Volubit.id — Pesimisme para pelaku pasr tentang pergerakan harga Bitcoin (BTC) terus mengalir deras dan semakin tak terbendung. Tren negarif harga BTC diperkirakan masih akan berlanjut seturut sentimen beariah yang belum mereda di pasar.

Firma analitik Santiment mencatat hasil perbincangan di media sosial menciptakan konsensus yang memprediksi harga BTC masih akan terus turun hingga di bawah $70.000 per keping.

🗣️ Social media is showing a massive level of fear, with Bitcoin being associated with sub-$70K levels at the highest rate since the Feb. 27 crash. The true capitulation point (and optimal buy spot) will be when low prices ($50K-$69K) are being predicted across social media with… pic.twitter.com/nSsMirtjAR

— Santiment (@santimentfeed) March 10, 2025

Data Santiment menyebut sentimen fear semakin sering menghinggapi pelaku pasar seiring gejolak volatilitas yabg terjadi dalam beberapa pekan belakangan. Sejak pekan terakhir Februari 2025 lalu, ada sedikitnya empat momen besar yang mempengaruhi gejolak sentimen bearish di pasar.

Walau sudah sangat bearish, masih ada kemungkinan titik bottom belum sepenuhnya tercapai. Adapun titik buy the dip optimal diperkirakan akan terjadi ketika mayoritas investor ritel memprediksi harga akan terus turun ke kisaran $50.000-69.000 tanpa optimisme terhadap kenaikan harga ke level lebih tinggi. Jika kejadian, sentimen tersebut bisa menjadi tanda bahwa pasar sudah mendekati titik kapitulasi.

Pasar kripto sendiri tengah mengalami tekanan besar dalam beberapa pekan terakhir. Harga Bitcoin telah jatuh 27% dari rekor tertinggi alias all time high (ATH) di angka sekitar $109.000 pada 19 Januari 2025 menjadi di kisaran $80.000 berdasarkan harga terkini.

Penurunan ini terjadi setelah periode euforia yang dipicu oleh kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada November 2024. Kemenangan Trump, yang dikenal sebagai figur pro kripto, sempat mendorong lonjakan jumlah investor baru serta peningkatan aktivitas pembelian oleh pemodal besar atau whale.

Sayangnya, sejak pertengahan Februari, tren tersebut berbalik ketika para pemain besar mulai melakukan aksi take profit, yang kemudian memicu kejatuhan harga aset semakin dalam.

Fenomena ini bukan sekadar koreksi teknikal, tetapi juga berkaitan dengan kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintahan Trump. Salah satu faktor utama yang memengaruhi volatilitas pasar adalah kebijakan perang dagang yang diterapkan oleh Trump.

Tidak hanya Bitcoin, aset kripto lain juga mengalami pukulan telak. Sejumlah altcoin besar seperti Ethereum (ETH) turun 29% dalam 30 hari terakhir, Solana (SOL) anjlok 40%, dan Dogecoin (DOGE) merosot 38%.

Situasi ini menjadi tantangan besar bagi investor ritel yang baru masuk ke pasar saat harga sedang tinggi-tingginya. Banyak dari mereka yang sebelumnya menikmati lonjakan harga tanpa mengalami koreksi besar kini harus menghadapi kenyataan pahit lantaran nilai portofolio mereka menyusut secara drastis.