Volubit.id — Bursa kripto FTX yang telah bangkrut resmi mengajukan gugatan terhadap Binance dan pendirinya, Changpeng Zhao (CZ), untuk menuntut ganti rugi pengembalian dana sebesar $1,76 miliar atau sekitar Rp26,8 triliun.
Gugatan ini diajukan lantaran FTX menuding Binance tidak seharusnya menerima tawaran pembelian kembali saham (buyback) yang diajukan oleh Sam Bankman-Fried (SBF) pada 2021 lantaran FTX saat itu sudah berada dalam kondisi insolven atau tidak mampu membayar kewajibannya.
Exactly 2 years from FTX bankruptcy the lawsuit against Binance has finally dropped! 🔥
The lawsuit alleges that more 2 billions were stolen from customers and were given to Binance and CZ to buy-back FTX shares
Some of claims against Binance/CZ includes Falsehood, Unjust… pic.twitter.com/eoEpYBki6w
— Crypto Notte (@crypto_notte) November 11, 2024
Dalam berkas gugatan yang diajukan, FTX menjelaskan bahwa pada November 2019, Binance pertama kali membeli 20 persen saham di FTX.com menggunakan lebih dari satu juta token BNB.
Di tahun berikutnya, sejumlah eksekutif Binance bahkan meningkatkan kepemilikan mereka dengan mengakuisisi 18,4% saham di West Realm Shires (WRS), induk usaha entitas kripto milik FTX di Amerika Serikat (AS).
Tapi pada 2021 FTX melakukan pembelian kembali saham tersebut dari Binance dan sejumlah eksekutifnya dengan nilai transaksi mencapai $1,76 miliar. Buyback tersebut didorong oleh hubungan SBF dan CZ yang meregang. Adapun pembelian kembali dibayarkan menggunakan token FTX (FTT), BNB, dan BUSD.
FTX menuding transaksi ini merupakan tindakan tak etis karena saat itu FTX serta perusahaan saudaranya, Alameda Research, sudah berada dalam kondisi labil finansial.
“Transfer minimal $1,76 miliar kepada pemegang sahamnya, Binance dan sejumlah eksekutif, dalam bentuk pembelian kembali saham pada Juli 2021, adalah transfer curang yang terstruktur,” demikian gugatan FTX.
Lebih lanjut, mantan CEO Alameda Research, Caroline Ellison mengungkapkan bahwa Alameda terpaksa menggunakan $1 miliar dari dana nasabah FTX untuk membiayai transaksi tersebut. Dana ini seharusnya disimpan sebagai modal nasabah, tapi malah dialihkan untuk pembelian saham yang bernilai besar di saat FTX berada di ambang kebangkrutan.
“Saham FTX Trading yang diperoleh melalui buyback saham sebenarnya tidak berharga berdasarkan akuntansi yang tepat atas aset dan liabilitas FTX Trading.”
Dalam gugatan tersebut, FTX juga menuduh CZ menggunakan pengaruhnya di pasar untuk melemahkan FTX secara strategis. CZ disebut mengirimkan beberapa cuitan menyesatkan dan penuh kebohongan yang ditujukan untuk memicu kepanikan pengguna FTX.
Pada November 2022, CZ mencuit bahwa Binance akan menjual seluruh kepemilikan token FTT mereka, yang memicu tekanan jual besar di pasar dan mengakibatkan harga FTT anjlok drastis. Cuitan tersebut kemudian menyebabkan terjadinya penarikan dana besar-besaran yang akhirnya mempercepat keruntuhan FTX.
As part of Binance’s exit from FTX equity last year, Binance received roughly $2.1 billion USD equivalent in cash (BUSD and FTT). Due to recent revelations that have came to light, we have decided to liquidate any remaining FTT on our books. 1/4
— CZ 🔶 BNB (@cz_binance) November 6, 2022
Binance sendiri sudah menanggapi gugatan tersebut dan menyatakan bahwa klaim yang diajukan oleh FTX tidak berdasar serta berjanji akan melawan gugatan ini di pengadilan.
FTX sendiri kini sedang berupaya mengumpulkan kembali dana yang hilang setelah kebangkrutannya. Sejauh ini, FTX telah mengajukan lebih dari 20 gugatan terhadap mantan eksekutif, investor, dan entitas lain untuk mengembalikan miliaran dolar yang hilang akibat kolapsnya perusahaan tersebut.
Sejumlah tokoh yang turut digugat termasuk Bos SkyBridge Capital Anthony Scaramucci, pengembang game Storybook Brawl, serta Ketua Deltec Bank Jean Chalopin.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang