Volubit.id — Perusahaan penerbit stablecoin USDC, Circle Internet Group, dilaporkan telah resmi mengajukan dokumen kepada Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) untuk melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek New York.
Menurut isi dari Form S-1 yang diajukan pada 1 April itu, Circle berencana listing saham Kelas A dengan ticker “CRCL.” Namun Circle tidak merinci jumlah saham yang akan ditawarkan maupun harga target IPO-nya.
“Bagi Circle, menjadi perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek New York adalah kelanjutan dari keinginan kami untuk beroperasi dengan transparansi dan akuntabilitas tertinggi,” ujar CEO Circle, Jeremy Allaire, dalam dokumennya.
Pada November lalu, Bloomberg melaporkan, Circle telah lama berkonsultasi dengan penasihat keuangan mengenai kemungkinan IPO. Meskipun belum jelas berapa valuasi yang diincar Circle dalam IPO ini, perusahaan tersebut pernah dihargai sebesar $9 miliar ketika mencoba go public pada 2022.
Berdasarkan dokumen yang diajukan ke SEC, Circle berhasil meraup pendapatan sebesar $1,67 miliar sepanjang 2024. Angka ini meningkat sekitar 16% dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, pada periode itu, laba bersih perusahaan ini turun 41,8% menjadi $155,6 juta dari 2023. Sementara pada 2022, Circle mencatat kerugian bersih sebesar $761,7 juta.
Dokumen tersebut juga mengungkapkan, Circle menggelontorkan uang sebesar $908 juta kepada Coinbase pada 2024 untuk mendistribusikan USDC di exchange kripto milik Coinbase. Biaya yang besar ini membuat Coinbase memperoleh lebih banyak keuntungan dari USDC dibanding Circle sendiri.
Kepala penelitian aset digital VanEck, Matthew Sigel, mengatakan, tingginya biaya ini menjadi salah satu alasan pendapatan Circle meningkat pesat. Meski demikian, EBITDA atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi, serta laba bersih Circle mengalami penurunan pada 2024.
Circle’s revenues grew 16% but EBITDA and Net Income fell sharply.
Why? Four main reasons -->
Increased Partner Costs: A significant rise in distribution and transaction costs driven by higher fees paid to partners like Coinbase, due to increased reserve income and strategic… https://t.co/CHEv1PFdOk
— matthew sigel, recovering CFA (@matthew_sigel) April 1, 2025
Lebih dari 99% pendapatan Circle tahun lalu berasal dari cadangan stablecoin-nya. Selain itu, sebagian pendapatan juga dihasilkan dari imbal hasil atas kepemilikan surat utang pemerintah.
Circle juga dilaporkan memiliki aset senilai $6,2 juta dalam bentuk Bitcoin (BTC), $5,6 juta dalam Sui (SUI) serta lebih dari $3,3 juta dalam Ether (ETH). Perusahaan ini juga memegang Sei (SEI), Aptos (APT), dan Optimism (OP).
Sebelumnya, Circle telah mencoba melantai di bursa melalui merger dengan Special Purpose Acquisition Company (SPAC) pada 2021, tetapi rencana ini dibatalkan pada Desember 2022. Circle kembali mencoba IPO melalui pengajuan rahasia ke SEC pada Januari 2024.
Saat ini, USDC telah menjadi stablecoin terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, yakni sebesar $60,1 miliar. Angka ini berada di bawah Tether (USDT) yang memimpin dengan kapitalisasi pasar $144 miliar.
Tak hanya Circle, exchange kripto Kraken dan perusahaan keamanan blockchain BitGo juga dilaporkan sedang mempertimbangkan IPO tahun ini atau di awal 2026.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang