Volubit.id — Harga Bitcoin (BTC) terjun ke kisaran $58.000 pada 4 Juli 2024 pagi untuk pertama kalinya dalam empat bulan terakhir. Meski muncul sentimen bearish, platform analitik on-chain Glassnode menunjukkan profitabilitas investor secara agregat masih kuat.

Jika melihat rasio antara keuntungan yang belum terealisasi (unrealized profit) dan kerugian yang belum terealisasi (unrealized loss) per koin, terlihat jumlah koin yang dalam posisi profit berada lebih banyak 8,2 kali lipat dibandingkan dengan koin yang rugi.

Kondisi pasar pada siklus ini juga memiliki karakteristik yang sama dengan bull market pada 2021, 2017/2018, dan 2013.

Koin yang berada dalam posisi profit memiliki cost basis rata-rata $19.400 sehingga dengan harga BTC saat ini, koin-koin tersebut masih memegang keuntungan yang belum terealisasi (unrealized profit) sebesar $41.000.

Sementara koin yang berada dalam posisi rugi rata-rata memiliki cost basis sekitar $66.100. Dengan demikian, kerugian yang belum terealisasi (unrealized loss) saat ini ada di kisaran $5.300.

“Koin-koin (yang rugi) ini sebagian besar dimiliki oleh short-term holders,” tulis Glassnode.

Kelompok STH yang merugi di antaranya STH dengan koin berusia 1 hari-1 minggu, 1 minggu-1 bulan, dan 1 bulan-3 bulan. Sementara kelompok STH dengan usia koin 3 bulan-6 bulan masih mendulang untung dengan cost basis rata-rata $58k.

Jika Bitcoin berhasil menembus $64k, kelompok-kelompok STH bisa kembali dalam posisi profit yang pada akhirnya akan meningkatkan sentimen investor.

Bitcoin yang terus sideways di kisaran $60k hingga $70k sejak all-time high (ATH) Maret lalu dinilai disebabkan oleh rasa jenuh dari investor, yang membuat pasar gagal membentuk tren naik.

Namun, Glassnode justru mengungkapkan, saat ini Bitcoin masih dalam siklus Enthusiastic Bull Market (satu level di bawah siklus Euforia) karena harga BTC masih diperdagangkan di antara ATH dan rata-rata cost basis investor aktif di $50k.