Volubit.id — OpenAI dilaporkan tengah meninjau ulang skema pemberian gaji dan kompensasi usai sejumlah peneliti seniornya pindah ke perusahaan Mark Zuckerberg, Meta.

Chief Research Officer OpenAI, Mark Chen, dalam sebuah memo yang diterima media Wired, Sabtu, 28 Juni 2025, mengatakan, pimpinan perusahaan tidak akan tinggal diam melihat banyak karyawan andalan yang pergi.

“Ada perasaan yang sangat kuat dalam diri saya saat ini, seolah-olah ada yang membobol rumah kita dan mencuri sesuatu,” ujar Chen.

Chen mengatakan, ia bersama CEO Sam Altman dan pimpinan OpenAI lainnya telah bekerja keras siang dan malam untuk berbicara dengan orang-orang yang mendapat tawaran dari luar.

Ia menambahkan, pihaknya kini lebih proaktif dari sebelumnya dan sedang meninjau ulang sistem kompensasi, serta mencari cara-cara kreatif untuk mengapresiasi serta mempertahankan talenta terbaik.

Awal pekan ini, TechCrunch melaporkan, Meta telah merekrut Trapit Bansal, salah satu peneliti berpengaruh di OpenAI. Lalu, menurut The Wall Street Journal, Meta juga merekrut tiga peneliti lain dari perusahaan yang sama.

Belum lama ini, The Information menyebutkan, Meta kembali merekrut empat peneliti tambahan dari OpenAI, yakni Shengjia Zhao, Jiahui Yu, Shuchao Bi, dan Hongyu Ren.

Gelombang perekrutan ini terjadi setelah peluncuran model AI Llama 4 pada April lalu. Model tersebut dikabarkan tidak menunjukkan performa sebaik yang diharapkan CEO Meta Mark Zuckerberg.

Persaingan antara Meta dan OpenAI diketahui semakin memanas. CEO OpenAI Sam Altman sempat menyindir Meta yang menawarkan bonus sebesar $100 juta untuk menarik talenta dari OpenAI.

Menanggapi hal itu, CTO Meta Andrew Bosworth mengatakan kepada para pegawainya, meskipun para peneliti OpenAI senior mungkin ditawari jumlah uang sebesar itu, syarat sebenarnya dari tawaran tersebut jauh lebih kompleks daripada sekadar bonus satu kali.