CEX vs DEX: Cara Kerja, Kelebihan, dan Kekurangannya

Volubit.id — Hampir semua investor kripto memperoleh kripto pertamanya lewat exchange. Exchange kripto adalah platform tempat investor dan trader melakukan aksi jual beli token dan memperdagangkan produk futures kripto.

Ada dua jenis exchange yang secara umum banyak digunakan untuk trading dalam industri kripto: centralized exchange (CEX) dan decentralized exchange (DEX).

Selama bertahun-tahun, komunitas kripto terus memperdebatkan platform mana yang terbaik di antara keduanya. Namun, tidak ada jawaban pasti karena baik CEX maupun DEX sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.

Volubit mencoba mengulas informasi terkait CEX dan DEX, termasuk cara kerja, kelebihan, kekurangan dan contohnya, sebagai bahan pertimbangan bagi trader yang ingin memilih exchange.

 

Centralized Exchange (CEX)

Disadur dari Techopedia, CEX adalah exchange kripto yang dioperasikan dan dikendalikan oleh entitas terpusat/perusahaan. Sementara likuiditasnya disediakan oleh entitas yang disebut market makers.

CEX memiliki aturan yang mirip dengan bursa saham tradisional, yang mengharuskan transaksi diselesaikan secara off-chain atau di luar jaringan.

CEX beroperasi dengan cara mempertemukan pembeli dan penjual dalam order book. Exchange ini lebih banyak dipilih oleh trader pemula karena dianggap lebih mudah digunakan, tanpa perlu mengulik dalam tentang blockchain.

Perusahaan pengelola CEX tidak hanya memfasilitasi perdagangan, tetapi juga memiliki kewenangan untuk menonaktifkan penarikan, pembelian, penjualan, dan perdagangan kripto, serta melakukan penutupan akun nasabah. Entitas juga memegang kendali order book dalam menentukan order pesanan.

Saat mendaftar dan membuat akun CEX, pengguna diwajibkan untuk menyerahkan informasi pribadi dan melengkapi persyaratan know your customer (KYC) karena CEX selalu tunduk pada regulasi di negara tempatnya beroperasi.

Fee transaksi biasanya ditentukan oleh entitas yang mengelola. Meski bersifat terpusat, CEX selalu memiliki volume perdagangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan DEX.

Contoh platform CEX adalah Binance, Coinbase, Kraken, TokoCrypto, dan Indodax. Menurut data CoinMarketCap, per 15 Juni 2024, Binance masih menjadi CEX terbesar di dunia dengan volume perdagangan harian mencapai $15 miliar.

Kekurangan dan Kelebihan CEX

CEX memiliki beberapa keunggulan yang biasanya menjadi pilihan bagi investor pemula yang baru berkecimpung di dunia kripto. Berikut ulasannya.

1. Mudah dan Punya Banyak Fitur

Platform CEX cenderung mengutamakan kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan daripada memberikan pengalaman web3 kepada pengguna, tidak hanya dari cara pakai, tapi juga dari user interface.

Platform CEX juga dikenal sarat dengan fitur-fitur seperti staking, copy trading, limit order, NFT marketplace, futures, rencana investasi, modul pembelajaran, berita, dan masih banyak lagi.

2. Likuiditas Tinggi dan Melindungi Investor

CEX lebih menjamin ketersediaan likuiditas yang memungkinkan spread lebih ketat dan slippage lebih rendah dalam perdagangan.

Karena tunduk pada regulasi pemerintah terkait KYC dan antipencucian uang, CEX juga akan mengutamakan kepatuhan yang bertujuan untuk melindungi investor dari berbagai masalah di masa depan, termasuk dari risiko likuiditas.

3. Layanan Penukaran Fiat dan Pencatatan Pajak

CEX lebih memprioritaskan layanan penukaran fiat ke kripto atau sebaliknya (fiat on-ramp/off-ramp), daripada penukaran token ke token.

CEX juga memudahkan pembayar pajak kripto untuk mencatat transaksi dan membuat laporan pajak penghasilan.

4. Transaksi Cepat

Karena transaksinya diselesaikan secara off-chain, prosesnya biasanya lebih cepat dan murah.

 

Meski punya banyak keunggulan, CEX juga menyimpan sejumlah kekurangan yang bisa menjadi pertimbangan pengguna.

1. Dikuasai Perusahaan

Pengguna tidak sepenuhnya memiliki kendali atas kripto yang mereka simpan di CEX. Perusahaan pengelola mempunyai otoritas untuk membatasi penarikan dan pembelian/penjualan token, serta menyensor pelanggan maupun token yang diperdagangkan.

Kewajiban pengguna untuk menyerahkan informasi pribadi juga membuat platform CEX dianggap kurang bersifat privat.

2. Risiko Perusahaan Ambruk

Tidak ada yang menjamin sebuah perusahaan akan terus sehat, termasuk perusahaan pengendali CEX. Insiden peretasan atau bahkan kebangkrutan bisa membuat nasabah kehilangan aset kripto mereka di CEX, seperti yang terjadi pada exchange FTX yang ambruk pada 2022 lalu.

Oleh karena itu, penting untuk mempelajari berbagai langkah keamanan dan jaminan yang dimiliki oleh platform CEX sebelum memutuskan untuk menggunakan layanannya.

3. Token yang Di-listing Lebih Sedikit

Platform CEX memiliki lebih sedikit mata uang kripto yang di-listing. Proses pendaftaran token baru juga biasanya lebih ketat dan membutuhkan waktu cukup lama.

 

Decentralized Exchange (DEX)

DEX adalah exchange kripto yang aktivitas perdagangan kriptonya tidak difasilitasi oleh entitas terpusat. DEX menggunakan smart contract dan liquidity pools untuk memproses pertukaran token. Semua transaksi terjadi secara on-chain atau di dalam jaringan.

Dalam DEX, trader menukar token dari liquidity pools, yang likuiditas di dalamnya berasal dari pengguna lain. Pengguna yang menyediakan likuiditas bisa mendapatkan imbalan.

Tidak seperti CEX, perdagangan mata uang kripto di DEX memberikan kuasa penuh bagi pengguna terhadap aset mereka sendiri, yang menjadi gerbang ke dunia decentralized finance (DeFi).

Pengguna tidak perlu melakukan registrasi, apalagi memberikan informasi pribadi, sehingga DEX bersifat lebih rahasia. Untuk menggunakan DEX, pengguna hanya perlu memiliki wallet kripto, yang fee transaksinya tergantung pada gas fee jaringan atau fee platform.

Contoh DEX adalah Uniswap, Pancakeswap, dan Curve. Menurut data CoinMarketCap, per 15 Juni 2024, DEX terbesar di dunia saat ini dipegang oleh Raydium yang berbasis di jaringan Solana dengan volume perdagangan harian mencapai $875 juta.

Kelebihan dan Kekurangan DEX

DEX juga memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan CEX.

1. Bersifat Terdesentralisasi

DEX memiliki lingkungan perdagangan yang terdesentralisasi dan permissionless sehingga bebas dari kendali dan pengaruh entitas terpusat. Siapa pun yang memiliki aset kripto dan akses internet dapat memperdagangkan mata uang kripto di DEX.

DEX juga dibangun di atas open-source code, yang memungkinkan siapa pun untuk mempelajari cara kerjanya. DEX tidak mengharuskan pengguna untuk membuat akun dan melakukan KYC.

2. Liquidity Pools

Siapapun bisa berkontribusi pada liquidity pools yang digunakan untuk memfasilitasi pertukaran token. Dengan menyetorkan token pada liquidity pools, pengguna bisa mendapatkan imbalan yang berasal dari trading fee.

3. Token yang Di-listing Lebih Banyak

Karena DEX bersifat permissionless, token apa pun yang ada di blockchain akan tersedia untuk diperdagangkan, asalkan memiliki cukup likuiditas untuk memenuhi perdagangan.

4. Self-Custody

Pengguna memiliki hak akses penuh pada aset mereka sendiri. Setiap kali pengguna bertransaksi di DEX, token kripto mereka selalu disimpan di wallet sendiri. DEX tidak menyimpan token para trader sehingga jika platformnya bermasalah, aset pengguna masih aman.

 

Di samping keunggulan-keunggulan itu, DEX juga menyimpan sejumlah kekurangan.

1. Lebih Kompleks

Penggunaan DEX harus punya pengetahuan teknis tentang mata uang kripto. Pengguna harus tahu cara menggunakan wallet self-custody, cara menggunakan berbagai jaringan blockchain, cara membayar gas fee, dan banyak lagi.

2. Gas Fee dan Smart Contract

Karena DEX berfungsi secara on-chain, pengguna perlu membayar gas fee setiap kali mereka melakukan transaksi dalam platform DEX.

Smart contract yang mendukung DEX juga dapat dieksploitasi dan diretas, yang dapat mengakibatkan hilangnya dana pengguna dalam liquidity pools.

4. Likuiditas Rendah

Token tertentu yang terdaftar di DEX mungkin memiliki likuiditas rendah, yang dapat mengakibatkan spread yang lebih lebar dan slippage yang lebih tinggi saat pertukaran token.

5. Token Berisiko

Semua kripto yang ada di jaringan blockchain dapat di-listing di dalam platform DEX, termasuk token yang berisiko. Trader harus melakukan uji tuntas sendiri sebelum memperdagangkan token di DEX guna menghindari penipuan.

6. Tidak Ada Penukaran Fiat

Salah satu kelemahan terbesar DEX adalah tidak menyediakan penukaran fiat. Biasanya, DEX hanya menawarkan pertukaran kripto-ke-kripto.

Memilih CEX atau DEX akan bergantung pada kebutuhan investor/trader kripto. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan, seperti kemudahan penggunaan, risiko, likuiditas, hingga privasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *