Volubit.id — Berinvestasi di kripto tidak melulu dilakukan dengan cara membeli dan menyimpan aset dalam jangka waktu tertentu. Trader kripto wajib tahu cara investasi lain yang bisa memberikan pendapatan tambahan, yakni lewat layanan staking dan lending.
1. Staking
Staking adalah layanan yang memungkinkan investor untuk mempertaruhkan/meminjamkan kepemilikan kriptonya di jaringan tertentu. Kripto yang di-staking akan dikunci di dalam jaringan dan tidak bisa dipakai selama waktu penguncian.
Staking sebenarnya bertujuan untuk membantu jaringan memvalidasi transaksi. Validator/node yang bersedia mempertaruhkan kriptonya akan mendapatkan imbalan/rewards dalam bentuk token.
Staking hanya bisa dilakukan di jaringan dengan mekanisme konsensus proof-of-stake (PoS) seperti Ethereum 2.0. Tak seperti blockchain dengan konsensus proof-of-work (PoW) yang membutuhkan proses penambangan untuk memvalidasi jaringan, blockchain PoS memberikan hak kepada node untuk melakukan validasi tergantung pada jumlah token yang di-staking.
Itulah mengapa investor tidak bisa melakukan staking Bitcoin karena jaringan Bitcoin menggunakan mekanisme konsensus PoW.
Menurut CryptoSlate, saat ini ada 291 kripto PoS yang menyediakan layanan staking. Kripto paling populer untuk di-staking di antaranya Ethereum 2.0 (ETH), Binance (BNB), Hydra (HYDRA), Cardano (ADA), dan BitDAO (BIT).
Investor juga bisa melakukan staking melalui staking pool, platform yang menjadi wadah untuk mengumpulkan staked kripto secara kolektif dari banyak investor. Contoh staking pool adalah Lido Finance yang menguasai lebih dari 70% pangsa pasar staked ETH dalam ekosistem Ethereum, per Mei 2024.
Karena staking dalam pool dilakukan oleh pihak ketiga, biasanya akan ada biaya tambahan yang dikenakan di luar kripto yang akan di-staking. Tak hanya itu, investor juga mungkin akan mendapatkan rewards lebih rendah dari seharusnya.
Staking dianggap cukup ideal bagi pemegang kripto jangka panjang atau long-term holder (LTH) yang ingin mendapatkan penghasilan pasif. Lalu pada bedanya dengan lending?
2. Lending
Crypto lending menjadi salah satu layanan yang paling banyak digunakan dalam decentralized finance (DeFi). Layanan ini ada yang bersifat terdesentralisasi dan ada pula yang terpusat.
Disarikan dari Moneywise, layanan lending memungkinkan investor untuk meminjamkan kepemilikan kriptonya ke dalam platform (bukan ke jaringan). Platform yang mengumpulkan kripto dari hasil lending ini kemudian akan meminjamkannya lagi kepada klien dengan membebankan bunga.
Pendapatan dari bunga yang diperoleh akan dibagi dua, yakni untuk keuntungan platform dan keuntungan investor/peminjam. Setiap kripto yang dipinjamkan dijamin oleh cadangan yang dimiliki sendiri oleh platform.
Platform yang bekerja sebagai perantara antara pemberi pinjaman dan peminjam ini bisa membebankan biaya tambahan bagi peminjam dan menawarkan tarif tinggi bagi pemberi pinjaman yang bersedia mengunci kripto mereka dalam jangka waktu tertentu.
Untuk platform DeFi, pemberi pinjaman dan peminjam bisa menghubungkan wallet mereka ke platform lending yang secara otomatis akan memfasilitasi proses pinjam meminjam dengan menggunakan smart contract. Platform lending terdesentralisasi yang paling populer di antaranya Aave, Compound, dYdX, dan Balancer.
Risiko Staking dan Lending
Suku bunga untuk staking dan lending kripto bervariasi dari 1% hingga 15%, tergantung pada jenis mata uang kripto dan periode waktu yang dipilih.
Secara umum, suku bunga yang diberikan ada di kisaran 6%. Angka ini cukup besar jika dibandingkan dengan bunga pasar saham AS yang memiliki rate 12% untuk waktu 10 tahun.
Seperti halnya industri kripto, staking dan lending tidak sepenuhnya bebas risiko. Keduanya memiliki tingkat risiko yang perlu dipertimbangkan oleh investor yang tertarik untuk menjajal.
Staking mungkin tidak ramah dalam penyediaan likuiditas karena token akan dikunci di dalam jaringan. Investor juga bisa dihadapkan pada kerugian jika terpaksa mencairkan kripto yang di-staking karena hal darurat saat harga sedang turun.
Oleh karena itu, jika menyimpan dana darurat di wallet kripto, sebaiknya dana tersebut tidak di-staking di jaringan. Pastikan hanya mempertaruhkan kripto yang akan dipegang dalam jangka panjang.
Layanan lending juga berisiko tinggi, terutama yang dikelola secara terpusat oleh perusahaan. Sebagai entitas tersentralisasi, perusahaan memiliki risiko untuk bangkrut, kolaps, dan krisis likuiditas, seperti yang dialami Voyager Digital, BlockFi, dan Celsius pada 2022.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang