Volubit.id — Bitcoin Runes menjadi salah satu eksperimen anyar di jaringan Bitcoin yang mencuri perhatian belakangan ini. Kehadirannya ikut memicu pro dan kontra. Ada sebagian kalangan yang menyatakan Runes merupakan inovasi tak perlu di jaringan Bitcoin, sedangkan kelompok lain menilai Runes justru memperkaya jaringan Bitcoin yang selama ini hanya digunakan untuk transaksi koin Satoshi Nakamoto tersebut belaka.
Pro kontra timbul akibat kehadiran protokol anyar ini wajar belaka. Terlebih, bagi sebagian Bitcoin maksimalis mengamini keberadaan koin-koin lain–apalagi di jaringan Bitcoin–adalah hal yang tabu.
Lantas, apa itu Runes?
Sekilas tentang Runes
Disarikan dari Coingecko, Runes merupakan standar token baru di jaringan Bitcoin. Runes dibuat untuk memudahkan dan meningkatkan efisiensi pengguna dalam menciptakan token yang dapat dipertukarkan di blockchain.
Untuk diketahui, blockchain Bitcoin sudah memiliki beberapa standar token yang sebelumnya dibuat. Beberapa yang paling terkenal adalah Ordinals dan BRC 20. Ordinals merupakan standar non-fungible token (NFT), sementara BRC-20 merupakan standar fungible token yang sama dengan Runes.
Runes akan meningkatkan efisiensi Bitcoin dalam transaksi token, sambil memperluas utilitas blockchain Bitcoin untuk menarik lebih banyak orang dengan mempermudah pembuatan koin meme, shitcoin dan proyek-proyek berbasis komunitas lainnya.
Beberapa koin Runes yang popular dan cukup mudah ditemukan di pasaran saat ini antara lain RSIC•GENESIS•RUNE (RUNECOIN/RSIC), DOG•GO•TO•THE•MOON (DOG), SATOSHI•NAKAMOTO (SATOSHI).
Kenapa Bitcoin Runes Diciptakan?
Runes merupakan hasil inovasi yang ditelurkan oleh developer sekaligus Bitcoiner Casey Rodarmor. Rodarmor sendiri sebelumnya sudah dikenal sebagai pencipta protokol Ordinals.
Rodarmor mengumumkan Runes pada bulan September 2023 dan telah mengerjakannya sejak saat itu. Runes secara resmi mendarat di blockchain Bitcoin bertepatan dengan halving keempat pada 20 April 2024 lalu.
Disitat dari Cointelegraph, Runes bertujuan untuk menyederhanakan pembuatan token di blockchain Bitcoin dan mengurangi tantangan seperti masalah penggembungan unspent transaction outputs (UTXO) yang disebabkan oleh token BRC 20.
UTXO adalah jumlah BTC yang tersisa setelah transaksi, mirip dengan sisa uang kembalian saat kita belanja menggunakan uang tunai. Semakin besar UTXO yang dihasilkan, maka jaringan Bitcoin akan semakin lambat dan mahal dalam biaya transaksi.
Bitcoin Runes mencoba mengatasi masalah tersebut dengan mengekstraksi residu UTXO yang dihasilkan dari transaksi sebelumnya agar tidak menumpuk dan memacetkan jaringan blockchain Bitcoin.
Lebih jauh, tujuan pokok Runes adalah untuk mengeksplor skalabilitas jaringan Bitcoin agar tidak hanya menjadi blockchain transakai semata, namun juga menciptakan subkultur komunitas dalam bentuk shitcoin atau koleksi NFT (seperti pre-Runes) sebagai simbol dukungan tertentu terhadap kultur komunitas di blockchain Bitcoin.
Apa Perbedaan Runes dengan BRC-20 dan Ordinals?
Seperti yang telah dipaparkan, Bitcoin Runes diciptakan untuk menggantikan BRC 20. Baik Runes maupun BRC 20 keduanya sama-sama merupakan standar fungible token. Bedanya ada pada model yang digunakan. Runes menggunakan model UTXO yang juga dipakai Bitcoin, sedangkan BRC 20 menggunakan protokol Ordinals.
Penggunaan model Ordinals–yang juga digunakan dalam inskripsi Ordinals–ini menciptakan ekses negatif berupa residu UTXO yang menumpuk dan membuat jaringan blockchain padat merayap.
Dalam model UTXO Runes, setiap transaksi dimulai dengan mengidentifikasi residu UTXO yang belum dibelanjakan—mirip dengan mengumpulkan uang receh—dan kemudian menggunakannya untuk membuat transaksi baru. Implikasinya, tak ada residu yang memberatkan jaringan Bitcoin.
Penggunaan model UTXO ini laiknya transaksi pengiriman BTC pada blockchain Bitcoin. Sedangkan model Ordinals menambahkan data dengan bobot tertentu yang membuat lebih kompleks untuk dibaca.
Dengan memanfaatkan model UTXO Bitcoin yang ada, Runes meminimalkan data yang ditambahkan ke blockchain dan berpotensi menyebabkan biaya transaksi lebih rendah dibandingkan dengan Ordinal.
Sedangkan inskripsi Ordinals langsung memasukkan data ke satuan Satoshi sehingga berpotensi menghasilkan ukuran transaksi yang lebih besar dan biaya yang lebih tinggi. Hal ini dapat berdampak pada skalabilitas jaringan Bitcoin dalam jangka panjang.
Selain berupaya menggantikan BRC 20, Runes juga hendak menawarkan opsi yang lebih bersahabat daripada protokol token sepadan lainnya yang ada di Bitcoin seperti RGB dan Taproot Assets yang sama-sama bergantung pada data offchain.
Bagaimana Cara Membeli Token Runes?
Pembelian token Runes dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni secara onchain di marketplace atau wallet jaringan Bitcoin, maupun di centralized exchange (CEX).
Pembelian di jaringan Bitcoin lebih kompleks bagi pengguna awam. Membeli token Runes secara onchain saat ini belum bisa dilakukan secara ketengan. Sejumlah token Runes macam RUNECOIN/RSIC atau DOG dijual secara partaian dengan harga rata-rata yang ditentukan penjual.
Beberapa marketplace onchain yang menyediakan token Runes antara lain UniSat, OKX dan Magic Eden.
Sedangkan melalui CEX, pembelian bisa dilakukan dengan mudah. Pembeli dapat memperoleh token dalam format satuan dengan harga pasaran. Beberapa CEX yang menyediakan token Runes antara lain Gate.io dan OKX.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang