Volubit.id — Bursa derivatif kripto GMX jadi sasaran peretasan besar-besaran yang terjadi 9 Juli 2025. Dalam serangan ini, seorang peretas berhasil menguras dana senilai lebih dari $42 juta dari platform. Nilai kerugian tersebut menjadikan kasus ini sebagai salah satu insiden peretasan kripto terbesar dalam beberapa bulan terakhir.
Perusahaan keamanan siber blockchain, PeckShield, mengungkapkan pesan yang tampaknya dikirim oleh tim pengembang GMX kepada peretas. Dalam pesan itu, GMX mengakui adanya eksploitasi dan menawarkan hadiah 10% dari total dana curian via insentif white hat bounty jika pelaku bersedia mengembalikan seluruh aset.
Sebagai tambahan, GMX menyatakan tidak akan mengambil langkah hukum lebih lanjut jika dana dikembalikan dalam kurun 48 jam.
.@GMX_IO has been exploited for ~$42M. The exploiter has bridged ~$9.6M worth of cryptos to #Ethereum. pic.twitter.com/SKTC1ubVEI
— PeckShield Inc. (@peckshield) July 9, 2025
GMX merupakan salah satu bursa derivatif yang populer di jaringan Arbitrum. Sejak meluncur pada 2021, GMX telah memfasilitasi volume perdagangan lebih dari $300 miliar dan melayani lebih dari 700 ribu pengguna.
Platform ini memungkinkan perdagangan aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum dengan leverage tinggi, hingga 100 kali. Namun, arsitektur keuangan yang kompleks juga membuka celah bagi eksploitasi seperti yang baru saja terjadi.
Belum ada laporan resmi pasca-serangan atau post-mortem dari tim GMX, namun data onchain menunjukkan peretas menargetkan dana di liquidity pool (LP) GMX V1, yang juga dikenal sebagai GLP.
Setelah berhasil membobol sistem, pelaku langsung memindahkan dana dari USDC ke ETH dan kemudian ke stablecoin DAI. Mereka juga mencuri aset lain seperti FRAX, wrapped Bitcoin (WBTC), wrapped Ethereum (WETH), serta beberapa token lain. Pola peretasan ini mengindikasikan bahwa strategi eksploitasi dilakukan secara sistematis dan cepat.
Hingga saat ini, wallet yang diduga milik peretas masih menyimpan aset senilai hampir $44 juta berdasarkan data dari Arkham Intelligence. Situasi ini menempatkan GMX dalam posisi sulit. Di satu sisi, mereka harus menjaga kepercayaan komunitas dan likuiditas pengguna. Di sisi lain, opsi hukum dan teknis terbatas karena sifat platform yang terdesentralisasi.


