Dominasi Bitcoin Semakin Kuat di Tengah Gejolak Pasar dan Kekhawatiran Investor Kripto

Volubit.id — Dominasi Bitcoin (BTC) atas aset kripto lainnya semakin menguat setelah kejatuhan monumental pasar kripto yang terjadi pada akhir pekan pertama Agustus 2024 kemarin. BTC menjelma sebagai safe haven bagi investor di tengah gejolak pergerakan harga yang tak terperi.

Data firma analitik Coinglass, level dominasi Bitcoin mencapai 55,86% dibanding seluruh aset kripto lain per 6 Agustus ini. Level dominasi ini menguat ketimbang 55,33% pada 2 Agustus dan menjadi yang tertinggi sepanjang perjalanan tahun 2024.

Level ini juga menjadi yang tertinggi tertinggi sejak April 2021. Saat itu, total kapitalisasi pasar Bitcoin adalah $1,09 triliun, sementara saat ini mencapai $1,2 triliun. Analis perusahaan kripto YouHodler, Ruslan Lienkha, menyatakan penguatan dominasi Bitcoin kali ini berbeda ketimbang yang terjadi pada 2021 silam, di mana saat ini dominasi BTC lebih didorong oleh insepsi exchange traded fund (ETF).

“Pendorong utama dominasi Bitcoin tahun ini adalah naiknya ETF, yang membuat Bitcoin dapat diakses oleh investor tradisional dan institusi,” kata Lienkha disitat dari Decrypt.

Dominasi Bitcoin sendiri terus meningkat sejak akhir November 2022 setelah mencapai titik terendah dalam empat tahun di 37,89%. Tren penguatan dominasi BTC tersebut berbarengan dengan kejatuhan bursa kripto FTX yang bangkrut setelah mengalami krisis di momen yang sama.

Sebelumnya, level dominasi tersebut tercatat pada Juni 2018. Sejak titik nadir pada November tersebut, pangsa pasar Bitcoin terus naik secara konsisten dan mulai melampaui level dominasi di atas 50% pada Oktober 2023.

Secara historis, dominasi Bitcoin berfluktuasi karena perubahan sentimen investor dan tingkat risiko di pasar kripto. Kala investor bersikap lebih berhati-hati, mereka cenderung memilih Bitcoin dibandingkan altcoin yang meningkatkan dominasi BTC. Sebaliknya, dominasi BTC akan berkurang bila risiko perdagangan mengalami pelonggaran.

Sentimen pelaku pasar kripto sendiri saat ini masih dilanda ketakutan yang luar biasa. Ketakutan ini muncul setelah kejatuhan harga hampir seluruh aset kripto yang mencapai dua digit dalam sepekan terakhir. Penurunan harga tajam sendiri dipicu oleh kekhawatiran akan potensi resesi pada 2025 mendatang setelah Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) merilis data angka pengangguran yang terus meningkat.

Crypto Fear and Greed Index juga mencatat sentimen pelaku pasar saat ini ada di zona “Extreme Fear” untuk pertama kalinya dalam dua tahun. Indeks yang mengukur sentimen pasar kripto ini turun ke angka 17 pada 6 Agustus, lebih menakutkan ketimbang saat keruntuhan pasar akibat krisis FTX. Ketakutan investor ini juga semakin menjadi-jadi menyusul kabar penarikan dana investor alias outflow ETF Bitcoin spot sebesar $168,4 juta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *