Donald Trump Dituding Sengaja Guncang Pasar via Trumpcession demi Paksa The Fed Turunkan Suku Bunga

Volubit.id — Pasar finansial Amerika Serikat (AS) tengah mengalami gejolak hebat yang ikut membuat pasar kripto terjerembab utamanya dalam beberapa hari belakangan. Di tengah guncangan ini, muncul teori yang menyatakan bahwa pemerintahan Donald Trump sengaja menciptakan ketidakpastian di pasar dengan tujuan memaksa Federal Reserve alias The Fed menurunkan suku bunga.

Investor Bitcoin sekaligus pendiri Professional Capital Management, Anthony Pompliano, mengemukakan pandangannya ihwal strategi politik di balik kekacauan pasar ini. Menurutnya, strategi ini sengaja dilakukan administrasi Trump untuk meringankan beban utang pemerintah yang mencapai sekitar $7 triliun dalam beberapa bulan ke depan.

Sejak Januari 2025, The Fed yang dipimpin oleh Jerome Powell, telah menolak untuk memangkas suku bunga yang saat ini berada di kisaran 4,25% hingga 4,5%. Trump dan Menteri Keuangan Scott Bessent, menurut Pompliano, ingin mendikte kebijakan moneter dengan cara yang tidak biasa: mengguncang pasar hingga The Fed tidak punya pilihan selain menurunkan suku bunga demi menjaga stabilitas ekonomi. Strategi ini oleh sebagian pengamat disebut sebagai Trumpcession atau resesi yang disengaja oleh kebijakan Donald Trump.

Salah satu cara yang diduga digunakan adalah kebijakan perang dagang dengan sejumlah negara yang memicu ketidakpastian dan kepanikan di pasar. Akibatnya, banyak investor besar yang menarik dananya, membuat harga aset merosot, dan memicu imbal hasil obligasi (treasury) turun. Situasi ini pada akhirnya dapat menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi pemerintah untuk membiayai utangnya dengan bunga lebih rendah.

Trump, dalam wawancara dengan Fox News pada 9 Maret, mengatakan bahwa suku bunga tinggi menghambat pertumbuhan ekonomi karena membuat pinjaman lebih mahal. Pernyataan ini sejalan dengan teori Pompliano bahwa Trump ingin mendorong pemangkasan suku bunga agar masyarakat lebih mudah mengakses kredit murah, yang pada akhirnya bisa merangsang ekonomi.

Dampak dari strategi ini menurutnya sudah terlihat. Sejak Januari, imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun turun dari hampir 4,8% menjadi 4,21%. Kondisi ini menandakan bahwa investor mulai lebih banyak membeli obligasi pemerintah, sehingga menyebabkan imbal hasilnya turun.

Biasanya, orang membeli obligasi dalam jumlah besar saat mereka khawatir dengan pasar saham dan ingin mengamankan uang mereka di tempat yang lebih stabil. Dengan kata lain, turunnya yield obligasi menunjukkan bahwa pasar mulai memperkirakan kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Obligasi pemerintah AS adalah instrumen investasi yang cukup aman. Ketika investor yakin suku bunga akan turun di masa depan, mereka akan lebih banyak membeli obligasi sekarang lantaran margin lebih menguntungkan. Jika suku bunga turun, instrumen investasi lain yang lebih berisiko seperti saham atau kripto menjadi lebih menarik, sehingga investor ingin mengunci keuntungan dari obligasi sebelum itu terjadi.

Di sisi lain, pasar saham dan kripto justru mengalami pukulan berat. Indeks S&P 500 dan Nasdaq-100 masing-masing turun 7,32% dan 10,7% dalam sebulan terakhir, sementara Bitcoin merosot 27,4% dari rekor tertingginya sebesar 108.786 dolar AS. Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto kehilangan lebih dari $1,2 triliun sejak pertengahan Desember.

Trump ingin suku bunga turun karena hal tersebut akan membuat pemerintah AS membayar bunga utang lebih kecil, sehingga beban keuangan negara berkurang. Kemampuan membayar utang pemerintah ini akan mengerek popularitas Trump. Di sisi lain, jika Powell menurunkan suku bunga terlalu cepat hanya karena tekanan dari Trump, inflasi bisa kembali melonjak.

Lonjakan inflasi ini pada gilirannya akan merugikan daya beli masyarakat dan merusak kredibilitas The Fed sebagai lembaga independen. Powell ingin memastikan bahwa suku bunga hanya diturunkan jika memang ada alasan ekonomi yang kuat, bukan karena tekanan politik atau gejolak pasar yang sementara.

Berdasarkan prediksi CME FedWatch, peluang The Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan 19 Maret mencapai 96%. Namun, untuk pertemuan berikutnya pada 7 Mei, probabilitas pemangkasan suku bunga menjadi sekitar 50-50. Situasi ini menunjukkan bahwa tekanan terhadap Powell semakin meningkat. Jika pasar terus anjlok, tekanan terhadap The Fed untuk menurunkan suku bunga akan semakin menguat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *