Fee Jaringan Bitcoin Sentuh Level Terendah Historis, Penambang Jual BTC Lagi?

Volubit.id — Total biaya transaksi di jaringan Bitcoin mengalami penurunan tajam seiring merosotnya aktivitas onchain di jaringan. Minimnya pergerakan BTC di blockchain membuat biaya transaksi menjadi sangat murah bagi pengguna. Namun, kondisi ini menjadi sinyal kurang sehat bagi penambang karena pendapatan dari fee menyusut, melemahkan insentif dan berpotensi menambah tekanan jual di pasar.

Data analitik mencatat biaya transaksi total di jaringan Bitcoin kini berada di titik terendah sejak Januari 2011. Aktivitas jaringan yang cenderung sepi membuat ruang blok tidak lagi diperebutkan, sehingga biaya untuk mengonfirmasi transaksi menjadi sangat murah.

Fenomena ini mencerminkan dinamika ekonomi jaringan yang kompleks dengan implikasi ganda terhadap ekosistem Bitcoin. Situasi ini menghadirkan paradoks: positif untuk adopsi pengguna namun berpotensi menciptakan tekanan signifikan pada infrastruktur penambangan.

Dalam kondisi biaya rendah, miners menghadapi margin keuntungan yang menyusut. Biaya operasional mereka tetap konstan atau bahkan meningkat, sementara pendapatan dari biaya transaksi menurun drastis. Kondisi ini menciptakan situasi tekanan jual terhadap BTC lantaran margin keuntungan yang menipis.

Secara historis, periode dengan aktivitas jaringan rendah memang sering bertepatan dengan fase bearish atau konsolidasi harga Bitcoin. Kapitulasi miners biasanya terjadi ketika kombinasi dari beberapa faktor negatif berkumpul: harga BTC rendah, biaya operasional tinggi, dan pendapatan jaringan menurun. Miners yang tidak efisien terpaksa menjual posisi BTC mereka untuk menutupi biaya operasional, menciptakan tekanan jual tambahan di pasar.

Tapi, korelasi ini tidak selalu linear atau langsung. Data historis juga menunjukkan bahwa kapitulasi miners bisa menjadi sinyal bagi pembentukan bottom harga Bitcoin. Kendati demikian, bukan berarti harga akan langsung naik saat itu juga, tetapi fase terburuk bisa jadi sudah hampir selesai.

Berdasarkan data VanEck sejak 2014, ketika hashrate Bitcoin turun selama 30 hari, harga Bitcoin dalam 90 hari berikutnya lebih sering naik, yaitu sekitar 65% dari waktu. Sebaliknya, ketika hashrate justru naik, peluang harga Bitcoin naik hanya sekitar 54%. Artinya, penurunan aktivitas mining lebih sering diikuti pemulihan harga dibandingkan kelanjutan penurunan.

Pola ini makin jelas jika dilihat dalam jangka lebih panjang. Saat pertumbuhan hashrate 90 hari bernilai negatif, return Bitcoin dalam 180 hari ke depan positif dalam 77% kasus, dengan rata-rata kenaikan mencapai 72%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kondisi ketika hashrate meningkat, yang hanya mencatat 61% return positif. Dengan kata lain, tekanan pada miners sering menjadi tanda bahwa pasar sedang membersihkan diri dari pelaku yang tidak efisien.

Hal serupa terjadi pada Desember 2022. Saat itu, hashrate Bitcoin turun sekitar 7,7% bersamaan dengan harga Bitcoin yang berada di sekitar $16.000, yang kemudian dikenal sebagai bottom siklus tersebut. Setelah fase itu berlalu, Bitcoin melonjak lebih dari 300% dalam 15 bulan berikutnya. Kebangkrutan Core Scientific pada 21 Desember 2022 sering dianggap sebagai simbol puncak kapitulasi miners pada siklus tersebut.

Tapi, kapitulasi miners bukan sinyal rebound instan. Bisa jadi harga BTC akan jatuh lebih dalam terlebih dahulu sebelum berbalik arah. Siklus Bitcoin 2018 menjadi contoh jelas. Saat itu, kapitulasi miners mulai terasa ketika harga Bitcoin turun ke sekitar $6.000 dan terus berlanjut hingga harga menyentuh $3.000. Reli baru benar-benar dimulai setelah proses kapitulasi tersebut selesai. Ini menunjukkan bahwa kapitulasi miners adalah fase akhir pasar bearish, bukan pemicu kenaikan seketika.

Pada 7 Juli 2024, biaya transaksi Bitcoin turun ke level terendah dalam empat tahun di mana Bitcoin diperdagangkan di atas $58.200 saat itu. Setelahnya, Bitcoin sempat anjlok ke kisaran $49.000 pada awal Agustus akibat gejolak ekonomi global. Namun, harga perlahan pulih di September dan melonjak tajam pada Oktober (Uptober) hingga menembus $70.000. Tren positif ini dipicu oleh pemangkasan suku bunga AS dan optimisme pasar, yang akhirnya membawa Bitcoin menuju rekor tertinggi baru di akhir tahun 2024.

Kapitulasi miners lebih sering menjadi penanda bahwa pasar bearish sedang mendekati akhir, bukan awal kejatuhan baru. Proses ini memang menyakitkan dan bisa berlangsung lama, tetapi sejarah menunjukkan bahwa setelah para penambang terlemah tersingkir, fondasi untuk siklus kenaikan berikutnya biasanya mulai terbentuk. Namun data 2018 dan 2024 lalu memperlihatkan pelemahan lebih dalam sangat mungkin terjadi sebelum aksi harga berbalik arah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *