangkat kacamata pintar dan headset virtual reality buatan Meta.

Pada kuartal kedua, Meta mencatat pendapatan sebesar $47,5 miliar dan memperkirakan pendapatan kuartal ketiga akan berada di antara $47,5 hingga $50,5 miliar.

Sebagian besar pendapatan tersebut berasal dari iklan, yang kini semakin ditingkatkan oleh berbagai tools AI, seperti penerjemahan otomatis dan pembuatan video berbasis AI, yang membantu para pengiklan membuat kampanye yang lebih relevan dan tertarget.

Namun, Reality Labs, divisi Meta yang menangani teknologi VR dan AR, masih mencatatkan kerugian sebesar $4,5 miliar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *