Volubit.id — Harga Bitcoin (BTC) terhadap won Korea di exchange Upbit anjlok hingga 30%, pada 4 Desember 2024. Penurunan harga ini merupakan imbas dari pemberlakuan darurat militer yang diumumkan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.

Data Upbit menunjukkan, trading pair BTC/KRW merosot dari sekitar 130 juta KRW menjadi 93,6 juta KRW sesaat setelah pengumuman darurat militer. Nilainya mulai berangsur naik saat ini menjadi 126 juta KRW.

🚨 The $BTC/KRW pair has crashed as South Korea’s president declared martial law. pic.twitter.com/DTWoXA6R2K

— Satoshi Stacker (@StackerSatoshi) December 3, 2024

Presiden Yoon mengatakan, keputusan darurat militer diambil sebagai respons pemerintah terhadap adanya ancaman dari Korea Utara dan untuk melindungi Korea Selatan dari pihak-pihak yang dianggap anti-negara

“Ini adalah langkah yang tidak dapat dihindari untuk memastikan kebebasan dan keselamatan rakyat serta menjamin keberlanjutan negara dari kerusuhan yang dipicu oleh elemen subversif anti-negara,” ujar Yoon, dikutip dari tayangan YouTube CNBC TV.

Status darurat militer Korea Selatan kemudian dicabut setelah berlaku selama enam jam. Pencabutan ini merupakan keputusan parlemen yang sepakat menolak adanya status tersebut.

Presiden Yoon kini dikabarkan tengah menghadapi tuntutan pemakzulan karena dianggap memberlakukan status darurat militer secara sepihak.

Sebagai negara dengan perkonomian terbesar ketiga di dunia, ketidakstabilan politik di Korea Selatan dapat mempengaruhi beberapa perusahaan besar, misalnya seperti Samsung, SK Group, dan bahkan perusahaan kripto.

Selain Upbit, Korea Selatan juga merupakan markas bagi exchange kripto besar lainnya seperti Bithumb, Korbit, dan Coinone.

Anggota parlemen Partai Demokrat Korea Selatan sebelumnya telah mengusulkan pajak keuntungan modal kripto yang direncanakan mulai berlaku pada 2025.

Namun, pada 1 Desember, mereka mengumumkan penundaan implementasi pajak tersebut selama dua tahun.