Volubit.id — Sentimen pasar dalam Crypto Fear & Greed Index telah jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir, usai harga Bitcoin anjlok ke bawah $85.000. Pada 27 Februari 2025, indeks tersebut semakin dalam memasuki level “Extreme Fear,” dengan skor 10.

Level ini merupakan level terendah sejak Juni 2022, ketika perusahaan hedge fund crypto Three Arrows Capital (3AC) runtuh, sebulan setelah kolapsnya token Terraform Labs, Terra (LUNA) dan TerraUSD (UST).

Pada periode yang sama, perusahaan pemberi pinjaman kripto, Celsius, juga menghentikan semua layanan penarikan (withdrawal) bagi pengguna, beberapa minggu setelah token aslinya, Celsius (CEL), anjlok hingga 90%.

Ketidakpastian Makroekonomi

Mengapa sentimen pasar ‘ekstreme fear’ bisa kembali terjadi padahal kondisi tahun ini jauh berbeda dengan kondisi pada 2022? Para pengamat menduga, situasi ketidakpastian makroekonomi ikut mempengaruhi.

Indikator sentimen ini pertama kali memasuki zona “ekstreme fear” pada 25 Februari 2025, ketika Bitcoin turun di bawah $90.000 untuk pertama kalinya sejak November.

Penurunan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan akan tetap memberlakukan tarif dagang 25% terhadap Kanada dan Meksiko sesuai jadwal. Kemudian, pada 26 Februari, Trump juga menyatakan akan memberlakukan tarif serupa terhadap Uni Eropa.

Kebijakan ini membuat investor beralih ke obligasi jangka panjang AS sebagai aset safe haven. Bahkan emas, yang sering dianggap sebagai safe haven terbaik, turun 2,2% dalam dua hari terakhir.

Berbeda dengan perusahaan teknologi raksasa yang memiliki dana besar dan dapat memperoleh keuntungan di tengah krisis ekonomi, Bitcoin tidak menawarkan dividen atau mekanisme keuntungan yang jelas dalam kondisi seperti ini. Akibatnya, S&P 500 kini lebih dianggap sebagai lindung nilai dibandingkan investasi berisiko tinggi.

Saat artikel ini ditulis, menurut data CoinMarketCap, Bitcoin telah turun 16,45% dalam 30 hari terakhir dan diperdagangkan di level $85.981.