Ilmuwan Cina Klaim Berhasil Bobol Algoritma Kripto dengan Komputer Kuantum

Volubit.id — Peneliti dari Universitas Shanghai Cina yang dipimpin oleh Wang Chao mengklaim berhasil menggunakan komputer kuantum yang diproduksi oleh D-Wave asal Kanada untuk membobol algoritma kripto.

Temuan ini dicatat dalam makalah yang diterbitkan pada 30 September di jurnal akademik, China Computer Federation (CCF) Chinese Journal of Computers.

South China Morning Post pada 11 Oktober lalu melaporkan, para ilmuwan itu menggunakan quantum annealing, metode komputasi kuantum yang dilakukan dengan mencari status energi terendah.

Ilmuwan-ilmuwan tersebut menargetkan algoritma Present, Gift-64, dan Rectangle, fondasi struktur Substitution-Permutation Network (SPN) yang mendukung advanced encryption standards (AES), yang banyak digunakan untuk mengenkripsi wallet kripto.

Saat ini AES-256 dianggap sebagai salah satu standar enkripsi paling aman yang pernah ada. Namun, para ilmuwan Cina mengatakan komputer kuantum bisa menjadi ancaman karena dapat melemahkan mekanisme perlindungan kata sandi tersebut.

Wang Chao dan rekan-rekannya mengatakan dalam makalah bahwa teknik quantum annealing yang mereka gunakan mirip dengan algoritma kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang mampu mengoptimalkan solusi dalam skala global.

“Untuk pertama kalinya komputer kuantum bisa menimbulkan ancaman secara nyata dan substansial terhadap beberapa algoritma SPN skala penuh yang digunakan saat ini,” kata tim Wang.

Meskipun mengklaim berhasil membobol algoritma kripto, Wang dan timnya mengakui masih ada keterbatasan dan hambatan yang mereka hadapi. Hambatan tersebut berasal dari faktor lingkungan, keterbatasan hardware, dan tantangan dalam merancang satu serangan algoritma yang mampu menembus beberapa sistem.

Mereka mencatat, pengembangan lebih dalam dapat menciptakan serangan kuantum yang lebih kuat di masa depan dan tentunya bisa menjadi ancaman bagi sistem kriptografi yang ada.

Komputasi kuantum diketahui telah lama ditakuti komunitas kripto karena dianggap bisa menjadi ancaman. Sistem komputer yang mampu memecahkan enkripsi ini bisa mencuri dana pengguna kripto dalam jumlah besar dan dengan kecepatan tinggi.

Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, pada Maret lalu telah mengungkap cara mengurangi risiko serangan komputasi kuantum di masa depan. Menurutnya, hard fork sederhana dapat menumbangkan masalah tersebut.

Buterin mengatakan blockchain harus melakukan hard fork dan pengguna harus mengunduh wallet software baru. Dia juga mengungkapkan, perlu infrastruktur yang lebih mumpuni untuk mengimplementasikan hard fork pada blockchain Ethereum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *