Volubit.id — Bitcoin pekan ini masih bergerak dalam rentang harga yang rapuh secara struktur. Rentang ini dibatasi oleh Short-Term Holder (STH) Cost Basis di kisaran $102,7 ribu pada sisi atas dan True Market Mean di $81,3 ribu pada sisi bawah.
True Market Mean adalah rata-rata harga Bitcoin yang diperoleh dari nilai pasar yang sebenarnya digunakan investor saat membeli, bukan dari harga pasar saat ini.
Meskipun harga Bitcoin masih bertahan sedikit di atas True Market Mean, kerugian yang belum direalisasikan (unrealized loss) terus melebar, kerugian yang terealisasi (realized loss) meningkat, dan aktivitas penjualan dari para investor jangka panjang tetap tinggi.
Level penting yang perlu direbut kembali adalah cost-basis quantile 0,75 di $95 ribu, kemudian diikuti oleh STH-Cost Basis. Selama level-level ini belum ditembus, True Market Mean masih menjadi zona paling mungkin untuk pembentukan titik dasar (bottom), kecuali jika muncul guncangan makroekonomi baru.

Kondisi pasar yang masih berada dalam fase bearish ringan menunjukkan adanya tarik-menarik antara arus modal yang masuk dan tekanan jual yang terus muncul dari para pembeli di level atas.
Selama harga bergerak dalam rentang yang lemah namun masih terjaga, waktu justru menjadi faktor negatif karena kerugian yang belum direalisasikan semakin sulit ditahan oleh investor. Akibatnya, peluang investor untuk merealisasikan kerugian pun meningkat.
Relative Unrealized Loss (rata-rata per 30 hari/30D-SMA) kini naik ke 4,4% setelah hampir dua tahun berada di bawah 2%. Lonjakan ini menunjukkan perubahan fase dari kondisi euforia ke fase tekanan dan ketidakpastian yang lebih tinggi.
Keraguan inilah yang kini membentuk rentang pergerakan harga, dan untuk keluar dari situasi ini pasar membutuhkan gelombang likuiditas dan permintaan baru yang mampu memulihkan kepercayaan.

Kerugian Semakin Meningkat
Tekanan yang dipicu oleh faktor waktu juga terlihat jelas dari perilaku pengeluaran para investor. Meskipun harga Bitcoin telah pulih dari titik terendah pada 22 November hingga berada di kisaran 92,7 ribu, Entity-Adjusted Realized Loss (30D-SMA) atau realisasi kerugian justru terus meningkat dan kini mencapai $555 juta per hari atau level tertinggi sejak runtuhnya FTX.
Tingginya realisasi kerugian di tengah pemulihan harga yang relatif moderat ini menunjukkan frustrasi yang semakin besar di kalangan pembeli di level atas. Banyak dari mereka memilih menjual rugi saat harga bergerak naik, daripada menahan aset dan menunggu pemulihan yang lebih kuat.

Kenaikan realized loss semakin membebani proses pemulihan harga, terutama karena kondisi ini terjadi bersamaan dengan lonjakan realized profit dari investor berpengalaman.
Pada fase kenaikan harga baru-baru ini, para pemegang Bitcoin berusia lebih dari satu tahun mencatat realized profit (30D-SMA) di atas $1 miliar per hari, bahkan mencapai rekor tertinggi baru lebih dari $1,3 miliar.
Kombinasi dari kapitulasi akibat tekanan waktu dari para pembeli di harga atas dan aksi ambil untung besar-besaran dari investor jangka panjang, menjadi faktor mengapa pasar masih kesulitan menembus kembali STH-Cost Basis.
Namun, meski tekanan jual cukup besar, harga tetap stabil dan bahkan sempat pulih sedikit di atas True Market Mean. Ini menunjukkan adanya permintaan yang konsisten dan sabar dalam menyerap tekanan distribusi.
Dalam jangka pendek, jika tanda-tanda kelelahan penjual mulai muncul, tekanan beli yang mendasari ini berpotensi mendorong harga kembali ke sekitar $95 ribu dan mungkin juga STH-Cost Basis.

ETF Sepi
Beralih ke pasar spot, ETF Bitcoin di Amerika Serikat (AS) kembali mengalami pekan yang sepi. Rata-rata arus masuk bersih selama tiga hari tetap berada di bawah nol, yang memperpanjang tren pelemahan yang mulai terlihat sejak akhir November.
Penarikan dana (redemptions) terjadi cukup stabil pada sejumlah penerbit ETF besar, yang menunjukkan sikap yang lebih berhati-hati dari para investor institusional di tengah kondisi pasar yang masih tidak menentu.
Akibatnya, pasar spot kini beroperasi dengan bantalan permintaan yang lebih tipis. Dukungan beli jangka pendek berkurang sehingga harga menjadi lebih rentan terhadap sentimen makro maupun guncangan volatilitas.

Likuiditas Lesu
Sejalan dengan arus ETF yang melemah, aktivitas perdagangan spot Bitcoin terus menurun sejak November hingga Desember, yang mengikuti penurunan harga dan menandakan berkurangnya partisipasi pasar.
Penyusutan volume ini menunjukkan posisi pasar yang semakin defensif, dengan lebih sedikit aliran likuiditas yang mampu menyerap volatilitas atau menjaga arah pergerakan harga.
Dengan kondisi pasar spot yang semakin sepi, perhatian kini beralih ke FOMC meeting mendatang, yang berpotensi menjadi pemicu meningkatnya kembali partisipasi pasar atau tergantung pada nada kebijakan yang diumumkan.



