Volubit.id — Bos Tether (USDT), Paolo Ardoino nampaknya tak tertarik dengan hiruk pikuk lantai bursa. Di saat perusahaan pesaingnya, Circle, baru saja mencetak debut gemilang di New York Stock Exchange (NYSE) lewat IPO yang memompa harga sahamnya hingga naik 167%, ia justru menampik kemungkinan membawa perusahaannya ke pasar publik.
Penolakan Ardoino atas rencana penawaran saham perdana itu muncul di tengah perbincangan soal valuasi Tether yang mencuat di komunitas kripto. “Tak perlu go public,” kata Ardonio pada 7 Juni 2025, hanya dua hari setelah USDC milik Circle resmi diperdagangkan di NYSE.
What Tether makes in one week is more than what circle makes in a whole fucking year
Go ahead, let those insiders DUMP ON YOU at 400% IPO price
— RamenPanda (@IamRamenPanda) June 6, 2025
Dalam cuitannya, Bos Artemis, Jon Ma, menyebut bahwa bila Tether masuk bursa, nilainya bisa menyentuh $515 miliar. Angka ini, kata Ma, akan menempatkan perusahaan penerbit stablecoin USDT itu sebagai entitas terbesar ke-19 di dunia, melewati raksasa produk minuman Coca Cola dan retail modern Costco.
Tapi, bagi Ardoino, angka itu belum cukup impresif. Ia menyebut taksiran tersebut terlalu rendah bila melihat cadangan kas perusahaan yang makin gemuk berkat akumulasi Bitcoin dan emas.
Tether sendiri saat ini berstatus sebagai perusahaan penerbit stablecoin terbesar di dunia dengan kapitalisasi pasar USDT mencapai lebih dari $154 miliar. Stablecoin ini dipakai luas di berbagai platform kripto sebagai mata uang digital yang nilainya stabil karena ditopang oleh aset riil.
Dengan kapitalisasi pasar lebih dari $150 miliar, USDT merupakan stablecoin terbesar di dunia dan duduk sebagai aset kripto ketiga dengan nilai pasar tertinggi setelah Bitcoin dan Ethereum. Dominasi USDT di sektor stablecoin membuat posisi Tether tak mudah digoyang, bahkan oleh pesaingnya sendiri yang kini mulai mencoba menggaet investor publik seperti Circle.
Di luar isu valuasi dan IPO, Tether juga makin agresif memperkuat jejaknya di ranah keuangan berbasis Bitcoin. Pada April lalu, Tether menjadi pemilik mayoritas Twenty One Capital, perusahaan treasury baru yang sudah menjadi holder Bitcoin korporat terbesar ketiga di dunia, hanya kalah dari MicroStrategy (kini Strategy) dan perusahaan tambang MARA Holdings.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang