Binance Futures Terkena Gangguan Teknis, Likuidasi Posisi Short Lebih Tinggi

Volubit.id — Platform perdagangan kripto terbesar di dunia, Binance, mengalami gangguan singkat pada layanan perdagangan berjangka (futures) bernilai lebih dari USD 90 miliar atau sekitar Rp1.450 triliun pada Kamis, 29 Agustus. Seluruh perdagangan futures di bursa tersebut dinyatakan “tidak tersedia sementara” selama sekitar 25 menit sebelum akhirnya pulih sepenuhnya.

Gangguan terjadi pada kontrak berjangka dengan margin dolar AS atau stablecoin, yang dikenal sebagai USD-Margined (UM) contracts. Binance menyatakan masalah tersebut telah terselesaikan tak lama setelah mengumumkan penghentian layanan.

Pada pukul 06.35 UTC atau 13.35 WIB, perusahaan mengumumkan penangguhan seluruh perdagangan futures, lalu pada 07.00 UTC atau 14.00 WIB kembali mengumumkan bahwa masalah UM telah diatasi dan semua perdagangan berjalan normal. Binance tidak memberikan rincian penyebab gangguan atau potensi dampaknya terhadap trader.

Kontrak futures dengan margin stablecoin seperti USDT dan USDC menjadi instrumen penting bagi pelaku pasar, mulai dari trader harian hingga market makers yang memanfaatkan kontrak tersebut untuk lindung nilai (hedging). Ketika layanan ini terhenti, pergerakan dana dan posisi lindung nilai di pasar bisa terganggu dan bisa menyebabkan likuiditas berpindah ke platform lain.

Dampak gangguan terlihat pada pergeseran aktivitas antar bursa. Data dari Coinglass menunjukkan bahwa dalam 24 jam terakhir setelah insiden, Binance tidak lagi menempati posisi puncak dalam daftar likuidasi. Posisi itu diambil alih oleh Bybit, yang mencatat jumlah likuidasi 10% lebih tinggi dibanding Binance. Selain itu, tingkat likuidasi posisi short di Binance meningkat 10%dibanding rata-rata pasar, menandakan adanya pergeseran risiko akibat jeda perdagangan.

Hingga kini, Binance belum membeberkan penyebab gangguan maupun detail teknis tambahan. Tidak ada informasi mengenai kemungkinan kehilangan data, perubahan pesanan, ataupun adanya likuidasi paksa pada posisi terbuka. Minimnya penjelasan ini memicu spekulasi di kalangan komunitas, mulai dari kemungkinan kesalahan pada mesin pencocokan pesanan hingga kendala pada lapisan API.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *