Volubit.id — Saham GameStop kembali terseret turun setelah perusahaan ritel game itu melaporkan kinerja kuartalan yang stagnan sepanjang kuartal ketiga (Q3) 2025. Kinerja perusahaan yang lunglai, ditambah dengan penurunan tajam nilai Bitcoin yang mereka simpan dalam neraca, membuat saham GME milik perushaan treasury Bitcoin ini jeblok.
Pada perdagangan 11 Desember 2025, harga GME melemah lebih dari 3%. Penurunan menambah rangkaian kemelorotan yang sudah berlangsung sejak perusahaan memasukkan Bitcoin ke dalam strategi treasury pada Mei lalu.

Saat itu, GameStop membeli Bitcoin senilai $512 juta. Langkah tersebut menjadikan GameStop masuk ke dalam jajaran perusahaan publik Amerika yang mengadopsi aset digital sebagai cadangan korporat atau dikenal dengan istilah digital asset treasury (DAT). Namun sejak pembelian tersebut, harga saham GME tergerus sekitar 30%, jatuh dari $33 menjadi $23,35 sebelum laporan keuangan terbaru dirilis.
Laporan pendapatan kuartal ketiga perusahaan membuka kenyataan bahwa nilai Bitcoin yang mereka pegang telah menyusut $9,2 juta selama tiga bulan terakhir. Meski demikian, GameStop menegaskan portofolio Bitcoin mereka masih berada $19,4 juta di atas harga beli awal. Tidak ada transaksi jual-beli Bitcoin selama kuartal tersebut, menandakan perusahaan memilih bertahan meski pasar kripto memasuki fase tekanan.
Penurunan valuasi ini tidak lepas dari koreksi Bitcoin yang anjlok 19% dalam tiga bulan, dari $115.500 menjadi $92.280, mengikuti salah satu gelombang likuidasi terbesar dalam sejarah kripto yang menghapus posisi senilai $19 miliar hanya dalam satu hari.
Perubahan sentimen pasar kripto juga menyeret pemain besar lainnya. Strategy yang memegang lebih dari $61 miliar Bitcoin, mengalami pelemahan saham drastis dan bahkan terancam dikeluarkan dari indeks saham utama. Pendirinya, Michael Saylor, untuk pertama kalinya mengakui kemungkinan perusahaan harus menjual sebagian Bitcoin untuk memenuhi kewajiban finansial, berlawanan dengan pesan optimistis yang ia kumandangkan bertahun-tahun kepada investor.
Strategy kini membentuk cadangan kas $1,44 miliar untuk pembayaran dividen sebagai upaya menghindari penjualan Bitcoin.
Di tengah tekanan itu, GameStop membuka kemungkinan serupa. Perusahaan menyebut adanya kemungkinan menjual Bitcoin sebagai bagian dari pengelolaan treasury. Pernyataan tersebut bukan hal baru, karena juga muncul dalam laporan kuartal sebelumnya. Namun dengan tekanan pasar yang semain berar, kndisinya saat ini membuat klausul itu kini dibaca dengan lebih serius oleh investor.
Penurunan nilai treasury Bitcoin menjadi ironi bagi GameStop, yang awalnya melihat aset digital tersebut sebagai bantalan likuiditas sekaligus sinyal modernisasi strategi bisnis.
Di sisi operasional, kondisi perusahaan tidak menunjukkan pemulihan berarti. Penjualan tiga bulannya turun 4,5% dari $860,3 juta menjadi $821 juta, sementara penjualan sembilan bulannya hanya turun tipis dari $2,54 miliar menjadi $2,52 miliar. Laba kotor kuartalan naik 6,2% dan laba kotor sembilan bulannya meningkat 7,8%, tapi perbaikan margin ini belum cukup mengubah persepsi pasar bahwa bisnis inti perusahaan masih berjalan di tempat.
Reaksi investor pun bergerak cepat. Saham GME kembali tertekan ke $22,40 per lembar, turun lebih dari 3% dalam sehari. Dengan posisi itu, GameStop telah kehilangan sekitar 32% nilai pasar sejak pertaruhan Bitcoin mereka dimulai. Tekanan ganda dari bisnis ritel yang stagnan dan portofolio Bitcoin yang terdepresiasi menempatkan perusahaan dalam situasi serba sulit.
Jika tren bearish kripto berlanjut, peluang GameStop untuk menjual sebagian Bitcoin sebagai upaya menjaga likuiditas bisa menjadi langkah yang semakin sulit dihindari.


