Volubit.id — Periode awal Oktober 2025 menjadi panggung bagi dua aset legendaris dunia keuangan: Bitcoin dan emas. Di tengah kejatuhan nilai dolar Amerika Serikat (AS) yang mengalami tahun terburuknya sejak 1973, keduanya justru melesat ke puncak baru. Bitcoin mencatat rekor all-time high (ATH) di atas $125 ribu pada 5 Oktober tengah malam, sementara emas menembus harga fantastis $3.900 per ons, hanya sejengkal dari level psikologis $4.000.
Berdasarkn data pasar, harga Bitcoin sempat menyentuh $125.200, melampaui rekor sebelumnya di $124.290 yang tercatat pada pertengahan Agustus. Data terkini menunjukkan harga masih bertengger di kisaran $124 ribu.
BTC/GOLD
Yeah, baby. pic.twitter.com/Y2cGHKjltj
— Maelius (@MaeliusCrypto) October 5, 2025
Fenomena ini bukan semata euforia pasar, melainkan kelanjutan dari Uptober,istilah khas komunitas kripto yang merujuk pada kecenderungan Bitcoin selalu naik di bulan Oktober. Dalam 12 tahun terakhir, 10 di antaranya Bitcoin mencetak kenaikan, dan tahun ini ia sudah naik lebih dari 11% hanya dalam lima hari pertama.
Yang menarik, lonjakan ini terjadi berbarengan dengan gejolak politik di Washington. Pemerintah AS resmi mengalami shutdown sejak 1 Oktober, setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan anggaran. Ironisnya, justru di tengah kebuntuan politik itu, pasar kripto terlihat bergairah. Sejumlah ETF altcoin juga baru saja diluncurkan, menandai semakin besarnya arus institusional masuk ke aset digital. Berdasarkan data pasar, volume inflow ke ETF Bitcoin spot mencapai $3,24 miliar pada pekan lalu. Angka ini hampir menyamai rekor pada November 2024.
Dibandingkan dengan reli besar sebelumnya, kenaikan kali ini terasa sunyi. Tak ada hiruk pikuk investor ritel yang menyerbu pasar, tak ada FOMO yang menggila di media sosial. Aktivitas justru banyak datang dari investor institusional dan perusahaan perbendaharaan.
Firma analitik Glassnode melaporkan saldo Bitcoin di centralized exchange (CEX) turun ke titik terendah enam tahun, hanya 2,83 juta BTC. Tren ini menjadi tanda kuat bahwa para pemilik BTC lebih memilih menyimpan aset mereka untuk jangka panjang. Dalam sepekan terakhir saja, perusahaan seperti Metaplanet asal Jepang membeli lebih dari 5.000 Bitcoin, sementara total akumulasi oleh korporasi mencapai $1,2 miliar.
Bitcoin memang tengah menikmati momen sempurna di tengah ketidakpastian moneter global. Nilai dolar AS yang terperosok lebih dari 10% sepanjang tahun berjalan 2025 membuat banyak investor beralih ke aset lain baik yang berisiko tinggi seperti saham, maupun yang dianggap aman seperti emas.
Uniknya, keduanya kini naik bersamaan, sebuah anomali yang jarang terjadi. Indeks S&P 500 bahkan telah melompat 40% dalam enam bulan terakhir, sementara emas terus menanjak, mencetak kenaikan hampir 50% sepanjang tahun ini.
Kenaikan harga emas bukan hanya akibat sentimen pasar, tapi juga strategi besar bank-bank sentral di seluruh dunia. Mereka terus menimbun logam mulia ini sebagai upaya lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik.
Data dari Financial Times mencatat, arus masuk ke ETF emas global telah menembus 3.800 ton. Angka ini mendekati level tertingginya saat pandemi Covid-19. Negara-negara produsen seperti Ghana, Afrika Selatan, Tanzania, hingga Ethiopia menikmati durian runtuh dari lonjakan harga ini dengan mencatat keuntungan terbesar dalam hampir setengah abad terakhir.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang