Volubit.id — Token asli proyek nonfungible token (NFT) Pudgy Penguins, PENGU, terpantau anjlok hampir 50%, kurang dari 24 jam setelah diluncurkan, pada 17 Desember 2024.

Menurut data CoinMarketCap, token yang diperdagangkan di jaringan Solana ini sempat melonjak ke level $0,05063, tetapi kemudan berangsur turun ke $0,030. Token ini juga sempat menyentuh kapitalisasi pasar $3 miliar sebelum akhirnya terjun $1,9 miliar.

Proyek ini telah mendistribusikan sekitar setengah dari total pasokan token PENGU yang mencapai hampir 89 miliar kepada anggota komunitas melalui airdrop. Menurut situs Pudgy Penguins, sebanyak 26% di antaranya dialokasikan untuk pemegang NFT Pudgy Penguins.

Meskipun tim Pudgy Penguins belum mengumumkan utilitas token secara spesifik. Namun PENGU diperkirakan bisa digunakan untuk tata kelola proyek.

Berawal dari Koleksi NFT

Diluncurkan pada 2021, Pudgy Penguins adalah koleksi NFT bergambar penguin unik berjumlah 8.888. Proyek ini juga meluncurkan banyak koleksi NFT lainnya, seperti Lil’ Pudgys, 22.000 NFT bergambar bayi penguin, dan Pudgy Rods, NFT alat pancing bertema penguin.

Pemegang salah satu NFT ini dapat mengklaim token PENGU dengan membuktikan kepemilikan mereka di jaringan Ethereum.

Berdasarkan data dari marketplace NFT, OpenSea, harga dasar atau floor price NFT Pudgy Penguin pada 18 Desember mencapai 17 ETH atau sekitar Rp1 miliar. NFT ini dimiliki oleh hampir 4.979 wallet unik.

Menurut OpenSea, floor price Pudgy Penguin sebelumnya sempat mencapai hampir 36 ETH sesaat sebelum peluncuran token PENGU. Pudgy Penguins kini menjadi salah satu NFT termahal setelah CryptoPunks.

Sementara itu, koleksi Lil’ Pudgys dan Pudgy Rods saat ini diperdagangkan dengan floor price masing-masing sekitar 1,7 ETH dan 0,7 ETH. Selain NFT, Pudgy Penguins juga telah menjual 1,5 juta mainan bermerk Pudgy di toko ritel seperti Walmart.