Daftar Perusahaan Kripto yang Kasusnya Dihentikan/Ditangguhkan SEC, dari OpenSea Sampai Binance

Volubit.id — Pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump telah mengisyaratkan perubahan kebijakan besar terhadap industri kripto. Tak lama setelah Trump kembali menjabat pada 20 Januari, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) langsung meluncurkan Crypto Task Force yang didedikasikan untuk mereformasi regulasi di sektor ini.

Gugus tugas baru ini dipimpin oleh Komisaris SEC yang pro-kripto, Hester Peirce. Ia berjanji akan membersihkan kekacauan yang ditinggalkan oleh mantan Ketua SEC, Gary Gensler.

Gensler dikenal punya pendekatan keras terhadap industri kripto, dan telah mengeluarkan lebih dari 100 perintah penyelidikan terhadap perusahaan-perusahaan kripto sejak 2021.

Ia mengundurkan diri pada 20 Januari 2025, tepat di hari pelantikan Trump sebagai presiden. Dalam kampanyenya, Trump memang berjanji akan memecat Gensler jika ia terpilih kembali sebagai orang nomor satu di AS.

Posisi Gensler digantikan oleh Mark Uyeda, sebagai ketua SEC sementara, yang juga dikenal pro-kripto seperti Hester Peirce.

Berdasarkan beberapa dokumen yang diajukan ke SEC, Crypto Task Force telah bertemu dengan perwakilan berbagai perusahaan pada Februari lalu, sebagai bagian dari upaya untuk mengeksplorasi perubahan regulasi aset digital.

Tim ini disebut-sebut telah bertemu dengan perwakilan dari Robinhood, Blockchain Association, Jito Labs, Multicoin Capital, Nasdaq, dan Andreessen Horowitz untuk membahas prioritas regulasi yang terus berkembang.

Para perwakilan tersebut dilaporkan meminta adanya kerangka regulasi yang lebih jelas terkait produk yang diperdagangkan di bursa (exchange-traded products), layanan staking, serta berbagai isu lain yang mempengaruhi sektor kripto.

Peirce sebenarnya telah menyarankan agar SEC menunggu hingga memiliki ketua baru yang disetujui oleh Senat sebelum menetapkan pendekatan regulasi baru.

Namun, SEC bergerak lebih cepat untuk mengubah pendekatannya terhadap industri kripto. Tahun lalu, Reuters melaporkan SEC sedang mempertimbangkan untuk membekukan semua kasus penegakan hukum terkait kripto yang tidak melibatkan aksi penipuan, sebagai bagian dari perubahan kebijakan pemerintahan baru terhadap aset digital.

Tampaknya langkah tersebut sudah dimulai sekarang. Volubit mencatat, sedikitnya ada 9 perusahaan kripto yang kasusnya dicabut dan ditangguhkan, per 4 Maret 2025. Berikut daftarnya.

1. OpenSea

Pada 21 Februari 2025, pendiri OpenSea, Devin Finzer, mengatakan, SEC telah secara resmi menghentikan penyelidikan terhadap marketplace non fungible token (NFT) itu. Artinya, SEC tidak mengategorikan NFT sebagai sekuritas.

“SEC menutup investigasinya terhadap OpenSea. Ini adalah kemenangan bagi semua orang yang menciptakan dan membangun di industri ini,” kata Finzer, dalam cuitan di platform X.

Penyelidikan terhadap OpenSea dibuka pada Agustus 2024 setelah SEC mengeluarkan Wells Notice yang menuding marketplace NFT tersebut telah beroperasi sebagai bursa sekuritas tanpa izin.

2. Robinhood Crypto

SEC juga dilaporkan telah menutup investigasi terhadap Robinhood Crypto. Divisi Penegakan SEC memberi tahu Robinhood pada 21 Februari bahwa penyelidikan telah selesai dan tidak akan merekomendasikan adanya tindakan hukum. Robinhood kemudian mengungkapkan informasi ini ke publik pada 24 Februari.

“Investigasi ini seharusnya tidak pernah dibuka. Robinhood Crypto selalu mematuhi hukum sekuritas federal dan tidak pernah mengizinkan transaksi dalam sekuritas,” kata Kepala Kepatuhan dan Urusan Korporat Robinhood Markets Dan Gallagher.

Lini bisnis kripto dari perusahaan layanan keuangan Robinhood ini diketahui mendapatkan Wells Notice dari SEC pada 4 Mei 2024. Dalam pemberitahuan tersebut, SEC mengungkapkan adanya kemungkinan tindakan hukum terhadap Robinhood atas dugaan pelanggaran UU sekuritas.

Bulan lalu, Robinhood mencapai kesepakatan senilai $45 juta dengan SEC terkait tuduhan lebih dari 10 pelanggaran UU sekuritas. Robinhood kemudian mendesak SEC untuk menyediakan pedoman yang lebih jelas bagi industri aset digital.

3. Uniswap

Uniswap Labs, pengembang di balik decentralized exchange desentralisasi (DEX) Uniswap, mengumumkan SEC telah menghentikan penyelidikannya terhadap entitas tersebut.

