Dana Rp22,7 Triliun Raib, Peretasan Bybit Jadi yang Terbesar Sepanjang Sejarah Kripto

Volubit.id — Platform exchange kripto Bybit mengalami peretasan besar-besaran dengan kerugian lebih dari $1,4 miliar atau sekitar Rp22,7 triliun dalam bentuk Staked Ether (stETH), Mantle Staked ETH (mETH), dan berbagai token ERC-20 lainnya.

Menurut platform keamanan on-chain Blockaid, peretasan Bybit menjadi insiden peretasan terbesar dalam sejarah exchange kripto.

Perusahaan keamanan blockchain, Cyvers, bahkan menyebut insiden ini merupakan yang terbesar dalam industri kripto selama 15 tahun terakhir.

Berdasarkan data Cyvers, jumlah kerugian dalam serangan ini mencapai lebih dari 60% atau $2,3 miliar dari total dana kripto yang dicuri sepanjang 2024.

Pendiri dan CTO Cyvers, Meir Dolev, mengatakan, metode serangan yang digunakan dalam peretasan Bybit memiliki kesamaan dengan peretasan WazirX dengan kerugian $230 juta dan Radiant Capital senilai $58 juta.

Dengan skala sebesar ini, kabar tersebut dengan cepat menyebar di komunitas kripto dan memicu berbagai reaksi, mulai dari dukungan bagi Bybit hingga peringatan terhadap penyebaran FUD (fear, uncertainty, and doubt).

Lazarus Group Diduga Jadi Dalang

Pendiri sekaligus CEO Bybit, Ben Zhou, mengungkapkan, dana yang dicuri berpindah dari wallet multisignature milik Bybit ke warm wallet sekitar satu jam sebelum insiden peretasan terungkap.

Transaksi tersebut dirancang agar terlihat legal, tetapi ternyata mengandung kode berbahaya yang mengubah logika smart contract wallet dan memungkinkan peretas untuk menyedot dana di dalam exchange.

Meskipun peretasan ini menyebabkan kerugian besar, Zhou menegaskan Bybit tetap solvent dan mampu menanggung kerugian tanpa mengganggu dana pengguna.

“Bybit tetap solvent, bahkan jika dana yang dicuri tidak dapat dipulihkan. Semua aset klien didukung 1:1, kami dapat menutupi kerugian ini,” ujar Zhou melalui akun X pribadinya, Jumat, 21 Februari 2025.

Dalam pernyataan resminya, Bybit menegaskan cold wallet mereka tetap sepenuhnya aman. Exchange tersebut juga memastikan dana pengguna tidak terpengaruh dan operasional platform berjalan seperti biasa tanpa gangguan.

Namun, konfirmasi peretasan ini memberikan dampak signifikan pada pasar. Harga Ether (ETH) sempat turun lebih dari 8% pada Jumat lalu. Data CoinMarketCap menunjukkan, saat ini ETH diperdagangkan di harga $2.720.

Insiden peretasan Bybit pertama kali terdeteksi oleh analis keamanan onchain, ZachXBT. Arkham Intelligence mengatakan, ZachXBT juga berhasil mengidentifikasi Lazarus Group, kelompok peretas asal Korea Utara, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peretasan ini.

Sebagai bentuk apresiasi, Arkham memberikan hadiah 50.000 ARKM, setara dengan sekitar $31.500, kepada ZachXBT karena berhasil mengungkap dalang di balik serangan ini.

Bybit sendiri telah mengumumkan program bounty, menawarkan hingga 10% dari total dana yang dicuri, atau senilai $140 juta, bagi siapa saja yang bisa membantu menemukan dan mengembalikan dana tersebut dari Lazarus Group.

Selain program bounty, Bybit juga bekerja sama dengan penegak hukum di Singapura dan menjajaki potensi solusi dengan Ethereum Foundation untuk melacak dan memulihkan dana yang dicuri.

Menurut DefiLlama, sejak insiden itu, total nilai aset Bybit telah turun lebih dari $5,3 miliar, termasuk $1,4 miliar yang hilang akibat peretasan.

Sejumlah pelaku industri dan exchange kripto dengan cepat memberikan bantuan darurat kepada Bybit dalam bentuk transfer aset. Binance mengirimkan 50.000 ETH, Bitget mengirimkan 40.000 ETH, dan Du Jun, salah satu pendiri HTX Group, menyumbangkan 10.000 ETH.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *