Volubit.id — Bitcoin (BTC) terus memperkokoh posisinya sebagai salah satu aset investasi paling panas di dunia. Bahkan, saat ini BTC yang kerap dijuluki sebagai emas digital ini tercatat menduduki peringkat ke-7 sebagai aset terbesar di dunia.
Kapitalisasi pasar alias market cap BTC saat ini mencapai $1,807 triliun di kisaran harga aset $91.335 per keping. Bila tren kenaikan terus terjadi, BTC bisa saja melampaui market cap perusahaan teknologi raksasa Google (GOOG) yang saat ini bertengger di posisi ke-5 dengan nilai $2,154 triliun.
Syaratnya, BTC harus naik 20% hingga mencapai harga $110.000. Namun asumsi tersebut berlaku hanya jika saham Google bergerak stagnan atau hanya mengalami kenaikan minor.
Di posisi puncak, emas masih memimpin dengan kapitalisasi pasar $17,653 triliun. Di bawahnya, berturut-turut ada Apple, NVIDIA, Microsoft, dan Amazon. Namun, laju Bitcoin yang agresif terus menarik perhatian investor besar.
Saat ini, BTC sudah berada di atas perak dan perusahaan minyak raksasa Saudi Aramco. Juga melewati Meta (Facebook), Tesla, dan perusahaan Warren Buffet Berkshire Hathaway.
Disitat dari Cryptoslate, lompatan harga ini mencerminkan kenaikan 39,5% dari posisi terendahnya sebelum Pemilu Amerika Serikat (AS) di harga $66.880. Kenaikan sembilan hari terakhir menjadi lonjakan harga terbesar sejak Januari 2021, dengan nilai pasar yang jauh lebih besar dibandingkan dua tahun lalu senilai $450 miliar.
Di sisi lain, kenaikan harga ini memicu aksi take profit yang mulai muncul. Tercatat sudah terjadi outflow bersih senilai $640 juta dalam dua hari terakhir. Pola ini menunjukkan fase konsolidasi, serupa dengan tren di pasar keuangan tradisional ketika investor merealisasikan keuntungan setelah lonjakan tajam.
Berdasarkan data firma analitik CryptoQuant, aktivitas investor ritel juga melonjak. Transaksi Bitcoin di bawah $100.000 mencapai level tertinggi dalam tiga tahun selama beberapa waktu terakhir.
Retail investors are coming: #Bitcoin transaction volume under $100K hit a 3-year high. pic.twitter.com/S0pG6eErlY
— Ki Young Ju (@ki_young_ju) November 18, 2024
Walau begitu, minat ritel saat ini dinilai masih jauh di bawah euforia pada fase bullrun sebelumnya di 2021. Saat itu, Coinbase menjadi aplikasi terpopuler di Apple Store dan mengalami lonjakan kata kunci dalam pencarian Google. Kondisi ini bisa menjadi gambaran ihwal hype seputar Bitcoin dan kripto yang masih memiliki potensi ruang untuk bertumbuh.
Popularitas ETF Bitcoin Lampaui Emas
Sebelumnya, CryptoQuant juga mencatat exchange traded fund (ETF) Bitcoin spot kini menguasai 5,3% dari total pasokan BTC secara global. Koleksi BTC yang dikelola ETF tercatat sudah mencapai 1,05 juta BTC pada pertengahan November. Lonjakan koleksi ETF Bitcoin spot membuat analis memprediksi kapitalisasi pasar ETF Bitcoin akan melampaui ETF emas dalam dua bulan mendatang.
Laju fantastis BTC sebagai aset investasi ini bahkan sudah melampaui ETF emas di bawah kelolaan firma investasi raksasa Blackrock. Produk BlackRock iShares Gold ETF (IAU) ini memerlukan waktu 20 tahun untuk mencapai aset kelolaan $33 miliar sejak diluncurkan pada 2005.
Sementara BlackRock iShares Bitcoin ETF (IBIT) yang baru diluncurkan Januari 2024 lalu, berhasil mencapai tingkat dana kelolaan yang sama dengan ETF emas tersebut dalam waktu kurang dari 10 bulan saja.
Kondisi ini mencerminkan tingginya minat dan arus masuk modal ke ETF Bitcoin dibandingkan dengan ETF emas, meskipun emas telah menjadi aset investasi yang lebih mapan.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang