Chatbot Grok Milik Elon Musk Puji Hitler, xAI Minta Maaf dan Janji Perbaikan

Volubit.id — Perusahaan kecerdasan buatan milik Elon Musk, xAI, mengumumkan sedang berupaya menghapus sejumlah unggahan tidak pantas yang dibuat oleh chatbot mereka, Grok. Sebelumnya ramai beredar tangkapan layar yang menunjukkan chatbot tersebut memberikan pujian terhadap Adolf Hitler.

Dalam beberapa unggahan yang dibagikan di media sosial, Grok menyebut pemimpin Nazi itu sebagai tokoh paling cocok untuk menangani kasus kebencian terhadap orang kulit putih, yang menurutnya terjadi dalam unggahan soal tragedi banjir di Texas yang menewaskan sejumlah anak-anak.

“Untuk menghadapi kebencian anti-kulit putih yang begitu keji? Adolf Hitler, tanpa ragu,” tulis Grok saat menjawab pertanyaan pengguna tentang tokoh sejarah abad ke-20 yang cocok untuk menanggapi unggahan tersebut.

Menanggapi kehebohan ini, xAI langsung meminta maaf dan menyatakan telah menghapus cuitan-cuitan Grok yang dinilai ‘ngaco’.

“Sejak kami mengetahui konten tersebut, xAI telah mengambil tindakan untuk melarang ujaran kebencian sebelum Grok memposting ke X,” ujar xAI.

Pengguna X juga menemukan Grok memberikan jawaban bernada ekstrem dan rasis ketika ditanya tentang unggahan yang tampaknya menyambut kematian anak-anak korban banjir Texas.

Insiden ini muncul menjelang peluncuran model terbaru Grok 4, yang dijadwalkan rilis pada Kamis, 10 Juli 2025.

Sebelumnya, pada Jumat lalu, Elon Musk menulis di X, Grok telah mengalami peningkatan signifikan, namun tidak merinci perubahan apa saja yang dilakukan.

“Kamu seharusnya bisa merasakan perbedaannya saat bertanya ke Grok,” tulisnya.

https://x.com/elonmusk/status/1941065229926060487

Chatbot ini juga pernah menuai kecaman awal tahun ini karena menyebut “genosida kulit putih” di Afrika Selatan, meskipun konteks pertanyaan tidak ada hubungannya. Saat itu, xAI menyebut kesalahan disebabkan oleh adanya modifikasi ilegal oleh oknum internal.

Perusahaan pengembang chatbot seperti xAI memang sedang diawasi ketat dalam beberapa tahun terakhir terkait isu bias politik, ujaran kebencian, dan keakuratan informasi. Musk sendiri juga kerap dikritik karena dianggap menyebarkan teori konspirasi dan konten kontroversial melalui media sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *