Bitcoin Bangkit ke $115.500, Glassnode: Pasar Masih Dibayangi Tekanan Jual

Volubit.id — Bitcoin (BTC) kembali menyentuh harga $115.500 pada 12 September 2025 pagi setelah sempat anjlok ke kisaran $107.000 pada awal bulan lalu. Data CoinMarketCap menunjukkan, dalam sepekan terakhir, BTC mengalami kenaikan hingga 4,3%.

Platform analitik Glassnode dalam laporan mingguan yang dirilis 11 September 2025, mengungkapkan, penurunan harga Bitcoin sebelumnya berasal dari kelompok pemegang jangka pendek atau short-term holders (STH).

Data menunjukkan, kelompok pemegang BTC dengan usia koin 3–6 bulan melakukan aksi jual hingga $189 juta per hari. Angka ini menyumbang sekitar 79% dari total keuntungan yang direalisasikan (realized profit) oleh pemegang jangka pendek.

Artinya, para investor yang membeli Bitcoin saat harga turun di periode Februari–Mei lalu memanfaatkan kenaikan harga saat all-time high (ATH) pada pertengahan Agustus untuk mengambil untung. Aksi ambil untung inilah yang menjadi hambatan cukup besar bagi kelanjutan kenaikan harga.

Selain aksi ambil untung dari pemegang jangka pendek, tekanan pasar juga datang dari para pembeli BTC di harga puncak (top-buyers) yang terpaksa melakukan jual rugi.

Kelompok pemegang BTC dengan usia koin hingga 3 bulan tercatat melepas aset dengan kerugian hingga sekitar $152 juta per hari. Pola ini mirip dengan situasi pada April 2024 dan Januari 2025, ketika para pembeli di harga puncak juga menyerah dan melakukan jual rugi.

Untuk mendukung kebangkitan tren harga naik dalam jangka menengah, menurut Glassnode, pasar butuh permintaan baru yang cukup kuat untuk menyerap tekanan jual ini. Konfirmasi positif akan terlihat jika harga bertahan stabil di atas $114.000 seperti saat ini, karena itu akan mengembalikan kepercayaan investor dan mendorong aliran modal baru masuk ke pasar.

Glassnode membaca kondisi pasar dengan memetakan biaya beli (cost basis) para investor di sekitar harga saat ini. Level-level ini biasanya menjadi patokan pergerakan harga jangka pendek.

Berdasarkan heatmap Cost Basis Distribution (CBD), ada tiga kelompok utama investor yang kini mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin:

1. Pembeli di puncak (top-buyers) dalam tiga bulan terakhir, dengan cost basis rata-rata sekitar $113.800.
2. Pembeli saat harga turun (dip-buyers) dalam sebulan terakhir, terkonsentrasi di sekitar $112.800.
3. Pemegang jangka pendek dalam enam bulan terakhir, dengan cost basis rata-rata di sekitar $108.300.

Ketiga level ini membentuk kisaran harga perdagangan saat ini. Jika harga berhasil naik kembali ke $113.800, para top-buyers akan kembali untung, yang bisa menjadi dorongan bagi kelanjutan tren naik.

Sebaliknya, jika harga turun menembus $108.300, para pemegang jangka pendek bisa kembali merugi. Hal ini berpotensi memicu tekanan jual baru dan membuka jalan menuju level pasokan besar berikutnya di sekitar $93.000.

Arus Masuk ETF Bitcoin Melambat

Selain arus dana di blockchain, penting juga melihat permintaan eksternal melalui exchange-traded fund (ETF), yang sejauh ini telah menjadi salah satu pendorong utama siklus pasar Bitcoin.

Sejak awal Agustus, arus masuk bersih (net inflow) ETF Spot Bitcoin di AS turun tajam, kini hanya berkisar di 500 BTC per hari. Angka ini jauh lebih kecil dibanding intensitas arus masuk yang sebelumnya mendorong kenaikan harga dalam siklus saat ini.

Melambatnya aliran dana dari investor traditional finance (TradFi) ini menunjukkan momentum mulai melemah. Mengingat ETF berperan penting dalam mendorong kenaikan harga, penurunan minat ini membuat struktur pasar saat ini menjadi lebih rapuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *