Volubit.id — Setelah mencetak rekor Harga tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) di atas $123.000 pada pertengahan Juli 2025, harga Bitcoin (BTC) kini memasuki fase jeda yang disebut sebagai “bullish cooldown”, atau masa tenang dalam tren naik.
Laporan dari perusahaan analitik CryptoQuant menyatakan kondisi pasar secara umum masih terbilang positif, namun momentum penguatan harga mulai memudar. Kondisi ini terlihat dari turunnya Bull Score Index dari 80 menjadi 60 yang menandakan bahwa tekanan beli memang belum sepenuhnya hilang, tetapi tidak lagi sekuat sebelumnya.

Bull Score Index adalah indikator yang menghitung kekuatan pasar Bitcoin berdasarkan sejumlah sinyal onchain. Skor mendekati 100 berarti sentimen pasar sangat optimistis dan didominasi pembeli. Sebaliknya, skor mendekati nol mencerminkan tekanan jual dan suasana pasar yang lesu. Saat ini, dengan skor 60, Bitcoin masih berada di zona optimistis—tetapi hanya selangkah dari ketidakpastian.
Disitat dari The Block, CryptoQuant menyebt kelesuan ini disebabkan oleh dua hal utama. Pertama, perlambatan likuiditas stablecoin seperti USDT yang mengindikasikan minimnya aliran dana baru ke dalam pasar kripto. Kedua, banyak pelaku pasar telah merealisasikan keuntungan. Aksi arik cuan ini terlihat dari sinyal margin laba onchain yang berubah merah.
Dengan demikian, artina sebagian besar investor telah menjual Bitcoin mereka di harga tinggi, dan tidak lagi menyimpan posisi besar yang belum direalisasikan keuntungannya. Kombinasi dari kedua faktor ini menandakan fase ambil untung yang lazim setelah reli besar.
Sementara itu, Glassnode menyebut penurunan ke bawah $116.000 berpotensi mendorong pasar ke zona minim aktivitas yang mereka sebut “air gap” atau area dengan volume perdagangan rendah yang rentan pergerakan tajam. Koin-koin yang dibeli dalam rentang satu hingga tiga pekan terakhir rata-rata memiliki harga beli di $116.900 yang kini berubah menjadi titik resistensi. Jika harga terus melemah, kepercayaan pemegang jangka pendek bisa tergerus, apalagi jika mereka mulai mengalami kerugian.
#Bitcoin has broken below key support at $116K, entering a low-liquidity zone. ETF outflows, cooling funding rates, and weakening profitability signal post-ATH uncertainty. Is the bull trend on pause? Learn more in the latest Week On-Chain: https://t.co/1J8WjAEWlW pic.twitter.com/bZoL5TxAeP
— glassnode (@glassnode) August 7, 2025
Data juga menunjukkan tekanan jual dari pasar institusional. ETF spot Bitcoin sempat mengalami arus keluar terbesar sejak April, dengan 1.500 BTC keluar dalam satu hari pada 5 Agustus. Walaupun arus dana kembali positif dua hari kemudian, sinyal ketidakpastian masih terlihat. Di sisi lain, tingkat leverage menurun, mencerminkan kehati-hatian para pedagang dalam mengambil posisi baru.
Kondisi saat ini memperlihatkan dinamika klasik dari koreksi dalam pasar bullish. Tak ada tanda kapitulasi masif, namun juga belum terlihat pemulihan meyakinkan. Jika Bitcoin gagal bertahan di atas $116.000 dan kembali melemah ke kisaran $110.000, tekanan psikologis akan semakin besar, terutama bagi holder jangka pendek. Situasi ini menjadi ujian apakah narasi bullish Bitcoin akan kembali solid, atau justru masuk ke fase koreksi lebih dalam.


