Perusahaan Terafiliasi Jack Ma Borong 10.000 ETH

Volubit.id — Punfeng Financial Group, perusahaan jasa keuangan asal Hong Kong yang terafiliasi dengan Jack Ma, baru saja membuat langkah besar di dunia aset digital. Dalam laporan resmi yang dipublikasikan pada 2 September, Yunfeng tercatat membeli 10.000 Ethereum (ETH) dengan nilai setara $44 juta atau sekitar Rp720 miliar. Angka itu menandai langkah serius Yunfeng dalam membangun cadangan aset kripto sebagai tren strategi anyar yang mulai populer di kalangan perusahaan publik dunia.

Praktik ini sebenarnya bukan hal baru. Beberapa tahun terakhir, sejumlah korporasi besar di Amerika Serikat (AS) sudah lebih dulu menjadikan Bitcoin sebagai bagian dari aset keuangan mereka. Namun, Yunfeng mengambil jalur berbeda dengan memilih Ethereum. Aset digital terbesar kedua setelah Bitcoin ini dinilai lebih fleksibel karena bisa digunakan bukan hanya sebagai instrumen investasi, tetapi juga sebagai fondasi bagi berbagai aplikasi blockchain, mulai dari decentralized finance (DeFi), tokenisasi aset dunia nyata, hingga integrasi kecerdasan buatan.

Perusahaan yang bergerak di bidang asuransi, broker, dan manajemen aset ini menyebut langkah tersebut sebagai bagian dari strategi mengurangi ketergantungan pada mata uang konvensional. Yunfeng ingin memperluas bisnisnya ke ranah teknologi baru seperti Web3, digital currency, dan artificial intelligence (AI). Roadmap itu sebenarnya sudah diumumkan sejak Juli lalu, ketika perusahaan menegaskan niatnya bertransformasi menjadi penyedia infrastruktur keuangan generasi berikutnya.

Dampak pengumuman ini langsung terlihat di bursa saham. Harga saham Yunfeng Financial melonjak 10% dalam sehari, ditutup sekitar 47 sen AS per lembar. Pasar tampaknya menafsirkan langkah ini sebagai sinyal positif, bahwa perusahaan tengah mempersiapkan diri menyongsong arah baru industri keuangan digital.

Fenomena ini juga tidak berdiri sendiri. Data dari Ethereum Treasuries mencatat ada 17 perusahaan publik di berbagai negara yang kini menyimpan ETH di neraca mereka, dengan total kepemilikan lebih dari 3,6 juta ETH. Empat perusahaan terbesar, yakni Bitmine, SharpLink Gaming, Bit Digital, dan BTCS, memegang sekitar 2,7 juta ETH senilai lebih dari $12 miliar. Perusahaan-perusahaan ini dikenal sebagai bagian dari Digital Asset Treasury (DAT), yakni kelompok korporasi yang secara resmi menyimpan kripto sebagai cadangan perusahaan.

Perusahaan DAT ini sedang naik daun. Beberapa bulan terakhir, makin banyak perusahaan terbuka yang mengumumkan mereka memiliki ETH treasury, sehingga secara langsung mempengaruhi pasokan di pasar. Konsekuensinya terasa: cadangan ETH di bursa kripto anjlok. Menurut data CryptoQuant, jumlah ETH yang tersisa di exchange kini hanya 17,4 juta, terendah dalam tiga tahun terakhir. Dalam tiga bulan terakhir saja, sekitar 2,5 juta ETH keluar dari bursa.

Penyebabnya susutnya cadangan bursa ini berasal dari permintaan dari korporasi dan lembaga keuangan terus meningkat. Sejak Juli 2024, ketika produk spot ETF Ethereum resmi diluncurkan, arus dana yang masuk mencapai lebih dari $13 miliar. Dalam dua bulan terakhir, net inflow ETF ETH mencapai $10 miliar dengan rekor inflow fantastis $5,4 miliar terjadi pada Juli. Deretan manajer investasi besar ini bersaing langsung dengan korporasi seperti Yunfeng dalam berebut pasokan ETH di pasar.

Tren perusahaan membeli Ethereum memperkuat legitimasi aset digital ini di mata institusi global. Jika sebelumnya kripto sering dianggap spekulatif dan berisiko, kini semakin banyak perusahaan besar yang memperlakukan ETH sebagai aset serius dalam neraca keuangan. Selain itu, semakin menyusutnya pasokan ETH di bursa dapat berpengaruh pada harga. Ketika permintaan meningkat sementara ketersediaan menyusut, harga berpotensi terdorong naik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *