Volubit.id — Setelah keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) yang memangkas suku bunga acuan sempat membawa harga Bitcoin mendekati level $117.000, kini pasar kripto terbesar di dunia itu memasuki fase koreksi.
Platform analitik on-chain Glassnode dalam laporan mingguan terbarunya mengungkapkan, dalam kondisi saat ini, fokus investor beralih dari pergerakan jangka pendek menuju evaluasi struktur pasar yang lebih luas.
Menurut data Glassnode, penurunan harga dari level all-time high (ATH) di $124.000 menjadi $109.700 pada Jumat sore ini hanya mencapai 12%. Angka ini jauh lebih kecil dibanding koreksi 28% yang pernah terjadi pada siklus kali ini atau penurunan hingga 60% yang tercatat di siklus sebelumnya.
Kondisi tersebut menunjukkan adanya tren jangka panjang berupa penurunan volatilitas, baik antar-siklus maupun intra-siklus, dengan pola menyerupai periode 2015–2017.
Selain harga, indikator Realized Cap menunjukkan, modal yang benar-benar masuk ke pasar juga telah meningkat dalam tiga gelombang sejak November 2022. Nilainya kini mencapai $1,06 triliun, yang menunjukkan besarnya arus modal yang menopang siklus ini.
Data Glassnode secara historis mencatat pertumbuhan Realized Cap sebagai berikut:
- 2011–2015: $4,2 miliar
- 2015–2018: $85 miliar
- 2018–2022: $383 miliar
- 2022–sekarang: $678 miliar
Dengan demikian, siklus ini telah menyerap $678 miliar arus modal baru, hampir 1,8 kali lebih besar dibanding siklus sebelumnya. Angka ini menegaskan skala rotasi modal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Berbeda dari siklus terdahulu yang hanya menampilkan satu gelombang besar, kali ini tercatat ada tiga gelombang arus modal dalam periode berbeda. Setiap kali profit-taking melampaui 90% perpindahan koin, pasar menyentuh puncak siklus.
“Setelah puncak ketiga tersebut, besar kemungkinan pasar kini memasuki fase pendinginan,” tulis Glassnode.
Tekanan pasar semakin nyata jika dilihat dari aksi pemegang jangka panjang (long-term holders/LTH). Secara historis, distribusi besar-besaran dari kelompok ini selalu menjadi sinyal dari puncak siklus.
Pada siklus ini, menurut data Glassnode, mereka sudah merealisasikan profit sebesar 3,4 juta BTC, lebih tinggi dari siklus sebelumnya.
Analisis Off-chain Ungkap Harga BTC Bergerak Seimbang
Siklus saat ini juga ditentukan oleh tarik-menarik antara distribusi pasokan dari LTH dan permintaan institusional melalui exchange-traded fund (ETF) spot AS.
Dengan kehadiran ETF sebagai faktor struktural baru, harga Bitcoin kini bergerak dalam keseimbangan. Aksi ambil untung LTH membatasi kenaikan, sementara arus masuk ETF menyerap tekanan jual dan menjaga momentum pasar.
Namun, keseimbangan tersebut tipis. Saat momen FOMC, distribusi LTH melonjak hingga 122.000 BTC per bulan, sementara arus masuk ETF (7D-SMA) merosot dari 2.600 BTC per hari menjadi hampir nol.
Kombinasi meningkatnya tekanan jual dan melemahnya permintaan institusional ini dinilai telah memicu kerentanan pasar.
Dampak kerentanan terlihat di pasar spot. Usai keputusan FOMC, volume perdagangan melonjak akibat likuidasi paksa dan tipisnya likuiditas.
Arus jual agresif mempercepat penurunan harga, meski akhirnya membentuk fondasi sementara di atas cost basis pemegang jangka pendek (short-term holders/STH), yakni sekitar $111.800.
glassnode-studio_btc-spot-volume–1-
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang