Volubit.id — Perpetual decentralized exchange (DEX) Hyperliquid sedang bersiap meluncurkan stablecoin native baru mereka bernama USDH. Rencana tersebut langsung memicu persaingan ketat di antara sejumlah penerbit stablecoin besar yang ingin menjadi pihak resmi di balik penerbitan USDH.
Stablecoin seperti USDH dirancang untuk mempertahankan nilai setara dengan dolar AS. Selama ini, Hyperliquid banyak menggunakan USDC terbitan Circle sebagai aset margin utama. Namun USDC memiliki risiko karena bisa dibekukan regulator. Dengan meluncurkan USDH, Hyperliquid berusaha mengurangi ketergantungan pada USDC dan memperkuat kemandirian ekosistemnya.
Setidaknya, ada 6 calon penerbit paling potensial yang berebut USDH. Pasar Polymarket bertajuk “Who will win the USDH ticker?” menunjukkan peluag besar penerbitan USDH akan jatuh ke tangan Native Markets. Entitas tersebut punya kans kemenangan 56%, disusul Paxos 42%, Ethena 6%, Sky 4.2%, lalu Agora dan Frax 7%.

Perebutan posisi penerbit USDH dimulai sejak akhir Agustus 2025. Native Markets menjadi pihak pertama yang mengajukan proposal. Tak lama kemudian, Paxos, Frax, Agora, Sky (sebelumnya MakerDAO), hingga Ethena ikut bersaing. Setiap kandidat membawa janji dan strategi berbeda untuk menarik dukungan validator Hyperliquid.
Dari Native Markets misalnya, menawarkan stablecoin yang bisa langsung dicetak di HyperEVM dan dipindahkan melalui HyperCore sejak hari pertama. Sedangkan Paxos yang baru saja mengakuisisi Molecular Labs, menekankan kepatuhan penuh pada regulasi internasional dengan akses ke perbankan global.
Frax di sisi lain menjanjikan dukungan 1:1 dengan frxUSD, stablecoin mereka yang berbasis obligasi pemerintah AS. Protokol ini juga menjanjikan seluruh pendapatan bunga akan dialirkan ke komunitas Hyperliquid.
Sky menawarkan likuiditas instan sebesar $2,2 miliar dari cadangan USDC yang mereka miliki serta yield 4,85% bagi pengguna USDH. Mereka juga mengalokasikan dana $25 juta untuk pengembang DeFi.
Sementara itu, Ethena membawa proposal berbasis USDtb dengan dukungan institusi besar seperti BlackRock. Proposal Ethena menuai kritik karena dianggap terlalu bergantung pada aset pihak ketiga.
Besarnya potensi ekonomi dari USDH membuat kompetisi ini berlangsung sengit. Dengan cadangan lebih dari US$5,5 miliar, pendapatan bunga tahunan diperkirakan mencapai US$220 juta. Angka itu cukup besar untuk mengubah peta stablecoin global. Tidak heran harga token HYPE, aset asli Hyperliquid, melonjak ke level tertinggi baru sejak persaingan ini dimulai.
Komunitas DeFi menyambut perebutan USDH dengan antusias. Di media sosial, proposal dari Sky dan Frax mendapat banyak dukungan. Namun, sebagian pengamat menilai Native Markets kemungkinan besar sudah diproyeksikan sebagai pemenang sejak awal, sehingga voting hanya formalitas.
Peluncuran USDH bisa menjadi ancaman serius bagi dominasi USDC milik Circle. Jika USDH mampu menggantikan sebagian besar penggunaan USDC di Hyperliquid, maka posisi Circle di sektor DeFi akan terganggu. Selain itu, model bagi hasil USDH yang menjanjikan distribusi hingga 100% kepada komunitas dipandang lebih menarik dibandingkan stablecoin konvensional.
Keputusan akhir soal siapa yang akan menerbitkan USDH akan ditentukan melalui voting 21 validator Hyperliquid pada 14 September 2025. Hasilnya akan menentukan arah masa depan Hyperliquid dan bisa menjadi titik balik persaingan stablecoin di pasar kripto.