Dalam cuitan di platform X pada 25 Februari, Uniswap menyatakan SEC juga tidak berencana mengambil tindakan hukum terhadap DEX itu. Uniswap diketahui menerima Wells Notice dari SEC pada April 2024, saat komisi itu masih dipimpin oleh Gary Gensler.

“Ini adalah kemenangan besar bagi DeFi dan menegaskan kembali apa yang selalu kami yakini – bahwa teknologi yang kami bangun berada di jalur yang benar secara hukum, dan pekerjaan kami akan tercatat dalam sejarah,” kata Uniswap.

4. Gemini

Dalam pemberitahuan tertanggal 26 Februari yang dibagikan oleh salah satu pendiri sekaligus presiden Gemini, Cameron Winklevoss, SEC menyatakan penyelidikannya terhadap exchange tersebut telah selesai.

SEC sebelumnya menggugat perusahaan pinjaman kripto Genesis Global Capital dan exchange kripto Gemini pada 12 Januari 2023 atas tuduhan menawarkan sekuritas yang tidak terdaftar melalui program “Earn” milik Gemini.

Namun, dalam pemberitahuannya, SEC menegaskan keputusan penghentian penyelidikan terhadap Gemini tidak bisa diartikan sebagai jaminan tidak akan ada tindakan hukum di masa depan.

Winklevoss menanggapinya dengan mengatakan, penutupan investigasi ini tidak membuatnya lega karena SEC sebenarnya telah cukup ‘merusak’ Gemini dan industri kripto secara keseluruhan.

“SEC membuat kami merugi puluhan juta dolar hanya untuk biaya hukum dan ratusan juta dolar akibat kehilangan produktivitas, kreativitas, serta inovasi. Tentu saja, Gemini bukan satu-satunya korban,” ujar Winklevoss.

Meski demikian, Winklevoss menganggap langkah SEC ini sebagai tonggak penting dalam mengakhiri perang terhadap kripto. Ia menyarankan agar staf SEC yang terlibat dalam tindakan penegakan semacam ini diberhentikan dan dilarang bekerja di lembaga tersebut, sementara perusahaan kripto yang terkena dampak harus mendapatkan kompensasi atas biaya yang telah mereka keluarkan.

5. Consensys

SEC telah setuju untuk mencabut gugatannya terhadap perusahaan kripto Consensys, pengembang wallet MetaMask.

Menurut pendiri Ethereum sekaligus pendiri Consensys, Joseph Lubin, SEC telah sepakat untuk mengajukan mosi guna mengakhiri kasus ini, meskipun keputusan akhirnya masih menunggu pengumuman resmi.

“Sekarang kami bisa kembali 100% fokus membangun. Tahun 2025 akan menjadi tahun terbaik bagi Ethereum dan Consensys. Pergeseran paradigma menuju dunia yang lebih terdesentralisasi semakin cepat,” ujarnya.

Pengacara Consensys, Bill Hughes, mengatakan SEC tidak akan mengenakan denda atau syarat apa pun kepada Consensys dalam proses pencabutan gugatan.

Pada April 2024, Consensys menggugat SEC terlebih dahulu atas rencana mengklasifikasikan Ether (ETH) sebagai sekuritas.

Tim hukum Consensys berargumen, SEC tengah berusaha mengendalikan masa depan mata uang kripto dan jika ETH dikategorikan sebagai sekuritas, maka setiap orang yang mengirim ETH melalui jaringan Ethereum bisa dianggap melakukan tindakan ilegal.

Pada Juni 2024, SEC akhirnya menghentikan penyelidikannya terhadap Ethereum. Namun di bulan yang sama, SEC justru mengajukan gugatan terhadap Consensys atas tuduhan perusahaan tersebut memperoleh keuntungan lebih dari $250 juta dari biaya layanan staking dan pertukaran aset digital melalui MetaMask.

6. Coinbase

SEC resmi mencabut gugatan terhadap exchange kripto Coinbase pada 27 Februari. SEC secara sukarela sepakat untuk mencabut seluruh litigasi yang terkait dengan Coinbase dan Coinbase Global dengan prejudis.

Hal ini mencakup pencabutan gugatan awal yang diajukan pada Juni 2023 serta permintaan banding sementara ke Pengadilan Banding AS, sebagaimana dinyatakan dalam dokumen pengadilan tertanggal 27 Februari.

Langkah ini diambil setelah kedua pihak mencapai kesepakatan untuk mengakhiri sengketa hukum pada 21 Februari.

Gugatan SEC terhadap Coinbase, yang diajukan pada Juni 2023, menuduh perusahaan tersebut beroperasi tanpa terdaftar sebagai broker, bursa sekuritas, atau lembaga kliring. SEC juga menuduh Coinbase menghindari kewajiban pengungkapan informasi.

Selain itu, SEC mengklaim Coinbase memperdagangkan lebih dari selusin token kripto yang dikategorikan sebagai sekuritas, termasuk Solana (SOL), Cardano (ADA), Polygon (POL), dan Filecoin (FIL).

Coinbase, yang diwakili oleh Kepala Pejabat Hukumnya, Paul Grewal, sejak awal menentang keras gugatan tersebut. Ia mengkritik SEC karena mengajukan gugatan setelah sebelumnya menyetujui listing Coinbase di bursa saham Nasdaq pada April 2021.

7. Yuga Labs

Pengembang non-fungible token (NFT), Yuga Labs, mengumumkan SEC telah menutup investigasinya terhadap perusahaan tersebut.

“Setelah lebih dari tiga tahun, SEC secara resmi menghentikan investigasinya terhadap Yuga Labs. NFT bukanlah sekuritas,” tulis perusahaan dalam sebuah unggahan di X pada 3 Maret.

SEC membuka penyelidikan terhadap Yuga Labs pada Oktober 2022 untuk menentukan apakah beberapa NFT mirip dengan saham tradisional dan dikategorikan sebagai sekuritas di bawah hukum AS.

Investigasi ini dimulai di bawah kepemimpinan Gensler, yang mencakup pembuat NFT dan pasar NFT untuk menilai apakah beberapa token, seperti fractional NFT, dapat dikategorikan sebagai sekuritas.

Yuga Labs merupakan otak di balik beberapa koleksi NFT populer dan bernilai tinggi saat pasar sedang booming, termasuk Bored Ape Yacht Club dan Mutant Ape Yacht Club. Perusahaan ini juga mengakuisisi hak atas CryptoPunks, salah satu koleksi NFT awal yang pernah terjual dengan harga fantastis.

8. Kraken

SEC telah sepakat untuk menghentikan gugatannya terhadap Kraken. Menurut Kraken, gugatan ini dihentikan dengan prejudice, yang berarti tidak ada pengakuan kesalahan, tidak ada denda yang dibayarkan, dan tidak ada perubahan dalam operasional bisnis Kraken.

SEC sebelumnya menggugat Kraken pada November 2023 dengan tuduhan exchange tersebut beroperasi sebagai broker, dealer, bursa, dan lembaga kliring tanpa terdaftar di SEC.

“Kasus ini tidak pernah benar-benar bertujuan melindungi investor, justru sebaliknya, tindakan penegakan hukum semacam ini malah semakin memperkeruh keadaan. Ini merugikan industri yang masih berkembang dan telah berulang kali meminta regulasi yang jelas,” kata Kraken.

9. Binance

Sebelumnya, SEC dan Binance juga mengajukan permohonan bersama untuk menangguhkan kasus hukum mereka selama 60 hari. Untuk pertama kalinya, SEC menangguhkan kasus dengan perusahaan kripto besar sejak dipimpin oleh plt Mark Uyeda.

Permohonan yang diajukan pada 10 Februari itu meminta jeda dalam kasus Binance dengan alasan pembentukan Crypto Task Force oleh SEC. “Kerja tim task force ini dapat berdampak pada penyelesaian kasus ini,” tulis SEC dan Binance dalam dokumen pengajuannya.

Setelah 60 hari, SEC dan Binance berencana mengeluarkan laporan bersama untuk mengevaluasi apakah penangguhan ini perlu diperpanjang.

“Karena ini merupakan permohonan bersama, tidak ada pihak yang dirugikan, dan penangguhan ini dapat menghemat sumber daya kedua belah pihak. Jika penyelesaian awal dapat dicapai, maka proses penyelidikan lebih lanjut tidak lagi diperlukan,” kata perwakilan SEC dan Binance.

Kasus Ripple yang Terkatung-katung

Setelah SEC mengeluarkan penyataan penghentian penyelidikan terhadap sejumlah perusahaan kripto, perhatian komunitas tertuju pada Ripple. Banyak yang menganggap, kasus Ripple vs SEC menjadi titik penting yang akan menunjukkan bagaimana pandangan SEC sebenarnya terhadap industri kripto.

Kasus Ripple menjadi perhatian publik setelah SEC menuduh Ripple melanggar undang-undang sekuritas AS dengan menjual token XRP sebagai sekuritas yang tidak terdaftar.

Namun, Hakim Analisa Torres, yang memimpin kasus Ripple vs SEC, memutuskan transaksi XRP di pasar sekunder tidak dapat dianggap sebagai ‘kontrak investasi’ yang menjadi syarat sebuah sekuritas.

Ia menekankan, pembeli XRP tidak dapat memastikan apakah pembayaran mereka langsung masuk ke Ripple atau ke penjual lain sehingga melemahkan klaim SEC bahwa XRP adalah sekuritas dalam konteks ini.

Akan tetapi, Ripple tetap dinyatakan bersalah dan melanggar undang-undang sekuritas dalam penjualan awal XRP kepada investor institusional tanpa mendaftarkannya sebagai sekuritas kepada SEC. Putusan ini juga menetapkan denda sebesar $125 juta serta larangan terhadap penjualan institusional XRP ke depan.

Menanggapi putusan hakim, SEC resmi mengajukan banding. Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi apakah SEC tengah mempertimbangkan untuk mencabut bandingnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *