Volubit.id — Setelah mencapai harga tertinggi sepanjang masa di $109.000, Bitcoin kini bergerak dalam kisaran harga yang lebih sempit, sekitar $85.000. Pergerakan harga yang relatif datar ini diiringi dengan menurunnya tekanan dari sisi permintaan.
Platform analitik on-chain Glassnode, dalam laporan terbarunya yang dirilis 26 Maret 2025, mengungkapkan, volume keuntungan dan kerugian yang direalisasikan oleh investor, yang menggambarkan tingkat partisipasi aktif dalam pasar, turun drastis 85% dari $3,4 miliar menjadi hanya $508 juta.
Angka ini menunjukkan kondisi yang serupa dengan periode akumulasi pada 2024 ketika harga berada di kisaran $50.000 hingga $70.000.

Dalam situasi seperti ini, perilaku dua kelompok investor, yaitu pemegang jangka pendek (short-term holders/STH) dan pemegang jangka panjang (long-term holders/LTH), memperlihatkan pola yang kontras.
Menurut Glassnode, seluruh kerugian yang tercatat berasal dari kelompok STH. Mereka baru membeli Bitcoin dalam beberapa bulan terakhir dan kini menjualnya di bawah harga beli.
Sebaliknya, kelompok LTH justru masih mampu merealisasikan keuntungan karena mereka telah memegang aset ini sejak lama, jauh sebelum harga mencapai puncaknya.

Saat ini, volume keuntungan yang direalisasikan oleh LTH hampir setara dengan kerugian yang direalisasikan oleh STH. Ini mengindikasikan arus modal baru yang masuk ke pasar semakin melemah.

Kondisi pasar saat ini juga memperlihatkan dominasi investor baru yang belum mengalami siklus pasar penuh. Hal ini terlihat dari metrik yang menunjukkan, lebih dari 90% pasokan Bitcoin yang dimiliki STH kini berada dalam kondisi rugi.
Jumlah total koin milik STH yang mengalami kerugian bahkan mencapai 3,4 juta BTC, angka tertinggi sejak pertengahan 2018. Fenomena seperti ini pernah terjadi sebelumnya pada Agustus 2023 dan Agustus 2024, dan pada masing-masing periode tersebut, pasar mengalami tekanan yang signifikan.

Melihat harga rata-rata pembelian berdasarkan usia kepemilikan, semakin jelas sebagian besar investor baru membeli Bitcoin saat harga tinggi. Misalnya, investor yang membeli BTC dalam rentang satu hingga tiga bulan terakhir memiliki cost basis di atas $94.000.
Artinya, dengan harga saat ini di sekitar $85.000, sebagian besar dari mereka berada dalam posisi rugi. Walau begitu, nilai kerugian yang belum direalisasikan masih berada dalam batas wajar jika dibandingkan dengan fase pasar bullish sebelumnya. Ini menunjukkan, tekanan jual yang terlalu ekstrem belum sepenuhnya terjadi.

Yang menarik, di tengah kondisi ini, pasokan Bitcoin yang dipegang oleh LTH justru mulai meningkat kembali.
Hal ini menunjukkan adanya pergeseran kekayaan kembali ke tangan investor jangka panjang yang cenderung tidak mudah terpengaruh oleh fluktuasi harga jangka pendek.
Biasanya, pada akhir siklus bull market, kepemilikan STH meningkat drastis, mencapai 70% hingga 90% dari total kapitalisasi pasar Bitcoin. Namun saat ini, proporsi tersebut masih berada di kisaran 40%, lebih rendah dibandingkan puncak siklus sebelumnya.
Ini menunjukkan karakter pasar mulai berubah. Investor masa kini, termasuk institusi melalui ETF, tampaknya memiliki orientasi waktu yang lebih panjang dan cenderung menahan aset mereka lebih lama dibandingkan investor pada siklus-siklus sebelumnya.

FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang