Bitcoin Cetak ATH Baru, Analis Bidik Target $150.000 Meski Peringatkan Potensi Koreksi

Volubit.id — Harga Bitcoin kembali menorehkan sejarah dengan menembus level tertinggi sepanjang masa (ATH) di $125.559 pada Minggu, 5 Oktober 2025, menurut data CoinMarketCap. Rekor ini menjadi titik tumpu baru, yang menurut para analis, berpotensi membawa harga aset digital terbesar di dunia itu menuju $50.000.

Analis kripto yang dikenal dengan nama CrediBULL Crypto menyebut ATH ini sebagai sinyal dimulainya glombang kenaikan baru bagi Bitcoin. Namun, ia juga memperingatkan kemungkinan terjadinya koreksi harga ke kisaran $108.000–$118.000.

“Tidak ada yang bisa memastikan seberapa dalam koreksi akan terjadi, jika memang terjadi. Namun, selama harga tetap di atas level awal impuls di $108.000, skenarionya masih tergolong sehat,” kata dia di X.

Pandangan serupa disampaikan Crypto Chase, trader populer di komunitas kripto, yang menyebut reli Bitcoin kali ini menandai dimulainya kembali tren bull run.

“Jika Bitcoin benar-benar kuat, maka koreksi yang terjadi kemungkinan hanya bersifat minor,” katanya.

Faktor Pendorong Kenaikan Harga Bitcoin

Kenaikan tajam Bitcoin kali ini diduga dipicu oleh penutupan sementara (shutdown) pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang dimulai pada 1 Oktober. Setelah peristiwa tersebut, harga Bitcoin langsung melonjak di atas $116.000.

Beberapa anggota komunitas kripto mencatat, dari lima kali government shutdown terakhir di AS, tiga di antaranya diikuti oleh lonjakan harga Bitcoin. Tren ini tampaknya kembali terulang tahun ini.

Selain itu, aliran dana besar ke produk spot ETF berbasis Bitcoin juga menjadi pendorong utama lonjakan harga. Berdasarkan data, dalam periode 29 September hingga 3 Oktober, produk ETF tersebut mencatatkan arus masuk sebesar $3,2 miliar.

Data ini dibenarkan analis ETF Bloomberg, Eric Balchunas, yang mengatakan rekor baru Bitcoin terjadi setelah ETF mencatat total arus masuk mencapai $3,3 miliar hanya dalam beberapa hari, dan $24 miliar sepanjang tahun ini.”

https://x.com/EricBalchunas/status/1974838529801761094

Analis dan trader Will Clemente menilai fenomena ini sebagai sinyal positif bagi pasar. Menurutnya, perusahaan investasi besar mulai melihat Bitcoin sebagai aset alternatif menggantikan komoditas dan saham.

“Kita mungkin masih akan melihat satu kali koreksi lagi. Namun yang paling bullish dari pergerakan ini adalah karena didorong oleh pembelian spot ETF, bukan oleh perusahaan kripto atau spekulan kontrak berjangka,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *