Volubit.id — Pasar kripto kembali memperlihatkan gejala pemulihan setelah beberapa bulan penuh gejolak. Bitcoin yang sempat goyah ke level $108.800 kini kembali bertahan di kisaran $114.500, sekaligus memperkuat dominasinya terhadap pasar.
Pangsa pasar Bitcoin, atau yang kerap disebut sebagai Bitcoin dominance, naik dari 57% menjadi 59%. Perubahan tersebut seolah memberi sinyal kuat lantaran reli yang dipimpin Bitcoin biasanya lebih sehat dan tahan lama dibanding reli yang dimotori altcoin.

Lembaga riset Swissblock yang memantau lebih dari 350 aset digital terbesar, mencatat pada 26 September lalu sekitar 22% altcoin masuk ke wilayah impuls negatif. Pola ini pernah muncul dalam siklus sebelumnya, di mana titik dasar pasar selalu tercatat ketika 15–25% token jatuh ke zona merah. Sejarah menunjukkan, setelah fase itu berakhir, Bitcoin kerap memantul naik 20–30%, sementara altcoin justru melesat lebih tinggi, di kisaran 50–150%. Artinya, kondisi saat ini bisa dibaca sebagai fase akumulasi sebelum rotasi berikutnya dimulai.
Fenomena serupa juga terjadi beberapa bulan lalu. Pada 23 Juni, Swissblock mengingatkan bahwa indikator yang sama sempat menyala pada awal April. Hanya dalam tiga pekan, Bitcoin melonjak 30%, sementara altcoin papan atas naik lebih agresif, bahkan mencapai 120%. Pola siklikal ini memperlihatkan bahwa meski Bitcoin kembali memimpin pasar, altcoin tetap punya potensi ledakan harga begitu tekanan jual mereda.
Data onchain memperkuat narasi itu. Glassnode juga mencatat metrik Short-Term Holder RVT (Realized Value to Transaction Volume ratio) untuk Bitcoin kini menurun tajam, mendekati titik terendah dalam satu siklus pasar. Kondisi ini menunjukkan para pemegang jangka pendek tidak lagi mencatat laba signifikan, bahkan cenderung stagnan. Pasar kripto menyebut fase semacam ini sebagai “detoks”, momen ketika euforia reda, spekulasi berkurang, dan tekanan jual menipis. Justru dari situ biasanya terbentuk fondasi untuk reli yang lebih sehat.
Swissblock menambahkan bahwa Bitcoin saat ini berada dalam fase pencarian dasar harga. Indikator Aggregated Impulse Signal, yang menjadi rujukan utama mereka, menandai titik akhir penurunan setiap kali kembali ke angka nol. Reset semacam itu sepanjang 2024 hanya terjadi tiga kali, masing-masing diikuti oleh reli berkelanjutan. Kali ini, sinyal serupa kembali terlihat. Gelombang jual besar dari Agustus hingga awal September memang menurunkan harga Bitcoin, tetapi juga membersihkan leverage berlebih, sehingga pasar menjadi lebih stabil tanpa kehilangan likuiditas.
Sementara dominasi Bitcoin kembali ke puncak, altcoin justru menghadapi tekanan. Ethereum (ETH) yang selama ini dianggap motor utama altcoin tampak kehilangan tenaga. ETH kini berada di “moment of truth”: jika gagal bertahan di level breakout, kepemimpinannya bisa berpindah ke pesaing, dengan Solana (SOL) disebut sebagai kandidat terkuat. Bagi pasar, dinamika ini penting karena Bitcoin berfungsi layaknya oksigen: terlalu dominan, altcoin tertinggal; terlalu lemah, altcoin kehilangan daya hidup.


