CryptoQuant Sebut Fase Bull Bitcoin Sudah Berakhir

Volubit.id — Bitcoin tampaknya mulai kehilangan tenaga setelah reli panjang yang membawa harganya menyentuh level tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH) di atas $109.000 pada Januari 2025 lalu.

Pendiri firma riset CryptoQuant, Ki Young Ju memperkirakan bahwa tren bullish Bitcoin telah berakhir dan kini pasar memasuki fase koreksi atau pergerakan sideways selama 6 hingga 12 bulan ke depan.

Salah satu indikator utama yang ia soroti adalah menurunnya likuiditas dalam pasar. Kondisi ini mengisyaratkan tidak adanya arus modal baru yang cukup kuat untuk menopang harga BTC di level saat ini.

Ju menyebut salah satu tanda paling jelas dari melemahnya momentum adalah stagnasi pada realized cap Bitcoin, yaitu total nilai BTC yang telah berpindah tangan berdasarkan harga saat terakhir kali diperdagangkan.

Jika indikator ini tidak mengalami kenaikan, berarti tidak ada aliran dana segar yang masuk ke pasar. Tren ini menurutnya sudah cukup adekuat menjadi sinyal bearish.

Ia juga menggarisbawahi arus keluar modal selama tiga pekan berturut-turut produk exchange traded fund (ETF) Bitcoin yang dikelola oleh BlackRock, IBIT. Kondisi ini menandakan bahwa investor besar mulai mengurangi eksposur mereka terhadap Bitcoin, sebuah tren yang biasanya terjadi menjelang fase penurunan harga.

CryptoQuant juga mengungkap sejumlah indikator teknikal menunjukkan potensi koreksi lebih dalam. Salah satunya adalah MVRV Z-score, metrik yang membandingkan nilai pasar Bitcoin dengan nilai realisasinya untuk mengukur apakah aset tersebut sedang overbought atau oversold.

Saat ini, skor MVRV sudah turun di bawah rata-rata pergerakan 365 hari, yang secara historis sering menandai awal dari pasar bearish atau koreksi tajam.

Untuk harga, level antara $75.000 hingga $78.000 disebut sebagai zona support kritis. Jika Bitcoin gagal bertahan di kisaran ini, tekanan jual bisa semakin besar dan mendorong harga turun lebih jauh hingga mendekati level $63.000 per keping.

Salah satu faktor yang memperburuk situasi adalah melemahnya permintaan dari investor besar, serta meningkatnya aksi jual dari ETF berbasis spot di Amerika Serikat (AS). Jika tekanan jual ini terus berlanjut tanpa adanya dorongan pembelian yang signifikan, maka peluang terjadinya koreksi harga lebih dalam semakin tinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *