Volubit.id — Di tengah maraknya kemunculan proyek kripto baru, Hyperliquid muncul sebagai nama baru yang banyak diperbincangkan. Proyek ini membawa konsep bursa onchain yang serba cepat namun tetap sepenuhnya terdesentralisasi. Bagi banyak pemula kripto, istilah seperti HyperCore dan HyperEVM terdengar teknis dan membingungkan. Padahal, jika diurai pelan-pelan, keduanya adalah kunci untuk memahami cara kerja Hyperliquid yang memadukan kecepatan bursa terpusat dan kebebasan dunia DeFi.
Bayangkan Hyperliquid sebagai sebuah kota finansial modern. Di pusatnya berdiri HyperCore, jantung yang mengatur segala aktivitas perdagangan. Di sisi lain, ada HyperEVM—sebuah distrik kreatif tempat para pengembang bisa membangun beragam aplikasi. Keduanya terhubung tanpa sekat, menciptakan satu ekosistem yang memungkinkan siapa pun bertransaksi dan berinovasi dalam satu lingkungan blockchain.
Apa Itu HyperCore
HyperCore bisa disebut sebagai tulang punggung Hyperliquid. Inilah layer-1 (L1) atau blockchain utama yang menampung seluruh aktivitas perdagangan. Sejak pertama kali diperkenalkan dalam dokumentasi Hyperliquid, HyperCore dirancang untuk menggabungkan kecepatan dan keamanan tingkat tinggi. Dibangun dengan bahasa pemrograman Rust, jaringan ini mampu memproses hingga 200 ribu transaksi per detik dengan waktu pembuatan blok hanya 0,07 detik. Angka yang membuatnya jauh lebih gesit dibanding kebanyakan blockchain publik lain.
Semua kegiatan di situs Hyperliquid mulai dari trading spot dan futures, atau staking, terjadi di atas HyperCore. Aset dasarnya adalah USDC, yang bisa di-bridge dari jaringan lain untuk mengaktifkan akun Hyperliquid. Menariknya, pengguna tidak dikenakan gas fee terpisah. Untuk perdagangan futures, biaya diambil dari aktivitas trading, sementara di pasar spot biaya dipotong saat membeli atau menjual token.
Token yang diperdagangkan di HyperCore mengikuti standar sendiri bernama HIP-1. Artinya, meski namanya mirip dengan token di bursa lain, aset HIP-1 adalah entitas berbeda. Bagi yang ingin meluncurkan token, caranya bukan lewat proses seleksi seperti di bursa terpusat, melainkan melalui lelang ticker terdesentralisasi. Pemenang lelang berhak menerbitkan token HIP-1 dan menentukan porsi likuiditas awal lewat strategi yang disebut HIP-2. Namun likuiditas tetap bergantung pada aktivitas nyata dari trader dan pembuat pasar, sehingga tidak otomatis ramai.
Ekosistem ini juga punya mekanisme pendapatan unik. Sumbernya berasal dari biaya perdagangan dan strategi Hyperliquidity Provider (HLP), semacam “brankas” USDC yang menyediakan likuiditas dan menangkap peluang likuidasi. Seluruh pendapatan dibagi untuk HLP dan Assistance Fund (AF). Sekitar 7% dialirkan ke HLP sebagai imbalan bagi penyetor USDC, sementara 93% masuk ke AF untuk buyback koin HYPE.
Apa Itu HyperEVM
Jika HyperCore adalah jantung, HyperEVM bisa diibaratkan otak kreatif Hyperliquid. HyperEVM adalah jaringan yang kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM). Dengan kata lain, pengembang dapat memakai alat dan bahasa pemrograman yang sudah familiar di ekosistem Ethereum untuk membangun aplikasi—mulai dari NFT, token ERC-20, hingga protokol DeFi.
Untuk menggunakannya, pengguna cukup menambahkan jaringan HyperEVM ke wallet EVM seperti MetaMask. Token native di jaringan ini adalah HYPE yang berfungsi sebagai gas dan mekanisme proof of stake. Agar bisa dipakai di aplikasi DeFi, HYPE perlu di-wrapp menjadi WHYPE, proses yang bisa dilakukan manual di DEX atau otomatis oleh aplikasi.
Keunggulan utama HyperEVM terletak pada kemampuannya terhubung langsung dengan likuiditas dan fungsi perdagangan HyperCore. Fitur kunci seperti Native Transfer dan Precompiles tengah disiapkan. Native Transfer akan memungkinkan perpindahan aset secara mulus antara HyperCore dan HyperEVM tanpa bridge tambahan. Sementara Precompiles memberi akses bagi kontrak pintar untuk membaca dan menulis langsung ke buku order HyperCore. Bagi developer, ini berarti mereka bisa menciptakan protokol keuangan yang memanfaatkan likuiditas tinggi HyperCore hanya dengan beberapa baris kode Solidity.
Bagaimana Cara Keduanya Bekerja
Hyperliquid merancang HyperCore dan HyperEVM agar bekerja seperti dua sisi mata uang yang sama. HyperCore menangani kecepatan dan efisiensi perdagangan, sementara HyperEVM menawarkan fleksibilitas dan kompatibilitas bagi pengembang. Keduanya diamankan oleh algoritma konsensus HyperBFT mutakhir yang menyatukan seluruh transaksi dalam satu “global state”. Artinya, tidak ada risiko jembatan terpisah, penandatangan tepercaya, atau proses pembuktian lintas rantai yang rumit.
Ketika fitur-fitur penghubung ini sepenuhnya aktif, pengguna bisa memindahkan aset antara HyperCore dan HyperEVM seolah hanya berpindah wallet. Token yang lahir di HyperEVM bisa langsung terdaftar di HyperCore untuk diperdagangkan di order book berkecepatan tinggi. Sebaliknya, aset dari HyperCore dapat digunakan sebagai jaminan atau dimasukkan ke berbagai protokol DeFi di HyperEVM tanpa hambatan.
Bagi pemula, istilah teknis seperti HIP-1, Precompiles, atau Native Transfer mungkin terdengar rumit. Namun, inti konsep Hyperliquid sebenarnya sederhana: menghadirkan kecepatan bursa terpusat dengan kebebasan penuh bursa terdesentralisasi dalam satu ekosistem. HyperCore memastikan perdagangan secepat kilat dan aman, sedangkan HyperEVM membuka ruang luas bagi inovasi. Keduanya membentuk fondasi yang berpotensi menjadi standar baru bagi masa depan keuangan terdesentralisasi.
Untuk memahami cara kerjanya, bayangkan pengalaman seorang trader bernama Bangbang yang baru pertama kali menjajal Hyperliquid. Bangbang pertama-tama mentransfer USDC dari jaringan lain seperti Arbitrum ke HyperCore, jantung utama Hyperliquid. Begitu saldo muncul, ia mencoba membuka posisi futures ETH. Di sinilah HyperCore berperan: mesin ini memproses order Bangbang secepat kilat, langsung tercatat di order book onchain. Semua biaya dipotong dari transaksi, tanpa gas fee ribet. Bagi Bangbang, rasanya seperti trading di bursa terpusat, tapi sepenuhnya transparan.
Beberapa hari kemudian, Bangbang ingin mencoba memanfaatkan asetnya di ranah DeFi. Ia memindahkan sebagian HYPE ke HyperEVM, jaringan yang kompatibel dengan Ethereum. Di sini ia menemukan protokol lending Hyperlend. Bangbang menjaminkan HYPE untuk meminjam stablecoin. Bedanya dengan platform lain, Hyperlend tidak menebak-nebak harga jaminan; kontraknya langsung membaca data harga real-time dari HyperCore melalui teknologi Precompiles. Jadi kalau harga HYPE turun, sistem segera melikuidasi posisi Bangbang lewat order book HyperCore. Tidak ada jeda, tidak ada jembatan antarjaringan yang bikin lambat.
Dari pengalaman itu, Bangbang memahami: HyperCore bekerja sebagai mesin turbo yang memastikan trading cepat dan likuid, sementara HyperEVM memberi ruang aplikasi seperti Hyperlend yang memanfaatkan kekuatan HyperCore. Keduanya saling terhubung, membuat Hyperliquid terasa utuh sebagai ekosistem.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang