CEO Telegram Bebas tapi Tak Boleh Tinggalkan Prancis, Diminta Bayar Jaminan $5,5 Juta

Volubit.id — Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov dilaporkan telah dibebaskan dari tahanan setelah dijatuhi beberapa dakwaan oleh Pemerintah Prancis. Menurut laporan Bloomberg, Durov dibebaskan setelah menghadiri sidang dakwaan di pengadilan Paris pada 28 Agustus waktu setempat.

Meski bebas, ia tetap berada di bawah pengawasan pengadilan. Durov bahkan dilarang meninggalkan Prancis dan untuk bisa keluar tahanan ia diharuskan membayar jaminan tidak akan kabur sebesar $5,5 juta.

Durov didakwa terlibat dalam aktivitas ilegal, menolak berkomunikasi dengan pihak berwenang, pencucian uang, dan membantu aksi kriminal. Jaksa penuntut Prancis juga menuduh Durov terlibat dalam aksi menyebarkan pornografi anak dan memfasilitasi aktivitas terlarang melalui Telegram.

Durov ditangkap di Bandara Le Bourget pada Sabtu, 24 Agustus 2024. Saat penangkapan dilakukan, ia baru turun dari jet pribadinya setelah melakukan perjalanan dari Azerbaijan.

Banyak pihak yang melayangkan kritik kepada otoritas Prancis dan menyebut aksi penangkapan Durov merupakan serangan terhadap kebebasan berekspresi.

Pada 2024 ini, Telegram tercatat telah memiliki lebih dari 900 juta pengguna aktif bulanan. Pengguna yang melakukan aktivitas ilegal atau berbagi konten terlarang dikenal dapat menjadi preseden bagi para pimpinan perusahaan media sosial lainnya, seperti Mark Zuckerberg atau Elon Musk.

Kasus Pavel Durov di Swiss

Durov ternyata sedang berada di bawah penyelidikan di Swiss atas kasus dugaan penganiayaan anak. Kasus ini diajukan mantan kekasihnya, Irina Bolgar.

Forbes melaporkan, Bolgar mengajukan tuntutan pidana terhadap Durov pada Maret 2023. Ia menuding pria tersebut telah bersikap agresif dan melakukan kekerasan fisik terhadap salah satu anak mereka. Bolgar juga menggugat masalah hak asuh dan tunjangan anak yang belum dibayar.

Dalam laporan itu disebutkan, Durov telah melakukan penganiayaan terhadap putra bungsunya sebanyak lima kali pada 2021-2022. Akibatnya, sang putra mengalami gegar otak dan gangguan tidur berkepanjangan.

Bolgar memberikan bukti berupa transkrip pesan antara dia dan Durov pada November 2021, serta catatan medis dari April 2023 yang membuktikan korban anak menderita kecemasan dan kesulitan tidur akibat dugaan kekerasan tersebut.

Kantor Kejaksaan Umum Jenewa awalnya menolak tuntutan pidana yang diajukan oleh Bolgar karena diajukan lebih dari tiga bulan setelah insiden terakhir. Bolgar berhasil mengajukan banding pada Mei 2023, dan kasus tersebut diizinkan untuk dilanjutkan pada Oktober.

Dalam dokumen pengadilan, Bolgar mengklaim Durov memutus komunikasi dengan anak-anak mereka pada September 2022 dan sekaligus berhenti memberikan tunjangan anak.

Sejak saat itu, Bolgar dilaporkan hanya mengandalkannya gaji bulanannya sebesar $9.500 untuk menghidupi anak-anaknya. Padahal Forbes memperkirakan kekayaan Durov mencapai $15,5 miliar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *