Donald Trump Kritik Presiden El Salvador Dua Kali, Komunitas Bitcoin Bingung

Volubit.id — Dukungan para penggemar Bitcoin (BTC) terhadap Donald Trump mulai goyang setelah presiden Amerika Serikat (AS) tersebut mengkritik Presiden El Salvador, Nayib Bukele. Seperti diketahui, Bukele merupakan salah satu sekutu utama Bitcoin lantaran negara di kawasan Amerika Tengah tersebut mengadopsi BTC sebagai mata uang resmi negara.

Donald Trump diketahui mengkritik Presiden Bukele dua kali selama akhir pekan lalu. Kritik pertama dilontarkan dalam pidato penutup di Konvensi Nasional Republik pada 19 Juli 2024 di Milwaukee, Wisconsin. Sehari setelahnya atau pada 20 Juli, Bukele kembali diserang dalam kampanye Trump di Grand Rapids, Michigan.

Dalam dua kesempatan tersebut, Trump menuduh bahwa penurunan tingkat kejahatan di El Salvador bukan karena program rehabilitasi atau pelatihan narapidana, namun lantaran Bukele mengirim para penjahat dari El Salvador ke negeri abang Sam.

“Di El Salvador, angka pembunuhan turun 70%. Kenapa bisa turun?” tanya Trump dalam pidatonya di penutupan di Konvensi Nasional Republik.

“Dia ingin kalian percaya bahwa [penurunan itu] karena dia melatih para pembunuh menjadi orang baik,” lanjut Trump. “Tidak, itu turun karena mereka mengirim para pembunuhnya ke Amerika Serikat.”

Tuduhan ini membuat sejumlah komunitas Bitcoin yang selama ini mengharapkan Trump yang pro kripto terpilih jadi presiden AS kebingungan. Pasalnya, banyak yang berharap Bukele yang menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi El Salvador pada 2021 dapat menjadi sekutu Trump terutama dalam adopsi Bitcoin.

Sempat ada kecurigaan bahwa Trump tidak sengaja keselip lidah dalam pidato pertamanya. Direktur The National Bitcoin Office (ONBTC) of El Salvador, Stacy Herbert, bahkan sempat melemparkan bola panas terhadap penulis naskah pidato Trump.

Selain itu, Trump juga sempat memuji Bukele dalam pidatonya dengan menyatakan bahwa ia “sangat menyukai presiden negara mereka.” Sebelumnya, pada Juni lalu, Putra sulung Trump juga menghadiri pelantikan Bukele sekaligus memuji sosok ini atas keberaniannya dalam melawan kejahatan, korupsi, dan invasi globalis.

Komentator politik sekaligus pemuja teori konspirasi terkenal di AS, Mike Cernovich, bahkan mengklaim Trump sebetulnya mencoba mengacu pada Venezuela, alih-alih El Salvador. Klaimnya tersebut merujuk pada laporan Bloomberg yang membahas penurunan kekerasan di Venezuela di mana sebagian di antaranya disebabkan oleh pelarian para kriminil.

“Trump mungkin mencoba mengacu pada Venezuela, di mana kejahatan turun karena mereka mengosongkan penjara dan mengirim para penjahat ke sini,” tulis Cernovich di Twitter.

Ragam pembelaan terhadap Trump ini berakhir invalid. Pasalnya, Trump kembali mencela Bukele di Michigan. Venezuela, yang juga disebut hendak dirujuk Trump, ikutan kena rujak. Sekali tempeleng, dua negara kena sekaligus.

“Dia [Bukele] bilang bahwa mereka bekerja dengan orang-orang yang menimbulkan masalah dan melakukan kejahatan, padahal sebenarnya dia tidak bekerja dengan mereka, melainkan mengirim mereka ke Amerika Serikat. Akibatnya, tingkat kejahatan dan pembunuhan di negara mereka turun 72% hingga 73% dan terus menurun,” kata Trump.

Terkait Venezuela, Trump bahkan menyatakan ibu kota negara tersebut, Caracas, adalah tempat yang sangat berbahaya. Senasib dengan El Salvador, Venezuela dituding mengirimkan para penjahat mereka ke AS.

“Di Venezuela, kejahatan turun 72%. Caracas, Venezuela, dulunya adalah tempat yang sangat berbahaya, dan sekarang karena pekerjaan hebat yang telah mereka lakukan dengan mengirimkan para penjahat mereka ke Amerika Serikat, tahun depan kita akan mengadakan rapat umum Michigan kita di Caracas, Venezuela, karena sekarang tempat itu aman,” katanya.

Tuduhan tersebut dilontarkan di tengah kritik yang diterima pemerintahan Joe Biden atas penanganan imigran yang di perbatasan AS-Meksiko. Komentar Trump ini semakin memperkeruh ketegangan antara AS dan El Salvador, karena kedua negara sudah berselisih terkait imigrasi dan isu lainnya.

Berdasarkan data resmi kepolisian El Salvador, negara ini mencatat penurunan angka pembunuhan hingga 70% pada 2023. Sebelumnya, pada 2022 penurunan mencapai 55,6%. Penurunan angka pembunuhan ini terjadi berkat penahanan massal lebih dari 75.000 anggota geng yang diduga terlibat aksi kriminal di seluruh negeri.

Tuduhan Trump membuat sejumlah komunitas Bitcoin yang selama ini mengharapkan Trump yang pro kripto terpilih jadi presiden AS kebingungan. Pasalnya, banyak yang berharap Bukele yang menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi El Salvador pada 2021 dapat menjadi sekutu Trump terutama dalam adopsi Bitcoin.

Sejumlah penggemar Bitcoin mengecam tindakan Trump dan menyatakan tim kampanye mereka harus melakukan koreksi jika tak ingin kehilangan suara komunitas Bitcoin.

Pada 27 Juli nanti, Trump dijadwalkan tampil pada Konferensi Bitcoin 2024 di Nashville. Pidato historis Trump di konferensi tersebut akan sangat dinantikan. Konferensi Bitcoin sendiri sebelumnya menjadi panggung acara di mana Bukele mengumumkan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah di El Salvador untuk pertama kalinya pada 2021 silam.

Setelah Ditembak, Donald Trump Konfirmasi Kehadiran di Bitcoin Conference 2024

Belum lama ini, pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, menerbitkan esai yang menyuarakan pandangan kritis terhadap kecenderungan komunitas kripto untuk mendukung kandidat politik hanya berdasarkan sikap mereka terhadap kripto.

Vitalik memperingatkan bahwa memilih politisi semata-mata karena mereka mendukung kripto bisa berbahaya karena politisi tersebut boleh jadi tidak memiliki nilai-nilai dasar yang sejalan dengan tujuan dan prinsip-prinsip yang mendasari komunitas kripto. Nilai-nilai ini termasuk kebebasan individu, desentralisasi, dan privasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *