Hyperliquid Tanggapi Kritik Soal Jaringan yang Dinilai Terlalu Sentralistik

Volubit.id — Platform trading kripto dan blockchain Layer 1 (L1) Hyperliquid merespons kritik komunitas terkait transparansi dan sentralisasi jaringan validator mereka. Belakangan, Hyperliquid kerap mendapat tudingan miring terutama lantaran jaringan validator mereka dinilai terlalu terpusat dan bahwa kursi untuk validator dapat diperjualbelikan.

Dalam pernyataan resmi yang diunggah melalui akun Twitter mereka, Hyperliquid membantah tuduhan tersebut. Mereka menjelaskan bahwa semua validator yang saat ini aktif dipilih berdasarkan performa mereka selama fase uji coba.

“Tidak ada cara untuk membeli posisi sebagai validator, dan klaim sebaliknya hanya meremehkan kerja keras para validator yang telah berkontribusi memahami sistem ini,” tulis Hyperliquid dalam unggahannya.

Kendati demikian, kritik terhadap jumlah validator yang rendah dan kurangnya transparansi tersebut terus mencuat di media sosial dan forum online. Hyperliquid sendiri saat ini tercatat hanya memiliki 16 validator. Konfigurasi 16 validator ini dinilai berpotensi menciptakan jaringan yang terlalu terpusat.

Untuk menanggapi hal tersebut, Hyper Foundation menyatakan mereka berkomitmen untuk memperluas pool validator seiring perkembangan jaringan. Mereka juga telah meluncurkan program delegasi token yang diklaim bertujuan mendukung validator berkinerja tinggi sekaligus meningkatkan desentralisasi jaringan.

Selain isu validator, komunitas Hyperliquid juga mengkritik penggunaan source code tertutup dan sistem binary tunggal yang dinilai bertentangan dengan prinsip desentralisasi sebagai fondasi blockchain. Dengan source code tertutup ini, artinya software yang digunakan Hyperliquid untuk menjalankan node-nya tidak tersedia untuk umum.

Implikasinya, pihak ketiga tidak memiliki akses untuk meninjau, memodifikasi, atau mengaudit kode tersebut. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran tentang kurangnya transparansi dan potensi kontrol yang terpusat pada satu entitas, yang dianggap menyerupai sifat centralized exchange (CEX).

Hyperliquid mengakui saat ini kode mereka memang belum terbuka. Alasannya adalah bahwa langkah ini diambil untuk memastikan keamanan jaringan. Mereka berjanji akan membuka kode tersebut di masa depan setelah sistem dianggap cukup matang dan aman dari potensi eksploitasi.

Sementara itu, sistem binary tunggal merujuk pada penggunaan satu perangkat lunak utama yang dijalankan oleh semua validator di jaringan. Artinya, seluruh validator Hyperliquid bergantung pada software yang sama untuk menjalankan fungsinya. Pendekatan ini dinilai lebih sederhana dan efisien, terutama untuk tahap awal pengembangan jaringan.

Sayangnya, risiko inheren yang melekat pada sistem ini, seperti potensi kegagalan sistem secara keseluruhan jika ditemukan kerentanan dalam software tersebut. Meski begitu, Hyperliquid membela pendekatan ini dengan menyatakan bahwa proyek besar lain seperti Solana juga menggunakan sistem binary tunggal untuk sebagian besar validatornya.

Hyperliquid berargumen bahwa strategi ini memungkinkan pengelolaan yang lebih terkoordinasi dan stabil, meskipun tetap menjanjikan diversifikasi di masa mendatang untuk meningkatkan ketahanan jaringan.

Hyperliquid sebelumnya meluncurkan token HYPE pada November 2024 melalui token generation event (TGE) dan airdrop. Sebanyak 31% dari total suplai atau sekitar 310 juta token, didistribusikan kepada kontributor dan pengguna aktif.

Harga token sempat melonjak hingga mencapai rekor tertinggi alias all time high (ATH) $35,73 pada Desember 2024 sebelum turun 40% menjadi $21 pada awal tahun ini. Saat ini, nilai pasar HYPE mencapai $7,3 miliar dengan suplai beredar sekitar 333 juta token.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *