Volubit.id — Jumlah Ethereum (ETH) yang dibakar (burn) per hari menyentuh rekor terendah sepanjang sejarah pada Sabtu, 23 Maret 2025 lalu. Indikator ini menjadi sinyal kuat aktivitas di jaringan Ethereum sedang menurun.

Sejak Ethereum mengadopsi upgrade EIP-1559 pada 2021, sistem fee transaksi berubah. Sebagian biaya dasar atau base fee dari setiap transaksi secara otomatis akan dibakar atau dihapus dari peredaran.

Tujuan dari sistem ini adalah untuk menekan laju inflasi ETH, terutama saat banyak transaksi berlangsung di jaringan.

Data terbaru menunjukkan, pada 23 Maret, hanya ada 53,07 ETH yang dibakar atau setara dengan $106.000 berdasarkan harga ETH saat ini. Angka ini merupakan angka terendah yang pernah tercatat sejak sistem pembakaran baru diterapkan.

Menurut situs analitik Ultrasound.money, jika tren ini berlanjut, maka pasokan ETH justru akan meningkat sebesar 0,76% per tahun. Hal ini karena jumlah ETH yang dibakar tidak cukup untuk mengimbangi ETH yang baru dicetak melalui proses validasi jaringan.

The Block melaporkan, penurunan tingkat pembakaran ini sejalan dengan menurunnya aktivitas on-chain Ethereum.

Beberapa indikator, seperti jumlah active address harian, jumlah transaksi, volume transaksi harian, dan jumlah new address dilaporkan ikut mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir.

Data dari The Block juga menunjukkan, rata-rata jumlah active address selama tujuh hari terakhir kini berada pada level terendah sejak Oktober 2024. Artinya, semakin sedikit orang yang menggunakan jaringan Ethereum secara langsung dalam beberapa waktu terakhir.

Kondisi ini juga mempengaruhi prediksi analis terhadap harga Ethereum di masa depan. Bank internasional, Standard Chartered, merevisi perkiraan harga Ethereum dari $10.000 menjadi $4.000 untuk 2025.

Salah satu alasannya adalah karena semakin banyak transaksi dan aktivitas yang berpindah dari jaringan utama Ethereum ke jaringan Layer-2, seperti Base. Jaringan Layer-2 berjalan di atas Ethereum dan menawarkan transaksi yang lebih cepat dan murah.